Pekerjaan yang Akan Hilang pada 2030, Ini Daftarnya

3 days ago 11

Fimela.com, Jakarta Perkembangan teknologi yang sangat cepat tidak hanya membuka peluang kerja baru, tetapi juga mengancam keberlangsungan beberapa profesi yang ada saat ini. Dengan adanya otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan transformasi digital, banyak sektor industri mulai didominasi oleh mesin dan perangkat lunak, yang menggeser peran manusia dalam pekerjaan. Diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang, tren ini akan semakin terlihat.

Sebuah laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) berjudul "Future of Jobs Report 2025" memprediksi bahwa sekitar 92 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2030 akibat perubahan tren makroekonomi dan kemajuan teknologi. Namun, di sisi lain, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 170 juta lapangan pekerjaan baru akan muncul, terutama di sektor teknologi, energi terbarukan, dan layanan kesehatan.

Menurut Till Leopold, Head of Work, Wages, and Job Creation at the World Economic Forum, sekarang sudah waktunya bagi dunia usaha dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi pada keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang adil dan tangguh. 

Pekerjaan di Sektor Teknik yang Berisiko Hilang

Industri teknis merupakan salah satu bidang yang merasakan dampak besar akibat transformasi digital, terutama pada pekerjaan yang bersifat manual atau berbasis keterampilan yang dapat diotomatisasi. Beberapa jenis pekerjaan yang diperkirakan akan mengalami penurunan drastis antara lain: Pekerja percetakan dan perdagangan terkait: Dengan pergeseran ke media digital dan konten online, permintaan akan layanan percetakan semakin menurun, menyebabkan sektor ini kehilangan relevansinya.

Selain itu, desainer grafis juga terdampak, di mana meskipun kreativitas masih sangat diperlukan, kemajuan teknologi desain berbasis AI serta kemudahan akses template membuat kebutuhan akan desainer profesional semakin menurun.

Selanjutnya, pekerja entri data juga menghadapi tantangan besar. Dengan adanya perangkat lunak otomatisasi yang semakin canggih, tugas-tugas entri data kini dapat diselesaikan lebih cepat dan efisien oleh AI dibandingkan tenaga manusia. 

Sektor Jasa yang Terkena Otomatisasi Besar-besaran

Transformasi teknologi memberikan dampak yang signifikan pada industri jasa, khususnya pada pekerjaan yang berhubungan langsung dengan konsumen atau bersifat administratif. Sejumlah profesi dalam sektor ini diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup besar, seperti yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Salah satu contohnya adalah kasir dan petugas tiket. Dengan semakin banyaknya penggunaan mesin self-checkout dan sistem pembayaran digital, peran kasir dalam toko ritel semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menggantikan beberapa fungsi pekerjaan yang sebelumnya dipegang oleh manusia.

Selain itu, petugas layanan pelanggan juga menghadapi tantangan serupa. Penggunaan chatbot berbasis AI semakin menggantikan peran manusia dalam memberikan layanan pelanggan yang cepat dan efisien. Dengan demikian, interaksi manusia dalam layanan pelanggan dapat berkurang seiring dengan kemajuan teknologi.

Terakhir, asisten administrasi dan sekretaris eksekutif juga tidak luput dari dampak ini. Banyak tugas administratif yang kini dapat diotomatisasi melalui software, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam posisi ini. Semua perubahan ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam dunia kerja, terutama di sektor jasa.

Sektor Keuangan dan Akuntansi Juga Terkena Dampak

Transformasi digital telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sektor keuangan dan akuntansi. Saat ini, teknologi yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI) mampu menjalankan berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia dengan tingkat kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi.

Dalam konteks akuntansi dan auditing, dengan adanya software akuntansi yang semakin canggih, kebutuhan akan tenaga akuntan konvensional semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa peran akuntan tradisional semakin tergerus oleh perkembangan teknologi.

