KTT Peradaban Islam & Pesantren Digelar di Sukabumi, MWCNU Cisaat Tegaskan Marwah Pesantren di Tengah Polemik Media

7 hours ago 4

SUKABUMI – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Cisaat akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peradaban Islam & Pesantren 2025 pada Selasa, 21 Oktober 2025, bertempat di Universitas Nusa Putra Sukabumi. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ketua MWCNU Cisaat, Muhammad Azzaam Muttaqie, Lc, sebagai respons atas dinamika nasional yang menyentuh marwah pesantren.

Konferensi ini digelar menyusul polemik tayangan program “Xpose Uncensored” di stasiun Trans7 yang dinilai melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo dan KH. Anwar Manshur. Tayangan tersebut memicu kecaman luas dari masyarakat, alumni pesantren, dan lembaga keagamaan nasional. NU Online dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan keprihatinan mendalam, menegaskan bahwa media seharusnya menjadi sarana edukatif, bukan provokatif, terutama dalam isu keagamaan.

Gelombang protes juga merebak di media sosial, dengan tagar #BoikotTrans7 menjadi trending. Trans7 akhirnya menyampaikan permintaan maaf resmi setelah mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Kasus ini menjadi pemicu kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kehormatan pesantren sebagai pilar moral bangsa.

Dalam konteks tersebut, KTT Peradaban Islam & Pesantren 2025 hadir sebagai forum refleksi dan pembelaan intelektual terhadap institusi pesantren. Ketua MWCNU Cisaat, Muhammad Azzaam Muttaqie, menegaskan bahwa konferensi ini menjadi panggung strategis untuk meneguhkan kembali posisi pesantren sebagai pusat nilai, ilmu, dan budaya Islam.

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan. Ia adalah benteng peradaban Islam dan penjaga tradisi keilmuan yang luhur. Ketika pesantren dihina, yang diserang bukan hanya kiai dan santri, tapi juga jantung moral bangsa,” ujar Azzaam.

Ia menambahkan bahwa KTT ini juga menjadi momentum untuk memperkuat literasi media di kalangan santri agar lebih kritis terhadap konten yang berpotensi menyesatkan atau mendiskreditkan lembaga keagamaan.

Konferensi akan menghadirkan ulama, akademisi, dan tokoh pesantren dari berbagai daerah, dengan tema besar “Membangun Jembatan Peradaban Islam 2030: Meneguhkan ASWAJA di Era Digital dan Tantangan Media.” Agenda utama meliputi sidang plenari, simposium internasional pesantren, dan peluncuran program strategis Visi Peradaban Islam 2030.

Melalui KTT ini, MWCNU Cisaat berharap dapat meneguhkan kembali martabat pesantren sebagai pilar keilmuan dan peradaban Islam di Indonesia, sekaligus mengirim pesan bahwa masyarakat pesantren memiliki peran aktif dalam menjaga etika media dan narasi publik yang adil.

“KTT ini bukan ajang balas dendam, melainkan ruang dialog dan refleksi. Kita ingin mengembalikan pesantren pada posisi mulianya – sumber ilmu, sumber akhlak, dan sumber peradaban,” tutup Azzaam.

Dengan semangat itu, Sukabumi akan menjadi saksi lahirnya gelombang baru kebangkitan Islam moderat yang berakar pada tradisi, beradab dalam ekspresi, dan berkeadilan dalam visi kebangsaan.(*)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |