Anggarkan Rp12 Miliar, Pemkot Sukabumi Revitalisasi Sekolah dan Sistem Pendidikan

SUKABUMI — Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki menegaskan bahwa sektor pendidikan menjadi prioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kota Sukabumi. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Rabu (29/10/2025).

Kunjungan yang diterima langsung oleh Direktur Sekolah Dasar Kemendikdasmen, Moch Salim Somad, membahas penguatan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan implementasi program digitalisasi pendidikan di Kota Sukabumi.

“Kami ingin menjadikan Sukabumi sebagai kota percontohan dalam tata kelola pendidikan dasar. Saat ini kami sedang memperkuat pengisian Dapodik agar seluruh data sekolah valid dan sesuai kondisi lapangan,” ujar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki.

Ia menambahkan, keakuratan data menjadi kunci agar kebijakan dan bantuan pemerintah pusat tepat sasaran. “Masih ada sekitar 19 sekolah yang perlu perhatian dalam perbaikan fasilitasnya,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas rencana rehabilitasi sekolah senilai Rp12 miliar serta percepatan digitalisasi pembelajaran melalui pengadaan perangkat laptop, papan tulis digital, dan konten edukasi berbasis teknologi. Program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto mengenai penguatan SDM, teknologi, dan peningkatan kesejahteraan guru.

“Kami menargetkan pada 2026 seluruh sekolah di Kota Sukabumi terintegrasi dalam sistem digital nasional dan tidak ada sekolah yang tertinggal dalam pengisian Dapodik,” jelas Ayep.

Pertemuan tersebut disambut baik oleh Direktur SD Kemendikdasmen, Moch Salim Somad, menyambut baik komitmen Pemkot Sukabumi. “Jarang ada kepala daerah yang datang langsung untuk membahas teknis Dapodik dan kondisi sekolah. Ini menunjukkan keseriusan memperbaiki mutu pendidikan dasar,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Novian Restiadi, menuturkan pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan, produktivitas, dan daya saing masyarakat. “Pendidikan membekali individu agar mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan menghadapi tuntutan pasar kerja modern,” ujarnya.

Komitmen Pemkot Sukabumi diwujudkan melalui koordinasi intensif dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memperkuat tata kelola, sarana prasarana, dan sistem pendidikan berbasis digital. Berbagai langkah dilakukan, mulai dari pembangunan serta perbaikan ruang kelas, penguatan Dapodik, hingga penyediaan perangkat pembelajaran berbasis teknologi dan AI.

Novian menjelaskan, Pemkot juga meningkatkan dukungan pembiayaan pendidikan melalui BOS Daerah (BOSDA), hibah Kartu Cerdas untuk siswa kurang mampu, serta tunjangan bagi tenaga pendidik. “Kami memastikan layanan pendidikan inklusif, berkualitas, dan merata untuk seluruh warga,” katanya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi saat ini menjalankan sejumlah program strategis, antara lain revitalisasi sarana pendidikan, digitalisasi sekolah, rintisan Sekolah Rakyat tingkat SMP tahun 2026 untuk anak dari keluarga kurang mampu, dan pengembangan sekolah inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus. Pemerintah juga mendorong penguatan kompetensi guru melalui kerja sama dengan BBPMP dan BBGP.

Selain itu, Pemkot tengah mengembangkan kurikulum berbasis pembelajaran digital, penerapan AI, penguatan literasi dan numerasi, serta inovasi pembelajaran melalui gamifikasi, platform digital, dan metode flipped classroom. Dinas Pendidikan juga mulai menyiapkan laptop dan chromebook untuk mendukung program digitalisasi pembelajaran.

Di sisi manajerial, Pemkot menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tata kelola pendidikan berbasis prinsip BERAKHLAK bagi seluruh satuan pendidikan. Upaya ini didukung pengembangan kompetensi kepala sekolah dan guru melalui pelatihan berkelanjutan, peningkatan kapasitas kepemimpinan, dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Novian menyebut tantangan terbesar saat ini meliputi pemenuhan sarana prasarana, peningkatan kualitas SDM pendidikan, keterbatasan anggaran, serta tuntutan adaptasi teknologi. Namun demikian, indikator maju mulai terlihat, termasuk peningkatan kualitas literasi dan numerasi dengan capaian kategori Tuntas Madya serta perbaikan kesejahteraan guru melalui BOSDA.

“Target kami adalah menjadikan Kota Sukabumi sebagai daerah percontohan tata kelola pendidikan dasar di Indonesia, dengan rata-rata lama sekolah mencapai 13 tahun dan akses pendidikan yang merata,” tegas Novian.

Pemkot juga menargetkan peningkatan angka partisipasi pendidikan tinggi hingga 75 persen dan menjadikan Sukabumi kota dengan kualitas SDM unggul, adaptif teknologi, serta berkarakter.

“Kami optimistis dengan dukungan semua pihak, Sukabumi akan menjadi kota termaju dalam pengelolaan pendidikan dasar di Jawa Barat,” tutupnya. (wdy)