SUKABUMI – Hingga kini, warga dari Kecamatan Kabandungan dan Kecamatan Kalapanunggal, masih menduga gempa magnitudo 4,0 beserta susulannya pada Sabtu (20/9) lalu akibat aktivitas pengeboran panas bumi oleh Star Energy. Untuk itu, mereka pun mendatangi perusahaan yang beraktivitas pada geothermal pada Senin (22/9) dengan maksud bertanya sekaligus melayangkan tuntutan.
Isu itu pun turut direspons oleh anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Hamzah Gurnita. Pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi II meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap tenang. Hamzah menegaskan, akan melakukan langkah-langkah. Salah satunya dengan kordinasi dengan semua pihak terkait, baik pemerintah desa, kecamatan, ataupun BMKG agar isu dampak gempa yang dirasakan dan membuat keresahan di masyarakat memiliki dasar ilmiah yang jelas. Sehingga bersandar pada informasi resmi dari pihak berwenang, seperti BMKG, yang memiliki otoritas dalam memberikan data terkait potensi bencana.
“Saya imbau kepada masyarakat khususnya di wilayah Kabandungan dan sekitarnya agar tidak panik menghadapi isu gempa. Jangan mudah percaya dengan kabar yang tidak jelas sumbernya. Serahkan soal informasi kebencanaan kepada BMKG yang memang punya kewenangan,” kata Hamzah kepada Radar Sukabumi di Palabuhanratu, Selasa (30/9)
Hamzah juga mengajak warga lebih bijak dalam menerima informasi yang berkembang. Kendati hingga kini getaran masih terasa di Kabandungan dan sekitarnya yang notabene lokasinya berdekatan dengan perusahaan Star Energy Geotermal.
Dia mengapresiasi langkah pemerintah daerah dan aparat terkait yang terus melakukan sosialisasi kebencanaan, termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi dan langkah cepat saat terjadi bencana alam. Terlebih, dari informasi yang didapatnya bahwa pihak BMKG telah melakukan upaya penjelesan bahwa getaran gempa yang dirasakan masyarakat merupakan rangkaian gempa bumi yang mengguncang wilayah Sukabumi dalam beberapa hari terakhir sebelumnya, dan dipastikan berasal dari aktivitas sesar aktif.
“Sosialisasi dan edukasi harus terus dilakukan agar masyarakat lebih siap dan tanggap. Bukan malah dibuat resah dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Hamzah menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan kekompakan warga dalam menghadapi setiap situasi. Menurutnya, kepanikan akibat keresahan justru akan memperburuk keadaan, sementara ketenangan bisa membantu masyarakat lebih sigap jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
“Yang terpenting kita tetap waspada, berdoa, dan memperkuat kesiapan keluarga maupun lingkungan. Tapi jangan sampai ketakutan berlebihan justru mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat,” ucap Hamzah.
“Kita akan terus memantau dan melakukan kordinadi dengan pihak pihak terkait, baik pihak perusahaan, pemrintahan Desa, Kecamatan, maupun daerah hingga BMKG,” tandasnya. (ndi)