Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tahukah kamu bahwa kain penutup Ka'bah yang megah itu punya sejarah panjang dan menarik? Kiswah, sebutan untuk kain tersebut, bukan sekadar penutup biasa. Ia adalah simbol penghormatan, keimanan, dan persatuan umat Islam dari seluruh dunia.
Jauh sebelum Islam datang, Ka'bah sudah ditutupi kain yang disebut 'ghilaf'. Tujuannya sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa yang disembah pada masa itu. Bahan yang digunakan pun beragam, mulai dari kulit hingga kain kasar. Raja Abu Karb As'ad dari Dinasti Himyariyah Yaman tercatat sebagai orang pertama yang menutup Ka'bah sekitar 220 sebelum Hijriah.
Setelah Nabi Muhammad SAW membersihkan Ka'bah dari simbol-simbol pagan, tradisi menutup Ka'bah dengan kain tetap dipertahankan. Namun, maknanya berubah menjadi simbol penghormatan kepada Allah SWT. Pergantian kiswah secara rutin dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 647 M.
Evolusi Bahan dan Warna Kishwah
Pada awalnya, bahan yang digunakan untuk membuat kiswah sangat sederhana, seperti kulit unta dan kain kasar. Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai menggunakan berbagai jenis kain, termasuk kain berwarna putih dan merah. Bahkan, Khalid bin Ja'far bin Kilab tercatat sebagai orang pertama yang menggunakan sutra untuk membuat kiswah.
Ada juga kisah menarik tentang Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib. Ia disebut-sebut sebagai perempuan pertama yang membuat dan memasang kiswah dari sutra. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan kiswah Ka'bah.
Dulu, orang-orang memberikan kain sebagai hadiah untuk Ka'bah. Kain-kain tersebut kemudian digunakan sebagai kiswah. Jika ada kain yang rusak, akan diganti dengan kain yang baru. Namun, sistem ini kemudian diubah oleh Qushay bin Kilab, buyut Nabi Muhammad SAW.
Sistem Pengadaan Kishwah Modern
Qushay bin Kilab meminta setiap suku memberikan sejumlah uang untuk membeli kiswah setiap tahun. Sistem ini terus berlanjut hingga masa kini. Pada tahun 1972, Raja Fahd bin Abdul Aziz meletakkan batu pertama pabrik kiswah di Makkah. Pabrik ini diresmikan pada tahun 1977 dan mulai memproduksi kiswah dengan teknologi modern.
Pabrik ini mempekerjakan lebih dari 240 orang dan menggunakan sutra terbaik serta benang emas dan perak untuk menyulam kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an dan berbagai ornamen Islami. Proses pembuatannya pun sangat detail dan rumit, melibatkan banyak tenaga ahli di bidangnya.
Secara tradisional, penggantian kiswah dilakukan setiap tahun pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun, sejak tahun 2022, penggantian kiswah dilakukan pada tanggal 1 Muharram atas perintah Raja Salman. Perubahan ini menjadi penanda babak baru dalam sejarah perawatan dan pemeliharaan Ka'bah.
Kishwah: Simbol Kekayaan dan Keimanan
Sejarah kishwah Ka'bah adalah cerminan dari perkembangan peradaban Islam. Dari praktik sederhana di masa lalu hingga produksi massal yang canggih di zaman modern. Kishwah bukan hanya sekadar kain penutup, tetapi juga simbol kekayaan, keimanan, dan kesatuan umat Islam.
Evolusi bahan dan warna kishwah juga menunjukkan bagaimana umat Islam terus berupaya memberikan yang terbaik untuk rumah Allah. Penggunaan sutra dan benang emas adalah bukti nyata dari kemewahan dan keindahan yang ingin dipersembahkan.
Pergantian kishwah setiap tahun juga menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Momen ini menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT dan pentingnya menjaga kesucian Ka'bah sebagai kiblat umat Islam.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.