Bangun Budaya Kolaborasi Guru Lewat Gula Manis, Yessy Guru SMPN 12 Kota Sukabumi jadi Juara 2 Pelopor Kombel SD/SMP se-Jabar

9 hours ago 2

SUKABUMI — Yessy Tri Noviani, guru SMP Negeri 12 Kota Sukabumi sekaligus Ketua Komunitas Belajar (Kombel) Gula Manis, berhasil meraih Juara 2 Apresiasi GTK kategori Pelopor Komunitas Belajar (Kombel) SD/SMP pada ajang apresiasi tingkat Jawa Barat. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan komunitas belajar mampu melahirkan perubahan positif dan memperkuat budaya kolaborasi antar guru.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan bangga. Penghargaan ini adalah hadiah atas perjalanan kolaborasi bersama komunitas belajar Gula Manis. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi milik seluruh anggota komunitas,” ujar Yessy saat dihubungi Radar Sukabumi, Senin (17/11/2025).

Yessy menegaskan bahwa apresiasi ini menjadi pengingat bahwa peran guru lebih luas dari sekadar mengajar di ruang kelas.

“Penghargaan ini menjadi penguat bahwa peran guru tidak berhenti di kelas. Guru dapat menjadi motor penggerak perubahan,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan ini menunjukkan bahwa budaya kolaborasi yang dibangun di SMPN 12 semakin terlihat dampaknya dan mampu mengharumkan nama sekolah di tingkat provinsi. Komunitas Belajar Gula Manis singkatan dari Guru Belajar Semangat dan Optimis—dibentuk Yessy pada akhir 2022, setelah dirinya mengikuti Pelatihan Penggerak Komunitas Belajar tingkat nasional di Jakarta.

Awalnya komunitas ini hanya beranggotakan guru di lingkungan SMPN 12. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan Gula Manis menarik minat guru dari berbagai sekolah sehingga berkembang menjadi komunitas belajar lintas sekolah. Saat ini, Gula Manis telah memiliki sekitar 150 anggota aktif yang berasal dari guru SD dan SMP se-Kota Sukabumi.

“Motivasi terbesar saya adalah keinginan agar guru tidak berjalan sendirian. Ketika guru punya ruang aman untuk belajar dan berkolaborasi, mereka akan jauh lebih percaya diri, inovatif, dan pada akhirnya siswa yang akan menerima manfaatnya,” jelas Yessy.

Dikatakannya, Gula Manis memiliki tiga pilar utama yang menjadi fondasi kegiatan, yaitu yang pertama, Belajar dengan lingkup kegiatan Learn & Grow Forum: forum belajar dan diskusi mingguan dan Kunjungan Belajar: belajar langsung dari narasumber kompeten, seperti ke BBGTK Jawa Barat dan BBGTK Yogyakarta.
Kedua, Berbagi dan Berkolaborasi dimana diisi dengan berbagai kegiatan Kolaborasi Antar Komunitas (Kolak) seperti menggelar webinar bersama narasumber ahli. Kemudian kegiatan Berbagi Praktik Baik dimana guru saling menyampaikan praktik pembelajaran yang sudah dicoba di kelas. Kegiatan lainnya Sharing Lintas Sekolah: anggota GULA MANIS menjadi narasumber di sekolah lain.

Ketiga, Apresiasi dan Refleksi dimana kegiatannya melingkupi Gula Manis Award: apresiasi bagi guru inovatif. Refleksi Komunitas: evaluasi berkelanjutan untuk menjaga kualitas program serta Kegiatan Fleksibel, Hangat, dan Dibangun dari Kebutuhan Guru.

“Alhamdulilah selama tiga tahun berjalan tentunya ada dampak nyata dengan adanya komunitas ini seperti guru menjadi lebih percaya diri dan berani bereksperimen, pembelajaran di kelas lebih bervariasi dan interaktif, penggunaan teknologi meningkat, budaya kolaborasi semakin kuat bahkan beberapa sekolah kini mulai mengadopsi model kegiatan Gula Manis seperti Learn dan Grow Forum, KOLAK, hingga Kunjungan Belajar,” terangnya.

Yessy mengakui bahwa tantangan terbesar dalam mengelola komunitas adalah waktu. Namun hal itu dapat teratasi dengan membuat kegiatan fleksibel dan bermakna, serta menjaga suasana komunitas agar hangat dan menyenangkan.

“Guru hadir bukan karena kewajiban, tetapi karena merasa butuh dan nyaman,” tuturnya.

Gula Manis mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Sukabumi berupa SK pengesahan komunitas, arahan, dan kesempatan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan peningkatan kompetensi. Yessy berharap penghargaan ini menjadi jembatan untuk memperluas jejaring GULA MANIS dan mendorong lebih banyak guru membangun komunitas belajar di sekolah masing-masing.

“Komunitas belajar sangat penting. Deep learning menuntut guru terus berefleksi, mencoba strategi baru, dan memahami kebutuhan siswa. Itu tidak bisa dilakukan sendirian,” tutupnya.(wdy)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |