How to Do and To Be a Professional Hospitality (Menjadi dan Bertindak Profesional di Dunia Hospitality)

14 hours ago 9

Oleh: Euis Balillah,MM (Dosen ICBI)

Keramahtamahan Lebih dari Sekadar Senyum

Industri hospitality atau keramahtamahan adalah wajah dari dunia pariwisata modern. Di balik senyum ramah seorang resepsionis hotel, keramahan pelayan restoran, serta sigapnya pelayanan di bandara, terselip nilai profesionalisme yang menjadi fondasi utama keberhasilan. Hospitality bukan hanya tentang “melayani tamu”, tetapi juga tentang bagaimana memberikan pengalaman yang berkesan dan bernilai emosional.

Di era globalisasi seperti sekarang, sektor hospitality memegang peranan penting dalam membentuk citra destinasi wisata. Setiap hotel, restoran, dan tempat wisata berlomba-lomba menciptakan pelayanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga hangat dan manusiawi. Karena itu, profesionalisme menjadi tuntutan utama bagi setiap individu yang bekerja di bidang ini.

Namun, menjadi profesional tidak datang begitu saja. Dibutuhkan proses pembelajaran, latihan, dan komitmen untuk selalu berperilaku sesuai standar kerja yang berlaku di industri. Profesionalisme bukan hanya tampak dari penampilan luar, tetapi juga dari sikap, etika, dan tanggung jawab moral dalam setiap tindakan.

Makna Profesionalisme dalam Dunia Hospitality

Kata “profesional” sering kali diartikan sebagai seseorang yang ahli dalam bidangnya. Namun dalam konteks hospitality, profesionalisme memiliki makna yang lebih luas. Ia tidak hanya bicara tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang karakter, integritas, dan kemampuan interpersonal.

Menurut Walker (2020), profesionalisme dalam industri hospitality mencakup lima unsur penting:

  1. Pengetahuan (Knowledge)— memahami sistem kerja, produk, dan kebutuhan tamu.
  2. Keterampilan (Skills)— kemampuan teknis dalam melayani tamu dengan cepat serta ketepatan waktu dalam melayani
  3. Sikap (Attitude)— memiliki semangat positif dan empati tinggi
  4. Etika (Ethics)— menjaga perilaku dan kejujuran dalam bekerja.
  5. Komitmen (Commitment)— konsistensi dalam memberikan pelayanan terbaik.

Profesional sejati dalam hospitality bukan hanya tahu “apa yang harus dilakukan”, tetapi juga “mengapa dan bagaimana melakukannya dengan benar”.

Kesan Pertama ( First Impression ), Cerminan Profesionalisme

Dalam dunia perhotelan dan restoran, kesan pertama memiliki kekuatan luar biasa.
Seorang tamu mungkin lupa nama hotel yang ia tinggali, tetapi ia tidak akan lupa bagaimana ia disambut. Sapaan hangat, tatapan bersahabat, dan pelayanan yang cepat bisa menjadi alasan tamu ingin Kembali  ( Repeat Guest )

Sebaliknya, kesalahan kecil seperti ekspresi wajah yang datar, nada bicara ketus, atau keterlambatan dalam melayani bisa meninggalkan kesan buruk. Maka, setiap pegawai hospitality harus memahami bahwa penampilan dan sikap adalah bahasa pertama profesionalisme.

Tiga Pilar Profesionalisme: Disiplin, Empati, dan Etika

  1. Disiplin

Disiplin bukan hanya tentang datang tepat waktu, tetapi juga tentang menepati janji dan tanggung jawab. Dunia hospitality memiliki standar yang ketat . kita ambil contoh jadwal check-in, pemesanan makanan, hingga pengaturan acara—semuanya membutuhkan kedisiplinan tinggi.

Keterlambatan satu orang bisa berdampak pada seluruh tim. Karena itu, pekerja profesional memahami bahwa disiplin bukan sekadar aturan, melainkan bentuk penghargaan terhadap pekerjaan dan rekan kerja.

  1. Empati

Hospitality adalah tentang manusia. Setiap tamu datang dengan latar belakang dan kebutuhan berbeda. Pekerja profesional harus mampu membaca emosi, memahami kebutuhan, dan memberi pelayanan yang membuat tamu merasa diperhatikan.

