SUKABUMI – Kasus dugaan keracunan makanan dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi. Berdasarkan data sementara, sebanyak 32 siswa dari delapan kampung di Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi mengalami gejala mual, muntah, demam, hingga diare sesaat setelah mengonsumsi menu MBG.
Atas kejadian tersebut, pihak dapur yang menyuplai menu MBG langsung terjun ke lapangan bersama Forkopimcam setempat. Kepala Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cidolog Juan Setiawan menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah dugaan keracunan makanan tersebut bersumber dari menu MBG atau bukan.
“Saat ini, sample makanan masih dilakukan uji laboratorum oleh Dinas Kesehatan. Jadi, kami belum bisa memastikannya,” ujarnya.
Ia mengaku, menu yang didistribusikan sudah dilakukan pengecekan terlebih dahulu dan dalam keadaan baik. Begitupun untuk pendistribusian, sudah sesuai juknis seperti jarak dan waktu tempuh ke sekolah tujuan. “Menu makan yang didistribusikan itu nasi kuning tanpa santan, orek tempe, telor dadar cincang dan sayuran serta buah-buahan. Jadi secara menu tidak ada masalah,” tuturnya.
Menurut data yang didapatnya, total siswa yang diduga mengalami keracunan hanya 15 orang dari total siswa penerima MBG 3.234 siswa dari 57 sekolah yang ada di Kecamatan Cidolog.
“Jadi data di kami hanya 15 siswa dari 3 sekolah. Itupun berdasarkan keterangan dari beberapa orang tua siswa, ternyata sebelumnya memang ada yang sudah sakit sebelum menyantap menu MBG,” beber Juan.
Sebelumnya diberitakan, pihak Puskesmas Cidolog bergerak cepat melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE). Kepala Puskesmas Cidolog, Cepi Hermansyah mengungkapkan bahwa pihaknya langsung menurunkan tim ke lapangan setelah menerima laporan warga terkait keluhan kesehatan yang dialami sejumlah anak.
“Setelah kami lakukan penyelidikan epidemiologi, tercatat data sementara ada 32 anak dari berbagai kampung mengalami gejala yang mengarah pada dugaan keracunan,” ujar Cepi saat dikonfirmasi, Kamis(7/8/2025).
Adapun sebaran anak yang mengalami gejala tersebut, lanjut Cepi Hermansyah berasal dari kampung Tugu sebanyak 11 anak, kampung Cikadu 4 anak, kampung Ciwaru 1 anak, kampung Ciseupan 1 anak, kampung Pasir Malang 4 anak, kampung Ciawitali 9 anak, kampung Citiis 1 anak, dan kampung Cisuren 1 anak. “Saat ini semua korban sudah membaik, yang dirawat juga sudah pulang,” jelasnya.
Lebih lanjut Cepi Hermasnyah menegaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, gejala yang dialami relatif sama, yakni mual, muntah, demam, diare, sakit perut, dan badan lemas.
“Menghadapi kondisi ini, tim medis langsung melakukan tindakan awal berupa pemeriksaan kondisi umum dan tanda-tanda vital (TTV), serta memberikan obat-obatan simptomatik untuk meringankan gejala,” tegasnya.
Selain itu, kata Cepi lagi, tim kesehatan juga telah melakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan (penkes) kepada orang tua dan warga sekitar agar lebih waspada dan memperhatikan kebersihan makanan.
Cepi menyebutkan, dalam penanganan kasus ini pihaknya menggandeng berbagai unsur lintas sektor, di antaranya, forkopimcam Cidolog, pemerintah Desa Cipamingkis, posramil Cidolog, polsek Sagaranten, organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan (OKP dan Ormas). “Koordinasi lintas sektor ini penting untuk memastikan penanganan cepat, serta memantau situasi agar tidak berkembang lebih luas,” terang Cepi.
Sementara, sebagai langkah lanjutan, kata Cepi Hermansyah lagi tim kesehatan akan terus melakukan observasi terhadap kondisi anak-anak yang terdampak. Selain itu, sampel makanan yang dikonsumsi oleh para korban juga telah dikumpulkan untuk dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Sukabumi.
“Kami berharap hasil laboratorium bisa segera keluar, sehingga diketahui pasti penyebab dari gejala yang dialami anak-anak ini. Kami juga terus memantau perkembangan kesehatan mereka,” pungkas Cepi. (Ndi)