Mengapa Muhammadiyah Tidak Membaca Doa Qunut pada Salat Witir di Pertengahan Ramadan?

3 hours ago 2

Fimela.com, Jakarta Setiap bulan Ramadan, umat Islam di seluruh penjuru dunia melaksanakan berbagai ibadah dengan penuh kekhusyukan, salah satunya adalah salat witir yang biasanya dilakukan setelah salat tarawih. Salah satu perbedaan yang mencolok di antara berbagai kelompok Muslim adalah praktik membaca doa qunut dalam salat witir, terutama pada paruh kedua bulan Ramadan.

Banyak umat Islam, khususnya yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan pengikut mazhab Syafi'i, memulai pembacaan doa qunut dalam salat witir sejak malam ke-16 Ramadan hingga akhir bulan. Namun, berbeda dengan Muhammadiyah, yang tidak mengamalkan qunut dalam witir, baik di pertengahan maupun di akhir Ramadan. Keputusan ini didasarkan pada fatwa Majelis Tarjih yang menyatakan bahwa tidak ada dalil yang cukup kuat untuk mewajibkan atau mensunnahkan qunut witir secara khusus pada paruh kedua Ramadan.

Lalu, apa alasan Muhammadiyah tidak mengamalkan qunut witir? Bagaimana dasar hukumnya dalam Islam? Berdasarkan rangkuman dari berbagai situs resmi Muhammadiyah, berikut adalah penjelasan mengenai pandangan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia ini, yang didasarkan pada fatwa tarjih dan perbandingannya dengan pandangan ulama lainnya.

Ibadah salat sunah witir biasa dikerjakan setelah salat tarawih. Namun, bolehkan jika salat witir dikerjakan sebelum sahur? Apa hukumnya?

Perbedaan Pendapat di Kalangan Ulama

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa perbedaan pendapat mengenai qunut tidak hanya terjadi di kalangan Muhammadiyah. Di sisi lain, para ulama dari mazhab Imam Syafi'i menghukumi sunnah membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat witir di separuh akhir Ramadan. Beberapa pendapat bahkan membolehkan qunut sepanjang Ramadan, namun pendapat yang paling kuat dalam mazhab Syafi'i adalah qunut dikhususkan pada separuh akhir Ramadan.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyatakan bahwa, "Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadan." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat, terdapat juga dasar yang kuat bagi mereka yang memilih untuk melaksanakan qunut pada waktu tertentu.

Di sisi lain, ada pendapat dari kalangan mazhab Abu Hanifah yang beranggapan bahwa qunut disunnahkan di seluruh shalat sunnah. Namun, menurut mazhab Syafi'i, model yang dianjurkan adalah qunut pada separuh akhir Ramadan, yang menunjukkan adanya fleksibilitas dalam praktik ini.

Dasar Hukum Qunut Witir dalam Islam

Qunut witir adalah doa yang dibaca dalam posisi berdiri sebelum atau setelah rukuk pada rakaat terakhir salat witir. Hadis yang sering dijadikan dasar dalam membaca qunut witir adalah riwayat Hasan bin Ali:

"Rasulullah SAW mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan dalam salat witir: Allahummah dina fiman hadait, wa a'fina fiiman aafaita, wa tawallan fiiman tawallait...." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi).

Dalam beberapa mazhab, qunut dalam witir dibaca sepanjang tahun, sementara dalam mazhab Syafi'i, qunut dianjurkan hanya pada separuh akhir Ramadan. Mazhab Hanafi dan Hanbali berpendapat bahwa qunut witir boleh dibaca kapan saja sepanjang tahun, tetapi bukan sesuatu yang wajib.

Namun, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih memiliki pandangan berbeda yang tidak menganjurkan qunut witir, baik pada pertengahan maupun akhir Ramadan.

Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah tentang Qunut Witir

Menurut fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah, membaca qunut dalam salat witir tidak memiliki dasar yang kuat dalam hadis-hadis yang shahih. Oleh karena itu, tidak ada kewajiban atau anjuran khusus untuk mengamalkannya, baik pada separuh akhir Ramadan maupun di luar bulan suci ini.

Keputusan Majelis Tarjih yang menyatakan:

"Membaca doa qunut witir, baik di akhir bulan Ramadan maupun pertengahannya, tidak disyariatkan. Oleh karena itu, tidak perlu kita mengamalkannya."

Fatwa ini didasarkan pada penelitian terhadap berbagai riwayat hadis yang menyebutkan qunut dalam witir, di mana beberapa di antaranya dinilai lemah (dhaif). Oleh karena itu, Muhammadiyah memilih untuk tidak mengamalkan doa qunut dalam witir sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.

Perbedaan Pandangan dengan Mazhab Syafi'i dan NU

Pandangan Muhammadiyah tentang qunut witir berbeda dengan mazhab Syafi'i dan Nahdlatul Ulama (NU) yang mengamalkan qunut witir pada separuh akhir Ramadan.