Misalnya, tamu yang lelah setelah perjalanan jauh tentu lebih menghargai sambutan yang ramah daripada sekadar prosedur check-in yang kaku. Itulah mengapa empati menjadi inti dari pelayanan yang tulus.

  1. Etika

Etika profesional mencakup kesopanan, kejujuran, dan kerahasiaan. Dalam industri ini, pekerja sering berhadapan dengan tamu dari berbagai budaya, status sosial, dan agama. Menghargai perbedaan dan menjaga sikap netral adalah bagian dari etika kerja.

Pekerja hospitality juga wajib menjaga privasi tamu. Apa pun yang dilihat atau didengar selama bekerja, tidak boleh disebarkan. Etika ini menjadi landasan moral yang membedakan profesional sejati dari sekadar “pekerja jasa”.

Profesionalisme di Era Digital dan Globalisasi

Perkembangan teknologi membuat dunia hospitality berubah cepat. Saat ini, pengalaman tamu dimulai bahkan sebelum mereka tiba di hotel—melalui ulasan daring, situs pemesanan, dan media sosial. Karena itu, profesionalisme perlu hadir di dunia digital.

Pegawai hotel perlu melek teknologi: memahami sistem online booking, manajemen data tamu, hingga cara merespons komentar di platform daring. Respons yang cepat, sopan, dan solutif akan meningkatkan reputasi perusahaan. Sebaliknya, komentar negatif yang tidak ditangani dengan profesional bisa menyebar luas dan merusak citra hotel.

Selain itu, tren keberlanjutan (sustainability) kini menjadi bagian dari profesionalisme modern. Perusahaan hospitality dituntut menerapkan praktik ramah lingkungan seperti pengurangan plastik, efisiensi energi, dan dukungan terhadap produk lokal. Pekerja yang memahami nilai-nilai keberlanjutan menunjukkan profesionalisme yang berpikir jauh ke depan.

Pendidikan dan Pelatihan: Pondasi Menjadi Profesional

Menjadi profesional di dunia hospitality tidak bisa hanya belajar dari pengalaman. Pendidikan formal dan pelatihan praktik memiliki peran penting. Sektor formal akademisi dalam hal ini akademi perhotelan memberikan bekal teori, etika, dan standar kerja internasional. Sementara pelatihan lapangan (on the job training) mengasah kemampuan adaptasi dan kecepatan dalam melayani.

Pelatihan berkelanjutan juga diperlukan agar karyawan tidak tertinggal oleh perkembangan industri. Pelatihan komunikasi, leadership training, hingga digital hospitality management membantu pekerja terus berkembang.

Menjadi Profesional Adalah Perjalanan

Profesionalisme bukan tujuan akhir, tetapi perjalanan panjang yang harus dijaga setiap hari. Sikap profesional tidak hanya berlaku di tempat kerja, tetapi juga di kehidupan pribadi. Cara seseorang berinteraksi dengan rekan kerja, menghargai waktu, dan menghadapi kritik menunjukkan tingkat profesionalismenya.

Being Profesional in hospitality  berarti menjadi pribadi yang tulus, sabar, dan penuh dedikasi. Karena pada dasarnya, hospitality adalah pekerjaan yang berhubungan dengan hati. Seperti yang sering dikatakan oleh para pelaku industri:

“Hospitality is not a service you provide, it’s a way of making people feel.”

Penutup

Profesionalisme adalah napas dari dunia hospitality. Ia bukan hanya tentang keahlian, tetapi tentang bagaimana seseorang menghadirkan pengalaman yang berkesan bagi orang lain. Di tengah persaingan yang ketat, profesionalisme menjadi nilai yang tak lekang oleh waktu — modal utama untuk membangun reputasi, karier, dan kepercayaan pelanggan.

Dengan semangat disiplin, empati, dan etika, para pekerja hospitality diharapkan mampu menghadirkan layanan yang bukan hanya memuaskan, tetapi juga menyentuh hati ( deep touch). Karena pada akhirnya, tamu mungkin lupa detail pelayanan kita, tetapi mereka tidak akan pernah lupa bagaimana mereka diperlakukan. First Impression Mewakili Last Impression. (*)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |