SUKABUMI — Penggeledahan rumah terduga teroris, HN (56) di Kampung Pasir Pilar, RT 01/RW 03, Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi, telah menyita perhatian semua kalangan.
Sekretaris Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung, Hendri Gunawan mengatakan, penggeledahan rumah milik HN yang dilakukan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri pada Sabtu (28/12) sekira pukul 09.00 WIB sampai Minggu (29/12) dini hari, tepatnya sampai pukul 02.00 WIB.
“Kalau tersangkanya ditangkapnya bukan di Sukamaju, tapi di Tasikmalaya ditangkapnya. Cuman rumahnya di Sukamaju (Sukabumi), kemarin dari Densus dan inafis datang ke rumahnya menggeledah. Tapi Alhamdulillah anak dan istrinya nggak terlibat, kalau hasil kemarin. Anaknya yang besar sudah pada nikah, ada yang kecil balita,” kata Hendri pada Senin (30/12).
Penggeledahan rumah terduga teroris ini, sambung Hendri, dilakukan mulai pukul 09.00 WIB sampai Minggu (29/12) dini hari, tepatnya sampai pukul 02.00 WIB.
Saat melakukan penggeledahan, sambung Hendri, tepatnya pada Sabtu (28/12) sekira pukul 19.00 WIB, tim Densus 88 Anti Teror langsung membawa sejumlah barang bukti hasil penggeledahan di rumah terduga pelaku untuk dilakukan identifikasi di kantor Desa Sukamaju.
“Ada 32 barang bukti yang saya lihat itu, diantaranya, sejenis pistol gak tau soft gun atau apa, keduanya peluru gak tau jenis apa, ada beberapa peluru, ada lagi pena kaya tembakan gitu sejenis pulpen tapi tembakan, terus buku-buku tentang jihad, buku dasar hukum-hukum kaya gitu, kalau kemarin ngobrol dari Densus bahwa dia itu dulunya masuk jaringan NII,” timpalnya.
“Jadi dia (pelaku), bukan kalau disebut bagian tim bagian operasi gitu mah bukan, cuman dia mah posisinya kalau di birokrasi pemerintahan mah, seperti bintang empat posisinya,” bebernya.
“Makanya, saat penggeledahan di rumahnya, dapat barang bukti kaya gitu, mungkin punya pangkat orang ini itu di kelompoknya, ya semacam bagian gitu,” imbuhnya.
Ketika disinggung mengenai rekam jejak dan hubungan terduga pelaku dengan warga sekitar. Hendri menjawab, bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti pergaulan terduga pelaku. Lantaran, HN jarang bergaul maupun berada di rumahnya.
“Kalau pekerjaan HN ini, juga sama saya tidak tahu, karena jarang disini, jarang di rumahnya. Kalau istrinya di rumah jadi guru di RA, kalau si bapaknya (pelaku) jarang di rumah,” timpalnya.
“Kalau istrinya tidak memakai cadar, soalnya saya tahu juga kan sering ketemu kalau sama istrinya. Saya dengan istrinya, suka berbaur, kalau si bapaknya jarang ada disini, jadi gak tau,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan keterangan warga sekitar, bahwa dulunya orang tua terduga pelaku merupakan asli warga Desa Sukamaju yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, sudah meninggal dunia.
Halaman: 1 2