SUKABUMI – Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan terus digalakkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali ini, KKN UMMI Kelompok 37 yang ditempatkan di Desa Bangbayang, Kecamatan Tegal Buled, Kabupaten Sukabumi, menggelar kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah sekaligus edukasi mengenai dampak buruk pembakaran sampah, serta menyerahkan inovasi alat ramah lingkungan yang mereka sebut DRUMARASA (Drum Ramah Asap).
Kegiatan yang berlangsung di balai desa tersebut dihadiri perangkat desa, tokoh masyarakat, serta puluhan warga yang antusias mendengarkan pemaparan mahasiswa. Acara dimulai dengan penyampaian materi mengenai bahaya pembakaran sampah yang masih kerap dilakukan sebagian besar masyarakat pedesaan. Ketua KKN 37 Muhammad Rio Alfar menjelaskan bahwa praktik ini dapat menimbulkan polusi udara, emisi gas berbahaya, hingga risiko gangguan kesehatan serius, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap penyakit pernapasan.
Selain itu, mahasiswa juga memperkenalkan konsep pemilahan sampah rumah tangga yang sederhana namun efektif. Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos yang bermanfaat bagi pertanian warga, sedangkan sampah anorganik dapat dipisahkan untuk didaur ulang atau dikirim ke bank sampah.
“Langkah kecil seperti memilah sampah akan memberi dampak besar bagi kelestarian lingkungan,” ujarnya menjelaskan
Puncak kegiatan ditandai dengan penyerahan DRUMARASA, sebuah drum khusus yang dirancang untuk mengurangi asap saat pembakaran sampah berlangsung. Alat ini menjadi solusi inovatif yang ditawarkan mahasiswa UMMI untuk meminimalisir pencemaran udara tanpa menghilangkan kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan cara membakar sampah. DRUMARASA memiliki sistem sirkulasi udara yang mampu mengurangi kepulan asap, sehingga lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
“Kami berharap sosialisasi ini dan penyerahan DRUMARASA dapat mengurangi dampak negatif pembakaran sampah di lingkungan. Lebih jauh, kami ingin masyarakat Desa Bangbayang semakin peduli dan mampu mengelola sampah dengan bijak demi terciptanya lingkungan yang sehat, bersih, dan lestari,” ungkapnya.
Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar cara penggunaan DRUMARASA maupun pengelolaan sampah organik menjadi kompos. Beberapa warga bahkan langsung menyatakan kesiapan untuk mencoba metode baru yang disosialisasikan mahasiswa tersebut. Kepala Desa Bangbayang Dadang Mulyana juga memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi nyata mahasiswa KKN dalam mendukung program desa menuju lingkungan yang lebih sehat.
“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa UMMI yang telah menghadirkan inovasi sekaligus edukasi penting bagi masyarakat. Harapan kami, kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi dapat terus ditindaklanjuti oleh warga agar Desa Bangbayang benar-benar bebas dari pencemaran dan lebih ramah lingkungan,” pungkasnya. (wdy)