SUKABUMI – Prestasi membanggakan kembali lahir dari generasi muda Sukabumi. Fathir Mohamad Ikhsan, siswa kelas XI MAN 1 Kota Sukabumi, berhasil meraih Juara 2 Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Riset Tingkat Nasional 2025 pada 11–13 November di Hotel Grand El Hajj, Kota Tangerang, Banten.
Dengan penuh rasa syukur, Fathir menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam perjalanan akademiknya. “Saya merasa sangat bersyukur dan terhormat. Meraih juara nasional adalah bukti bahwa proses penelitian, perancangan alat, dan analisis data yang saya lakukan diapresiasi di tingkat nasional,” ujarnya penuh bangga.
Fathir tampil memukau di OMI melalui inovasinya, “SMALLOW (Smart Pillow)”, sebuah bantal pintar berbasis IoT dan AI yang dirancang khusus untuk membantu meningkatkan kualitas tidur penderita insomnia. Inspirasi tersebut muncul dari permasalahan yang dekat dengan kehidupan remaja.
“Beberapa teman saya bahkan saya sendiri pernah mengalami kesulitan tidur akibat tekanan akademik. Dari situ saya bertanya, apakah teknologi bisa membantu memperbaiki kualitas tidur?,” katanya.
Pertanyaan itu berkembang menjadi riset 15 hari yang intens, menghasilkan prototipe bantal yang mampu Mendeteksi gerakan kepala dan pola tidur melalui sensor, Mengolah data menggunakan mikrokontroler ESP32, Menganalisis kualitas tidur menggunakan AI serta Menampilkan hasil melalui dashboard Streamlit.
Tidak hanya inovatif, SMALLOW terbukti efektif secara ilmiah. Dari uji coba menggunakan instrumen PSQI, kualitas tidur pengguna meningkat signifikan. Uji statistik Paired Sample T-Test menghasilkan p-value 0,001—menunjukkan perubahan tersebut sangat signifikan. Bahkan, effect size Cohen’s dz di atas angka 1 membuktikan bahwa pengaruh Smallow tergolong kuat.
“Smallow tidak hanya mencatat data, tetapi memberikan gambaran ilmiah mengenai kualitas tidur pengguna,” tegas Fathir.
Salah satu hal yang membuat prestasi ini semakin luar biasa adalah fakta bahwa Fathir mengerjakan seluruh risetnya seorang diri, sementara peserta lain rata-rata terdiri dari tiga orang.
“Tantangan terbesarnya adalah memastikan semua komponen bekerja stabil dan menghasilkan data valid,” ungkapnya.
Kerusakan sensor, revisi program, hingga manajemen waktu menjadi ujian berat, tetapi justru menjadi proses pembelajaran berharga bagi Fathir. Bahkan untuk bantal yang digunakan ia beli di marketplace, karena fokus risetnya terletak pada sistem IoT dan AI yang ia bangun dari nol.
Tentunya prestasi yang diraih Fathir bukan kali pertama, tetapi sebelumnya pernah mengikuti kompetisi inovasi Samsung Solve for Tomorrow, pengalaman yang membantunya berkembang dalam merancang dan menyajikan ide teknologi dan berhasil lolos 10 besar tingkat nasional.
Setelah meraih juara nasional, Fathir berkomitmen untuk meningkatkan teknologi Smallow, memperbaiki hardware dan sistem analisis AI agar lebih akurat dan bermanfaat bagi masyarakat. Ke depan, ia berharap inovasinya benar-benar dapat digunakan oleh penderita insomnia di Indonesia.
“Harapan saya, SMALLOW bisa memberikan manfaat nyata, bukan hanya sebagai produk riset, tetapi sebagai solusi kesehatan yang benar-benar membantu,” tutup Fathir.
Di balik sukses besar ini, Fathir tidak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kedua orang tuanya, terutama ayahnya TM Abdurahman yang terus mendoakan dan mendukungnya. Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada dua guru pembimbingnya, Nurlaeli dan Viqhi Aswie, yang mendampingi sejak tahap ide hingga presentasi final.
Prestasi gemilang yang diraih Fathir sebagai Juara 2 OMI Riset Tingkat Nasional 2025 tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya, tetapi juga untuk para guru pembimbing dan seluruh keluarga besar MAN 1 Kota Sukabumi. Salah satu guru pembimbing, Nurlaeli, mengungkapkan rasa bangga sekaligus perjalanan panjang yang harus dilalui hingga Fathir berhasil mencapai panggung nasional.
“Saya merasa bangga sekali karena Fathir mampu berprestasi sampai tingkat nasional,” ujarnya.
Menurutnya, prestasi ini menjadi bukti bahwa kegigihan, ketekunan, dan komitmen seorang siswa dapat membuahkan hasil yang luar biasa.
