Dunia Konservasi Berduka Gajah Tari Mati di Riau, Apa Perannya Bagi Hutan?

2 days ago 11

ringkasan

  • Anak gajah Sumatera bernama Tari ditemukan mati mendadak di Taman Nasional Tesso Nilo pada 10 September 2025, dengan dugaan kuat penyebabnya adalah peracunan yang kini sedang diselidiki.
  • Kematian Tari menjadi sorotan karena ia adalah ikon konservasi dan "anak asuh" Kapolda Riau, serta menambah daftar panjang kematian gajah di kawasan tersebut yang mencapai 23 individu dalam 11 tahun terakhir.
  • Gajah memiliki peran vital sebagai "insinyur ekosistem" yang berfungsi sebagai penyebar benih, pengatur vegetasi, penyelamat iklim, serta pencipta sumber air dan jalur satwa

Fimela.com, Jakarta Kabar duka menyelimuti dunia konservasi Indonesia, Sahabat Fimela. Anak gajah Sumatera bernama Kalistha Lestari, atau akrab disapa Tari, ditemukan mati mendadak di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau. Kematian tragis ini terjadi pada Rabu, 10 September 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, memicu kesedihan mendalam.

Gajah Tari, yang baru berusia dua tahun lebih, ditemukan tak bernyawa di kamp Elephants Flying Squad. Meskipun sehari sebelumnya masih aktif dan sehat, perut Tari terlihat menggembung saat ditemukan. Kejadian ini menimbulkan dugaan kuat adanya tindakan peracunan yang kini sedang diselidiki intensif oleh pihak kepolisian.

Kehilangan gajah Tari mati ini bukan hanya sekadar kematian individu, melainkan sebuah pukulan besar bagi upaya pelestarian satwa langka. Peristiwa ini menyoroti urgensi perlindungan gajah Sumatera dan ekosistem hutan yang menjadi habitat mereka. Penyelidikan mendalam diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti dan membawa keadilan.

Kronologi dan Dugaan Penyebab Kematian Tari

Gajah Tari ditemukan tak bernyawa pada Rabu pagi, 10 September 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Gajah betina ini lahir pada 31 Agustus 2023, menjadikannya berusia 2 tahun 10 hari saat meninggal dunia. Tari merupakan hasil perkawinan antara gajah jinak bernama Lisa dengan gajah liar di kawasan tersebut.

Sehari sebelum kematiannya, tepatnya pada Selasa, 9 September 2025, Tari dilaporkan masih dalam kondisi sehat. Ia aktif bermain, memiliki nafsu makan normal, dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit, meskipun intensitas menyusunya sedikit berkurang. Namun, pada pagi berikutnya, mahout yang bertugas mendapati Tari terbaring tanpa gerakan, dan dokter hewan segera dipanggil.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tidak adanya luka atau trauma pada tubuh Tari, namun perutnya terlihat sedikit menggembung. Untuk memastikan penyebab kematian, dokter melakukan nekropsi atau bedah bangkai. Sampel organ kemudian diambil untuk pemeriksaan laboratorium lebih lanjut di Bogor.

Meskipun penyebab pasti masih menunggu hasil laboratorium, dugaan kuat mengarah pada tindakan peracunan. Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau telah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan mendalam. Pihak berwenang berkomitmen mengusut tuntas kasus kematian satwa dilindungi ini.

Mengapa Kematian Tari Sangat Disorot?

Kematian Tari bukan sekadar kehilangan satu individu gajah, melainkan sebuah pukulan telak bagi upaya konservasi di Indonesia. Tari dikenal luas oleh publik karena sering muncul dalam unggahan akun resmi TNTN di Instagram, menjadikannya ikon konservasi Tesso Nilo yang dicintai banyak orang.

Ia bahkan dinobatkan sebagai “warga kehormatan Provinsi Riau” dan “anak asuh” oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. Hal ini melambangkan penyelamatan lingkungan serta hubungan timbal balik antara manusia dan alam. Kapolda Riau pun mengungkapkan kesedihan mendalamnya atas kepergian Tari.

Kematian gajah Tari mati ini juga menyoroti masalah yang lebih besar dan mendesak. Dalam 11 tahun terakhir, tercatat 23 individu gajah Sumatera telah mati di kawasan TNTN. Angka ini menunjukkan ancaman serius terhadap populasi satwa dilindungi tersebut, baik dari perburuan maupun hilangnya habitat.

Peran Vital Gajah dalam Menjaga Ekosistem Hutan

Gajah memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem hutan, Sahabat Fimela. Mereka sering disebut sebagai “insinyur ekosistem” karena kemampuannya membentuk lingkungan di sekitar mereka, yang berdampak pada kehidupan banyak spesies lain.

  • Penyebar Benih (Seed Dispersers): Gajah berperan penting sebagai penyebar benih alami. Ketika mereka mengonsumsi buah-buahan, biji-biji tersebut dicerna dan kemudian disebarkan melalui kotoran mereka di lokasi yang jauh dari pohon induk. Proses ini membantu regenerasi hutan dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
  • Pengatur Vegetasi dan Pembuka Lahan: Dalam mencari makanan, gajah sering merobohkan pohon-pohon kecil dan membersihkan area semak belukar. Tindakan ini, meskipun tampak merusak, justru membantu membuka area yang memungkinkan tumbuhnya tanaman baru dan mendorong regenerasi hutan. Vegetasi rendah yang muncul juga menjadi sumber makanan bagi hewan lain seperti rusa dan kijang.
  • Penyelamat Iklim dan Siklus Karbon: Gajah hutan memiliki peran penting dalam siklus karbon. Mereka membantu “menipiskan” kanopi hutan hujan dengan memakan pohon-pohon tinggi yang tumbuh cepat dan hanya menyerap sedikit karbon. Hal ini menciptakan lebih banyak ruang dan sinar matahari bagi pohon-pohon yang tumbuh lebih lambat di bawahnya, yang justru menangkap lebih banyak karbon dari lingkungan. Sebuah studi menunjukkan setiap gajah hutan dapat merangsang peningkatan bersih dalam penangkapan karbon di hutan hujan Afrika tengah sebesar 9.500 metrik ton karbon dioksida per kilometer persegi. Kehilangan gajah hutan akan menjadi “kerugian global terhadap mitigasi perubahan iklim.”
  • Pencipta Sumber Air dan Jalur Satwa: Jejak kaki gajah dapat berfungsi sebagai penampung air hujan, yang kemudian berkontribusi pada pembentukan sumber air bersih bagi hewan lain. Mereka juga dapat memperbesar sumber air saat mandi. Selain itu, gajah juga membuat jalur setapak yang dapat digunakan oleh hewan lain atau bahkan manusia.

Kematian Tari adalah pengingat pahit akan ancaman yang terus-menerus dihadapi gajah Sumatera, mulai dari perburuan hingga hilangnya habitat. Melindungi gajah berarti melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem yang sangat bergantung pada keberadaan mereka. Upaya konservasi harus terus digalakkan demi masa depan satwa ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Information | Sukabumi |