Perdana Ikut PKM, Dua Tim STIKes Sukabumi Tembus Pendanaan Nasional dan PIMNAS 2025

19 hours ago 7

SUKABUMI– Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Sukabumi. Untuk pertama kalinya sejak berdiri, dua tim mahasiswa dan dosen bimbingan dari kampus ini sukses lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Nasional yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendikbudristek, dan kini resmi melangkah menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 tahun 2025.

Capaian ini menjadi sejarah baru bagi STIKes Sukabumi, mengingat tahun 2025 merupakan kali pertama kampus ini berpartisipasi dalam ajang PKM yang menjadi tolak ukur kreativitas dan inovasi mahasiswa di seluruh Indonesia.

Ketua STIKes Sukabumi, Iwan Permana, mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan dua tim tersebut.
“Kami sangat bersyukur dan bangga, karena ini membuktikan bahwa STIKes Sukabumi mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Kunci utamanya adalah semangat belajar dan persiapan matang dari mahasiswa serta dosen pembimbing,” ujarnya.

Iwan menegaskan bahwa keberhasilan dua tim ini akan menjadi pemicu semangat baru bagi kampus untuk terus berinovasi. Tahun depan, STIKes Sukabumi berencana mengirimkan lebih banyak tim dengan ragam peminatan berbeda, tidak hanya di bidang ilmiah dan kewirausahaan, tetapi juga di pengabdian masyarakat dan produk kesehatan inovatif.

“Kami akan terus mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif dalam kegiatan riset dan inovasi. PKM bukan sekadar lomba, tapi sarana pembentukan karakter ilmiah, kreatif, dan kolaboratif. Inilah wajah baru STIKes Sukabumi yang siap bersaing di kancah nasional,” ujarnya penuh semangatM

Menurut Iwan, keberhasilan ini tidak datang secara instan. Sejak tujuh hingga delapan bulan sebelum pendaftaran, tim-tim PKM STIKes Sukabumi telah mendapat pembinaan, pembekalan, serta pendampingan intensif agar siap menghadapi setiap tahap seleksi. Dari empat tim yang dikirim tahun ini, dua tim berhasil lolos hingga tahap nasional—sebuah pencapaian yang luar biasa untuk partisipasi perdana.

Tim Pertama: PKM-RSH

Tim pertama berasal dari bidang PKM-RSH (Riset Sosial Humaniora) dengan judul riset “Emotion Focused Therapy and Digital Detox terhadap Fenomena FOMO Generasi Z dalam Bersosial Media”.
Tim ini terdiri atas mahasiswa:Muhammad Reyhan Fadhlur Rahman (S1 Keperawatan, Semester 5), Muhammad Akbar Suryana (S1 Keperawatan, Semester 5), Muthiara Putri Ananda Nurroby (S1 Kebidanan, Semester 5) dan Nindia Ismi Hidayah (S1 Keperawatan, Semester 3) dengan dosen pembimbing Maria Yulianti.

Penelitian ini menyoroti perilaku sosial generasi muda yang kerap mengalami Fear of Missing Out (FOMO) akibat intensitas penggunaan media sosial yang tinggi. Melalui pendekatan terapi berbasis emosi dan digital detox, tim ini berupaya menghadirkan solusi ilmiah bagi kesehatan mental remaja dan mahasiswa.

Tim Kedua: PKM-K

Sementara itu, tim kedua dari bidang PKM-K (Kewirausahaan) mengusung riset berjudul “Innovative Green Synthesis of Antidiabetic Compounds dari Ekstrak Chromolaena odorata dan Syngonium podophyllum sebagai Pencegahan Luka Diabetes Berkelanjutan”.
Anggota tim terdiri dari: Syakila (S1 Keperawatan, Semester 5), Alya (S1 Keperawatan, Semester 5) dan Syifa (S1 Kebidanan, Semester 3) dengan dosen pembimbing Waqid Sanjaya.

Riset ini berfokus pada pengembangan produk kesehatan berbasis herbal untuk membantu pencegahan luka kronis akibat diabetes. Pendekatan green synthesis yang ramah lingkungan menjadi nilai lebih penelitian ini, sejalan dengan tren riset kesehatan berkelanjutan.

Salah satu anggota tim PKM-K, Syakila, mengaku bahwa perjalanan menuju PIMNAS bukan hal mudah. Dikatakannya tantangan terbesar timnya adalah menyatukan ide dan visi antaranggota tim. “Awalnya setiap orang punya gagasan yang berbeda, tapi kami belajar berkompromi dan fokus pada satu inovasi yang relevan dan bermanfaat,” ujar

Menurutnya, proses penyusunan proposal yang menarik dan sesuai panduan menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan riset mendalam dan penulisan ilmiah yang runtut. Namun, pembagian peran yang jelas serta komunikasi yang baik membuat timnya mampu bekerja secara efisien dan produktif.

“Saat tahu proposal kami lolos pendanaan, rasanya campur aduk antara bahagia dan tidak percaya. Dari puluhan ribu judul di seluruh Indonesia, hanya 1.590 yang lolos. Kami sangat bangga karena ini pertama kalinya STIKes kami ikut PKM dan langsung menembus PIMNAS,” tambahnya dengan senyum bangga.

Dosen pembimbing Maria Yulianti dari tim PKM-RSH mengungkapkan bahwa partisipasi perdana ini menjadi pengalaman berharga, bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi dosen pendamping.

“Awalnya kami sempat kesulitan memahami format laporan dan luaran yang sesuai standar nasional. Namun dengan membaca panduan dan belajar bersama mahasiswa, kami bisa menyesuaikan diri. Kuncinya adalah kerja sama dan komunikasi yang baik,” jelasnya.

Maria menambahkan, setiap pekan ia melakukan bimbingan minimal dua kali untuk memastikan seluruh tahapan riset berjalan optimal. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif dosen dalam seluruh kegiatan, bukan sekadar mengawasi dari jauh.

“Mahasiswa saya bahkan mampu mengembangkan intervensi berbasis budaya Sunda dalam riset mereka—ini bukti bahwa kreativitas bisa tumbuh jika didukung dengan bimbingan dan kepercayaan,” tuturnya.(wdy)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |