Rela Tinggalkan Keramaian Kota, Anak Muda Jebolan Peternakan UNPAD Ini Sukses Kembangkan EXA FARM hingga Pasok Sapi Kurban Kementerian

3 days ago 27

SUKABUMI – Kebanyakan generasi muda begitu selesai kuliah menjadi sarjana enggan pulang ke kampung halaman, mereka lebih memilih kerja di kota meski tidak sesuai dengan basic ilmu yang diperoleh. Tidak sedikit sarjana yang lebih memilih mencari kerja bukan menciptakan kerja. Banyak sarjana yang memilih bekerja di perkantoran dengan ruangan ber AC, dan lokasi kantornya di kota besar.

Lain halnya dengan Adhira Exa, sarjana peternakan ini memilih mengabdikan ilmunya di kampung yang agak jauh dari peradaban kota. Anak muda lulusan peternakan UNPAD ini lebih memilih tinggal di Kampung Cimole Desa Neglasari Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan usaha bidang peternakan dengan nama EXA FARM.

Anak muda yang lebih dikenal dengan nama Acil ini menekuni penggemukan sapi untuk penyediaan kebutuhan daging segar maupun hewan kurban untuk Idul Adha.

Adhira berencana untuk mengembangkan peternakan di Purabaya dengan cara bermitra dengan para peternak lokal. Bahkan lebih jauh Adhira berharap bisa membagi zona pengembangan ternak di Purabaya sesuai dengan komoditi ternak.

“Ya, semoga kedepannya bisa membagi zona misalnya Desa Pagelaran dan Margaluyu menjadi zona breeding sapi atau pengembangan bakalan, penggemukan sapi di Desa Neglasari, Desa Cicukang menjadi zona pengembangan domba, Desa Citamiang menjadi sentra pengembangan ayam kampung dan Desa Purabaya menjadi desa marketing hasil ternaknya,” ungkap Adhira kepada Radar Sukabumi, Senin (2/6).

Saking cerdasnya, untuk kebutuhan pakan penggemukan sapi, putra pasangan Assoc. Prof. Reny Sukmawani yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan Yana Chefiana ini mengembangkan sistem silase, sehingga dirinya tidak perlu ngarit setiap hari.

“Silase dibuat dari limbah tebon jagung manis yang diperoleh dari mitra petani di Kecamatan Nyalindung,” tuturnya.

Bahkan ke depan, anak muda smart dan ramah tersebut berencana menyiapkan silase berbahan limbah jagung untuk memenuhi pakan sapi perah di Kecamatan Sukalarang, dengan harga yang lebih kompetitif.

Bagi Adhira, musim Idul Adha 2025 ini adalah kali pertama menekuni penggemukan sapi. Walau demikian, awal Ramadan dan lebaran 2025, ia juga sudah mulai melakukan usaha bidang peternakan dengan cara menyediakan daging segar untuk kebutuhan masyarakat.

Sedangkan musim Idul Adha sampai dengan 1 Juni 2025, dirinya sudah berhasil memasarkan hewan kurban sebanyak 23 ekor sapi untuk masyarakat dan 32 ekor sapi lainnya pesanan dari kementerian.

“Kalau untuk jenis domba baru 10 ekor,” terangnya.

Sistem penjualan sapi dilakukan dengan sistem timbang hidup dengan harga Rp65.000/kilo gram (Kg) untuk bobot sapi 400 kg ke atas dan Rp67.500 untuk bobot sapi 400 kg ke bawah.

“Kalau harga bervariasi ya, mulai dari Rp16 juta sampai dengan puluhan juta juga ada, tergantung bobot sapinya,” paparnya.

Sedangkan untuk domba, harganya Rp100.000 per kilo hidup.

“Semoga ke depan bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat, utamanya untuk sektor peternakan. Pemesanan hewan kurban di EXA FARM bisa menghubungi 0812-2114-1853 atau 0813-8555-9599,” tandasnya. (sri)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |