Ini Baru Hebat! Mahasiswa STIKes Sukabumi Ciptakan Salep Herbal Penyembuh Luka Diabetes dari Daun Kirinyuh dan Kupu-Kupu Putih

3 hours ago 4

SUKABUMI – Inovasi membanggakan datang dari sekelompok mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Sukabumi. Mereka berhasil menciptakan produk salep herbal penyembuh luka diabetes berbasis bahan alami yang diberi nama CHROSYN Derm Ointment. Produk ini terbuat dari ekstraksi daun kirinyuh (Chromolaena odorata) dan tanaman kupu-kupu putih (Syngonium podophyllum), diformulasikan melalui metode green synthesis yang ramah lingkungan.

Tim inovatif ini terdiri dari Syakila Cahyawati, Syifa Akhilia, dan Alya Nabila Suhendi, mahasiswa dari Program Studi Keperawatan dan Kebidanan STIKes Sukabumi. Di bawah bimbingan Dosen STIKes Waqid Sanjaya, mereka berhasil lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dan memperoleh pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek.

Menurut ketua tim, Syakila Cahyawati gagasan ini muncul dari keprihatinan terhadap tingginya angka penderita diabetes melitus (DM) di Indonesia, khususnya di Sukabumi.

“Berdasarkan data tahun 2024, tercatat sekitar 6.480 warga Sukabumi mengalami diabetes. Angka ini menunjukkan perlunya solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga mudah dijangkau masyarakat,” ungkap Syakila.

Ia menambahkan bahwa banyak tanaman lokal yang sebenarnya memiliki potensi besar namun kurang dimanfaatkan.

“Padahal, di sekitar kita banyak tanaman yang sering dianggap gulma, seperti daun kirinyuh. Tanaman itu justru memiliki senyawa aktif yang dapat mempercepat penyembuhan luka secara alami,” jelasnya.

Secara ilmiah, daun kirinyuh mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin yang berfungsi sebagai antimikroba, antioksidan, dan hemostatik, membantu mempercepat proses penyembuhan luka.

Sementara tanaman kupu-kupu putih kaya akan senyawa fenolik yang berperan dalam regenerasi jaringan kulit serta mencegah infeksi mikroba.

“Kombinasi kedua tanaman ini menghasilkan efek sinergis yang mempercepat penyembuhan luka diabetes secara alami, tanpa efek samping bahan kimia,” terang Alya Nabila Suhendi, anggota tim yang bertanggung jawab dalam proses formulasi dan produksi.

Tak hanya menonjol dari sisi ilmiah, produk ini juga memiliki nilai ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

“Kami ingin menghadirkan produk yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga mendukung pemberdayaan tanaman lokal yang mudah ditemukan di sekitar masyarakat,” kata Syifa Akhilia, yang mengelola aspek keuangan dan pemasaran CHROSYN.

Keberhasilan tim CHROSYN menembus program PKM-K Belmawa Kemendikbudristek menjadi bukti bahwa inovasi mahasiswa dapat memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Dengan dukungan pendanaan tersebut, tim berencana memperluas jangkauan pemasaran melalui media sosial, platform marketplace, serta kerja sama dengan apotek dan layanan kesehatan lokal.

“Kami ingin CHROSYN dikenal luas sebagai produk herbal unggulan dari Sukabumi yang lahir dari tangan mahasiswa muda,” ujar Syifa optimistis.

Dosen pembimbing, Waqid Sanjaya,menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras mahasiswanya.

“Produk ini menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menghadirkan inovasi nyata yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga mendukung prinsip wirausaha berkelanjutan dan pemanfaatan tanaman lokal,” tuturnya.

Ke depan, tim CHROSYN berencana melanjutkan uji laboratorium lanjutan dan pengurusan izin edar BPOM, serta mengembangkan produk ini ke skala industri. Tidak hanya untuk penyembuhan luka diabetes, mereka juga menargetkan pengembangan varian produk untuk perawatan luka ringan dan perawatan kulit alami.(wdy)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |