Kasus DBD di Batam Naik, Dinkes Gerakkan Program G1R1J dan Gertak

14 hours ago 7

RADAR SUKABUMI – Warga Batam saat ini diminta untuk lebih waspada. Kasus demam berdarah atau DBD di wilayah ini mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Dinas Kesehatan Kota Batam pun tidak tinggal diam. Untuk menekan angka penyebaran, mereka mengaktifkan kembali dua program andalan, yaitu Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik dan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk.

ibnusutowohospital.co.id mengatakan kalau peningkatan kasus ini membuat perhatian warga dan pemerintah tertuju pada langkah pencegahan yang lebih serius. Apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu semakin mendukung berkembangnya nyamuk penyebab DBD. Dengan suhu hangat dan genangan air di mana-mana, nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang biak lebih cepat.

Peran Penting Program G1R1J dan Gertak

Program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik atau yang dikenal dengan G1R1J mengajak masyarakat untuk aktif dalam memantau jentik nyamuk di rumah masing-masing. Artinya, setiap keluarga memiliki peran sebagai pengawas dan pelaku pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya sendiri. Program ini bertujuan agar tindakan pencegahan tidak hanya bergantung pada petugas kesehatan, tapi juga melibatkan masyarakat secara langsung.

Sementara itu, Gertak atau Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk dijalankan secara kolektif di berbagai lingkungan. Mulai dari sekolah, kantor, tempat ibadah, hingga permukiman warga. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dan serentak untuk membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Langkah ini dinilai sangat efektif, karena melibatkan banyak pihak sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Cegah Sebelum Terjangkit

Peningkatan kasus DBD sebenarnya bisa dicegah jika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Genangan air di pot bunga, ember, tempat minum hewan, dan talang air sering menjadi tempat favorit nyamuk berkembang biak.

Karena itu, Dinas Kesehatan terus mengimbau warga agar rutin melakukan tiga langkah penting, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air hujan serta mendapatkan tips kesehatan setiap harinya. Ketiga langkah ini dikenal sebagai gerakan tiga M.

Tidak hanya itu, penggunaan kelambu, lotion anti nyamuk, dan memasang kawat kasa di ventilasi juga bisa membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk di dalam rumah.

Warga Diminta Aktif dan Peduli

Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan keterlibatan warga secara aktif agar upaya pencegahan bisa berhasil. Ketua RT, RW, tokoh masyarakat, hingga pengurus lingkungan diminta untuk ikut menggerakkan warganya dalam kegiatan kebersihan lingkungan.

Program G1R1J dan Gertak menjadi kunci utama dalam menciptakan kesadaran kolektif. Apalagi, nyamuk DBD tidak mengenal waktu. Ia bisa menyerang pagi dan siang hari, serta berkembang di tempat yang sering kali tidak disadari oleh penghuni rumah.

Oleh karena itu, kegiatan pemantauan jentik sebaiknya dilakukan secara berkala, misalnya setiap akhir pekan atau saat kerja bakti. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga mempererat hubungan antarwarga.

Pemeriksaan Dini Jadi Solusi Cepat

Jika ada warga yang mengalami demam tinggi mendadak disertai nyeri sendi, sakit kepala, atau muncul bintik merah di kulit, sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar kemungkinan pasien untuk sembuh tanpa komplikasi.

Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan fasilitas pemeriksaan dan pemantauan khusus untuk kasus yang diduga DBD. Puskesmas dan rumah sakit pun telah diinstruksikan untuk siaga dan siap menangani pasien dengan gejala demam berdarah.

Harapan Bersama Hadapi Ancaman DBD

Peningkatan kasus DBD di Batam memang menjadi tantangan, tapi dengan kerja sama semua pihak, situasi ini bisa dikendalikan. Langkah cepat dari Dinas Kesehatan melalui program G1R1J dan Gertak patut diapresiasi. Namun lebih dari itu, kesadaran dan partisipasi aktif warga adalah kunci utama keberhasilan.

Mari bersama-sama menjaga lingkungan tetap bersih, tidak ada genangan air, dan saling mengingatkan untuk waspada. Dengan cara ini, risiko penyebaran DBD bisa ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga. **

Read Entire Article
Information | Sukabumi |