Duduk Perkara ASN Sukabumi Dilaporkan Atas Dugaan Penganiayaan, Berawal Cekcok di Warung 

3 weeks ago 24

SUKABUMI — Seorang aparatur sipil negara (ASN) berinisial S dilaporkan ke Polsek Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, atas dugaan penganiayaan terhadap warga bernama Cecep (53). Insiden terjadi pada Selasa malam, 29 Juli 2025, di sebuah warung keluarga di Kampung Bojonggenteng, Desa Pabuaran.

Menurut keterangan korban, aksi kekerasan bermula saat S diduga hendak menampar istrinya, Nina Marlina. Cecep yang berusaha melindungi sang istri justru menjadi sasaran cakaran di wajah dan dada.

“Dia mau nampar istri saya, saya halangin. Tiba-tiba tangan saya ditarik ke bawah, muka saya dicakar,” ujar Cecep saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/8/2025).

Cecep menunjukkan foto-foto luka cakaran dan sobekan pakaian sebagai bukti pelaporan. Ia mengaku langsung membuat laporan polisi dan menjalani visum di Puskesmas setempat.

Ketegangan dipicu oleh anak perempuan pelaku yang menangis setelah ditarik paksa oleh ayahnya. Ia kecewa karena sang ayah diduga menikah lagi secara diam-diam. Saat seorang perempuan melintas, anak tersebut meneriakkan kata “pelakor”, yang diduga ditujukan kepada istri baru pelaku.

“Anaknya kecewa, lalu teriak ‘pelakor’. Pelaku langsung emosi,” kata Nina Marlina, saksi sekaligus istri korban.

Saat Nina berusaha menenangkan anak tersebut, pelaku mengangkat tangan hendak menamparnya. Cecep yang berada di dekatnya mencoba mencegah, namun justru dicakar hingga bajunya sobek dan tubuhnya berdarah.

“Suami saya malah ditarik dan dicakar dari wajah sampai ke dada,” tambah Nina.

ASN berinisial S membantah tuduhan penganiayaan. Ia mengklaim tindakannya spontan dan sebagai bentuk pembelaan diri setelah merasa tertekan secara fisik dan emosional.

“Saya sedang menasihati anak saya, lalu direkam oleh mantan adik ipar saya tanpa izin. Saya merasa terganggu, lalu menepis ponselnya,” ujar S dalam klarifikasinya, Sabtu (8/8/2025).

S mengaku didorong oleh Cecep hingga jatuh, lalu saat berusaha bangkit dalam kondisi dipegangi banyak orang, ia meronta dan secara tidak sengaja mencakar wajah Cecep.

“Itu spontan, bukan niat menyerang. Saya hanya membela diri,” tegasnya.

S juga menyebut dirinya sempat dipukul oleh pihak lain dalam insiden tersebut, namun tidak terjadi baku hantam karena keduanya dipegangi oleh saksi di lokasi.

Meski pelaku telah diperiksa oleh penyidik, keluarga korban menyayangkan belum adanya penahanan maupun itikad baik dari pelaku.

“Enggak pernah ada WA, telepon, atau datang. Kami hanya ingin keadilan,” kata Nina.

Cecep berharap proses hukum berjalan sesuai aturan dan pelaku bertanggung jawab atas luka fisik dan trauma yang dialaminya.(*/ndi)

Halaman: 1 2

Read Entire Article
Information | Sukabumi |