MAN 1 Kota Sukabumi sendiri telah memiliki ekstrakurikuler riset yang menjadi wadah bagi peserta didik yang ingin mengembangkan kemampuan inovasi dan penelitiannya. Dalam ajang OMI Riset tahun ini, sebenarnya terdapat beberapa tim yang ikut serta. Namun, dari semua peserta yang menjalani proses seleksi dan pengujian, hanya Fathir yang berhasil bertahan hingga tahap akhir dan melaju ke tingkat nasional. “Secara ide, Fathir memang layak menjadi juara karena latar belakang permasalahannya relevan dengan fenomena yang banyak dialami saat ini,” jelas Nurlaeli.
Dengan tema besar transformasi digital, karya Fathir—SMALLOW, bantal pintar berbasis IoT dan AI—dinilai memenuhi standar inovasi modern dan berdampak langsung pada kebutuhan masyarakat.
Namun, perjalanan menuju juara tidak berjalan mulus. Proses perakitan dan pengujian alat menghadapi berbagai hambatan, termasuk kerusakan sensor yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini memaksa mereka menunggu komponen baru, yang otomatis mengurangi waktu untuk pengembangan lainnya. Meski begitu, Fathir tetap menunjukkan ketenangan dan fokus, memastikan semua tahapan riset terselesaikan dengan baik.
“Tidak ada keberhasilan dengan proses yang biasa saja. Banyak hal yang terjadi, terutama saat sensor rusak. Tapi Fathir bisa melewati semua dengan tenang,” tambahnya.
Ke depannya, Nurlaeli berharap prestasi ini dapat memacu semangat Fathir untuk terus berkarya dan berprestasi. Lebih dari itu, ia ingin pencapaian ini menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lainnya di MAN 1 Kota Sukabumi untuk berani bermimpi dan berkarya.
“Target selanjutnya tentu membawa medali emas. Kami yakin Fathir mampu,” harapnya.
Sementara pembimbing lainnya Viqhi Aswie, mengungkap perjalanan panjang di balik pencapaian tersebut. Menurutnya, prestasi ini merupakan bukti bahwa MAN 1 Kota Sukabumi mampu bersaing di tingkat nasional dalam bidang riset dan inovasi teknologi.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur dan bangga. Ini buah kerja keras siswa dan dukungan madrasah, sekaligus bukti bahwa MAN 1 Kota Sukabumi mampu bersaing di tingkat nasional,”ujar Viqhi.
Viqhi menceritakan bahwa proses pendampingan dilakukan secara rutin sejak awal seleksi. Mulai dari pematangan ide, penyusunan proposal, uji coba alat Smallow, hingga latihan presentasi dan sesi tanya jawab untuk meningkatkan rasa percaya diri Fathir.
“Selama proses seleksi kita rutin bimbingan. Smallow diuji coba berkali-kali untuk memastikan alat bekerja optimal sebelum masuk tahap penjurian,” jelasnya.
Meski persiapan dilakukan secara matang, berbagai kendala tetap muncul, terutama terkait teknis alat dan manajemen waktu. Beberapa komponen sempat mengalami kerusakan, sehingga tim harus menunggu penggantinya.
“Kendalanya terutama soal waktu dan teknis alat. Kami harus mengatur jadwal bimbingan yang fleksibel, memanfaatkan waktu luang, dan mencari alternatif solusi ketika ada komponen atau program yang bermasalah,” tambahnya.
Setelah meraih juara nasional, proyek Smallow tidak berhenti begitu saja. Menurut Viqhi, karya bantal pintar berbasis IoT dan AI tersebut akan terus dikembangkan, baik dari sisi desain maupun fitur.
“SMALLOW insya Allah tetap dikembangkan dengan penyempurnaan desain dan fitur. Uji coba akan dilakukan ke lebih banyak pengguna,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa SMALLOW telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan pihaknya akan mengupayakan publikasi ilmiah pada jurnal bereputasi internasional.(wdy)































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5304440/original/011493200_1754271410-emas_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4692327/original/076878600_1703038223-Ilustrasi_ibu_dan_anak_laki-lakinya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/957870/original/076978800_1439802056-jokowi-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283839/original/070148500_1752566379-hl3.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4078820/original/073317100_1656988242-pexels-j__shoots-4277.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4263593/original/054502900_1671185465-T_albo_041109_011_resize.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3239343/original/059385600_1600230916-photo-1566004100631-35d015d6a491.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5253791/original/032620300_1750061407-baby-boy-striped-shirt-is-sleeping-bed.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3176662/original/077389200_1594444330-Photo_by_Juan_Encalada_on_Unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4855115/original/075891600_1717661103-Ilustrasi_bayi_perempuan.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4652526/original/011842300_1700205368-Ilustrasi_bayi_laki-laki.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1390288/original/076933800_1477898103-bluecoralsnake.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4612735/original/020424700_1697457852-vitaliy-zalishchyker-tQCFYZ1bLJE-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3502003/original/013722800_1625541140-gustavo-cultivo-fzUEvgttIRI-unsplash.jpg)