Fielding Literature sebagai Alternatif Pembelajaran Tentang Karya Sastra bagi Mahasiswa

11 hours ago 7

Fimela.com, Jakarta Pembelajaran sastra – khususnya sastra Inggris dalam konteks Indonesia – memang masih banyak menyisakan tantangan yang perlu diatasi dengan mengedepankan temuan berupa strategi pembelajaran yang unik dan berbasis lokalitas. Semangat dalam melakukan terobosan pembelajaran ini yang melandasi tim riset UM mengembangkan strategi alternatif pembelajaran “fielding literature” sebagai upaya meningkatkan kritikalitas dan pemahaman mahasiswa Indonesia sebagai pembelajar bahasa dan sastra Inggris dalam konteks keindonesiaan mereka. 

Sesuai namanya, strategi ini memang dirancang untuk lebih mengedepankan pengalaman lokal melalui pelibatan langsung baik pelaku dan sumber budaya lokal sebagai pembanding nilai-nilai budaya dan pengalaman yang terkandung dalam teks Inggris. Penamaan strategi didasari field-theory dari Bourdieu dan teori sosiokultural Vygotsky yang melibatkan para aktor (dan nilai) budaya lokal dalam pembelajaran. 

“Lebih dari dua dekade pengalaman kami mengajar, setidaknya ada satu hal yang selalu muncul dalam kelas yang kami ampu - mahasiswa mencoba memaknai teks berdasarkan bahasa, baik terjemahan maupun sintaksis, seolah dengan harapan kalau mereka tahu bahasanya, otomatis akan paham kandungan makna dari karya tersebut,” ujar Prof. Yazid Basthomi saat menjelaskan landasan pelaksanaan penelitian. 

Fielding Literature Membuat Bahasa Lebih Relevan

“Pada kenyataannya,” lanjut Prof. Yazid dalam kesempatan yang sama, “bahasa hanya wadah, bukan isi atau makna yang ingin disampaikan. Ini membuat kesenjangan (discrepancy) budaya antara mahasiswa dan teks yang dipelajari. Contoh, ketika teks jaman Shakespeare bilang “I’m going to the market”, sekedar tahu arti kalimat “saya pergi ke pasar” belum memunculkan kedalaman makna yang diharapkan. Ini mengingat jaman Shakespeare kan belum ada gojek dan sepeda motor – jadi, bagaimana mereka berangkat ke pasar? Seperti apa pasar jaman itu? Apa saja yang tersedia dan tidak tersedia saat itu? Melalui fielding literature, nilai-nilai budaya yang tersirat dalam teks diharapkan bisa dialami oleh mahasiswa ketika melakukan kegiatan lapangan yang relevan dengan teks yang mereka pelajari,” papar guru besar Applied Linguistics dari Universitas Negeri Malang tersebut. 

Bertindak selaku ketua peneliti, Prof. Dr. Yazid Basthomi didampingi dua dosen Departemen Sastra Inggris, FS-UM, Prof. Dr. M Misbahul Amri, M.A. dan Dr. Mirjam Anugerahwati, M.A. sebagai anggota tim, satu anggota mahasiswa program doktor Pendidikan Bahasa Inggris UM, Mochamad Nasrul Chotib, serta satu anggota peneliti luar negeri, Dr. Mohd Nazri Latiff Azmi dari Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia. 

Seluruh kegiatan penelitian “fielding literature” sepenuhnya didanai Universitas Negeri Malang melalui skema bantuan hibah disertasi yang dilaksanakan dalam rentang tahun 2025. Informasi tambahan dan lanjutan terkait hasil riset serta produk lainnya bisa dipantau dengan mengunjungi situs resmi Universitas Negeri Malang dan atau Departemen Sastra Inggris, FS-UM. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Information | Sukabumi |