Selain itu, dalam dunia perbankan, peningkatan penggunaan layanan perbankan digital dan ATM pintar telah menyebabkan peran teller bank menjadi semakin tidak relevan.

Di sisi lain, perangkat lunak akuntansi otomatis juga telah membawa perubahan besar bagi pekerja yang terlibat dalam penggajian dan pembukuan. Berbagai tugas manual yang sebelumnya menjadi tanggung jawab mereka kini dapat diselesaikan dengan lebih efisien melalui teknologi, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja di bidang ini.

Petugas Keamanan dan Transportasi di Ujung Tanduk

Inovasi dalam bidang pengawasan otomatis dan kendaraan tanpa pengemudi diidentifikasi sebagai ancaman bagi berbagai profesi, terutama di sektor keamanan dan transportasi. Seorang petugas keamanan mengungkapkan bahwa penggunaan sistem keamanan berbasis AI, seperti CCTV dengan teknologi pengenalan wajah, mengurangi kebutuhan akan petugas keamanan fisik. Dengan adanya teknologi ini, peran manusia dalam menjaga keamanan semakin berkurang, yang berdampak pada lapangan kerja di sektor tersebut.

Selain itu, profesi yang terkait dengan check-in di bandara dan kondektur juga terancam oleh kemajuan teknologi. Otomatisasi sistem tiket dan kendaraan tanpa awak diperkirakan akan mengurangi jumlah pekerjaan di bidang ini dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi tidak hanya memengaruhi satu sektor, tetapi juga memiliki dampak luas terhadap berbagai jenis pekerjaan yang selama ini bergantung pada kehadiran manusia.

Di sisi lain, petugas yang bertanggung jawab untuk pencatatan material dan pengelolaan stok juga merasakan dampak dari perkembangan teknologi. Penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris dan robot logistik semakin mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam mencatat dan mengelola stok secara manual. 

Langkah-langkah untuk Bertahan di Lingkungan Kerja

Seiring dengan proyeksi banyaknya pekerjaan yang akan menghilang, penting bagi individu dan perusahaan untuk segera melakukan penyesuaian. Terdapat beberapa langkah yang bisa diambil, antara lain: Mengembangkan keterampilan teknologi, di mana keahlian dalam bidang AI, big data, dan keamanan siber menjadi sangat diminati di masa depan.

Selain itu, mengasah soft skills juga sangat krusial. Meskipun kemajuan teknologi berlangsung dengan cepat, keterampilan manusia seperti berpikir kreatif, kepemimpinan, dan fleksibilitas tetap sangat penting. Oleh karena itu, penting untuk terus belajar dan beradaptasi, karena dunia kerja selalu berubah, dan mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat akan memiliki peluang yang lebih besar untuk tetap relevan.

Apa faktor utama yang menyebabkan kehilangan pekerjaan di masa depan?

Proses otomatisasi, penerapan kecerdasan buatan (AI), dan digitalisasi telah menjadi faktor utama dalam pengurangan jumlah pekerjaan. Banyak tugas yang dahulu dikerjakan oleh manusia kini dapat diselesaikan oleh teknologi dengan cara yang lebih cepat dan efektif.

Apakah pekerjaan tertentu akan berkembang pada tahun 2030?

Tentu saja, beberapa bidang yang menunjukkan perkembangan yang sangat cepat meliputi teknologi kecerdasan buatan, pengembangan software, energi terbarukan, layanan kesehatan, serta sektor pendidikan. Pertumbuhan yang signifikan dalam industri-industri ini mencerminkan perubahan kebutuhan dan permintaan di masyarakat saat ini.

Apa langkah yang perlu diambil untuk menghadapi perubahan ini?

Setiap orang harus berupaya untuk memperbaiki kemampuan di bidang teknologi, menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaru, dan senantiasa belajar serta mengasah keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Dalam dunia yang terus berubah ini, penting untuk tetap relevan dan kompetitif.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Shani Ramadhan Rasyid

    Author

    Shani Ramadhan Rasyid
Read Entire Article
Information | Sukabumi |