Menurut kitab Ma'rifatus Sunan wal Atsar (4/44), Imam asy-Syafi'i menyebutkan bahwa qunut dalam witir pada separuh akhir Ramadan adalah sunnah yang dianjurkan, sebagaimana dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi, seperti Ibnu Umar dan Mu'adz al-Qari.

Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar juga menyatakan:

"Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadan. Namun, pendapat yang lebih kuat dalam mazhab kami adalah bahwa qunut hanya dianjurkan pada separuh akhir Ramadan, bukan sepanjang tahun."

Muhammadiyah, dalam hal ini, memilih untuk tidak mengamalkan qunut witir karena menilai bahwa tidak ada dalil yang kuat yang secara spesifik menunjukkan bahwa Rasulullah SAW rutin melakukan qunut dalam witir pada separuh akhir Ramadan.

Apakah Qunut Witir Dilarang dalam Muhammadiyah?

Meskipun Muhammadiyah tidak mengamalkan qunut dalam witir, bukan berarti qunut witir dilarang. Majelis Tarjih hanya menyatakan bahwa qunut witir tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk diamalkan sebagai bagian dari sunnah Rasulullah SAW.

Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Al Fatawa (22:271) menyebutkan bahwa qunut witir adalah doa yang diperbolehkan dalam salat, tetapi bukan suatu keharusan. Beliau menyatakan:

"Siapa yang mau membacanya, silakan. Dan yang enggan pun dipersilakan. Di bulan Ramadan, jika seseorang membaca qunut witir sepanjang bulan, itu baik. Jika berqunut di separuh akhir Ramadan, itu pun baik. Jika tidak berqunut sama sekali, juga baik."

Pendapat ini sejalan dengan sikap Muhammadiyah yang tidak mengharamkan qunut witir, tetapi juga tidak menjadikannya sebagai bagian dari amalan yang dianjurkan.

People Also Ask (FAQ)

1. Apa alasan Muhammadiyah tidak melaksanakan qunut di salat witir?

Muhammadiyah tidak melaksanakan qunut di salat witir karena dalilnya dianggap lemah dan diperselisihkan oleh para ahli hadis.

2. Apakah qunut di salat witir diperbolehkan dalam mazhab Syafi'i?

Ya, dalam mazhab Syafi'i, qunut di salat witir dianggap sunnah, terutama di separuh akhir Ramadan.

3. Bagaimana jika imam tidak berqunut saat salat Subuh?

Meskipun imam tidak berqunut, makmum tetap dapat melaksanakan qunut karena hal ini merupakan sunnah ab'ad.

4. Apakah ada dalil untuk membaca qunut di separuh akhir Ramadan?

Ya, terdapat atsar dari Umar Ibn Khattab yang menunjukkan bahwa qunut dibaca pada separuh akhir Ramadan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ricka Milla Suatin
 shutterstock.com

InfoDoa Qunut Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya, Yuk Hafalkan

Dalam pelaksanaannya, doa qunut memiliki beberapa variasi, baik dalam versi singkat maupun panjang.

 shutterstock.com

InfoHukum Membaca Doa Qunut saat Salat Witir di Pertengahan Ramadan, Begini Penjelasannya

Beberapa ulama, termasuk dari mazhab Syafi'i, menganjurkan pembacaan qunut pada rakaat terakhir salat witir mulai malam ke-16 Ramadan hingga akhir bulan.

Umat Islam melaksanakan Sholat Tarawih pertama di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (2/4/2022). Sebagian besar umat muslim di Indonesia mulai melaksanakan Sholat Tarawih dan akan melaksanakan puasa Ramadhan 1443 Hijriah pada 2 April 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

InfoPahala Tarawih Malam Ke-15 Ramadhan, Didoakan Malaikat Penyangga Arsy dan Penjaga Kursi Langit

Malam ini sangat spesial karena umat Muslim yang melaksanakan sholat tarawih mendapatkan doa dari para malaikat, termasuk malaikat yang memegang Arsy dan penjaga Kursi langit.

Umat Islam melaksanakan Sholat Tarawih pertama di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (2/4/2022). Sebagian besar umat muslim di Indonesia mulai melaksanakan Sholat Tarawih dan akan melaksanakan puasa Ramadhan 1443 Hijriah pada 2 April 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

InfoKeistimewaan Puasa Hari ke-14 Ramadan, Pahala Setara Ibadah Bersama Para Nabi

Menurut berbagai sumber dalam Islam, puasa pada hari ke-14 Ramadan dikatakan memiliki pahala setara dengan beribadah bersama para Nabi selama 100 tahun.

Tongseng daging ayam/copyright freepik.com/KamranAydinov

InfoResep Bumbu Tongseng Lezat dan Mudah Dibuat

Yuk intip rahasia dibalik kenikmatan tongseng yang lezat dan mudah dibuat

Read Entire Article
Information | Sukabumi |