SOLO – Kemenangan 3-2 Myanmar atas Laos (18/12) membuat situasi grup B Piala AFF 2024 kurang menguntungkan bagi tim nasional Indonesia. Perolehan poin Indonesia yang berada di posisi kedua klasemen menjadi sama seperti Myanmar yang kini ada di urutan ketiga. Sama-sama 4 poin. Selisih gol kedua tim pun serupa. Sama-sama 0.
Situasi itu membuat timnas Indonesia tidak hanya harus menang saat menghadapi Filipina dalam laga pemungkas grup B Piala AFF 2024 yang digelar malam ini di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (siaran langsung RCTI pukul 20.00 WIB). Tapi, timnas Indonesia juga harus berharap Myanmar kalah atau minimal bermain imbang saat bertanding melawan Vietnam di Phu Tho Provincial Stadium, Vietnam, pada hari dan jam yang sama dengan laga Indonesia kontra Filipina.
Selain itu, timnas Indonesia harus berharap tidak ada main mata dalam laga Vietnam melawan Myanmar. Sebab, regulasi yang dipakai AFF dalam penentuan posisi klasemen grup tidak melihat head-to-head. Urutannya, jumlah poin, selisih gol, dan jumlah gol yang dicetak. Artinya, kemenangan 1-0 Indonesia atas Myanmar tidak menjadi patokan penentuan klasemen jika Myanmar pada akhirnya memiliki selisih gol maupun jumlah gol yang dicetak lebih banyak daripada Indonesia.
Shin Tae-yong (STY), pelatih timnas Indonesia, sadar bahwa situasi itu memberikan pressure yang tinggi terhadap skuadnya. ”Bohong jika kami tidak ada beban,” ujar pelatih asal Korea Selatan itu dalam sesi konferensi pers di Stadion Manahan kemarin.
Tapi, STY tahu dirinya tidak punya pilihan lain selain menang. Kemenangan tidak hanya akan menjaga peluang Indonesia untuk lolos ke semifinal. Tapi juga mampu meningkatkan kepercayaan diri para pemain. Saat ini skuad muda timnas Indonesia yang berlaga pada ajang Piala AFF 2024 diproyeksikan untuk tampil dalam SEA Games 2025 Thailand.
”Saat ini para pemain muda sangat baik. Memang masih ada kekurangan saat melawan tim senior dari negara mana pun. Tapi, masih ada waktu satu tahun untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Bila besok (hari ini, Red) menang, para pemain muda pasti akan berkembang lebih baik,” tegas pelatih 54 tahun tersebut.
Sayang, target yang diinginkan STY tersebut tidak berbanding lurus dengan cara bermain timnas Indonesia. Pada ajang Piala AFF 2024, timnas Indonesia minim dalam kreativitas serangan. Bahkan, empat alias keseluruhan gol timnas Indonesia dalam tiga pertandingan grup B tercipta lewat skema yang sama. Yaitu, memanfaatkan momentum lewat situasi set piece.
Dalam sesi konferensi pers kemarin, Jawa Pos menanyakan kepada STY kenapa timnas Indonesia kesulitan mencetak gol lewat skema open play. Tapi, pelatih timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 Rusia tersebut terkesan merasa terganggu dengan pertanyaan itu.
”Justru sebaliknya. Saya yang harus bertanya. Mengapa Filipina selalu kebobolan lewat situasi set piece, bukan open play. Mungkin pertanyaannya yang salah. Dengan tujuan yang kurang baik,” ucap STY dengan ketus.
Karena menilai ada celah di lini pertahanan Filipina yang kesulitan dalam mengantisipasi set piece, STY memberikan sinyal untuk menggunakan bola mati sebagai senjata. Salah satunya dengan memainkan Pratama Arhan sebagai starter. ”Besok (hari ini) tidak hanya Arhan yang akan menjadi starter. Tapi juga Asnawi Mangkualam,” paparnya.
Di sisi lain, pelatih Filipina Albert Capellas menilai situasi timnya kurang ideal jelang laga melawan Indonesia. Sebab, Filipina hanya memiliki waktu persiapan dua hari karena bertanding melawan Vietnam pada 18 Desember lalu. Sedangkan timnas Indonesia memiliki waktu istirahat lima hari. Indonesia kali terakhir bertanding pada 15 Desember melawan Vietnam.
”Tapi, pemain saya masih memiliki motivasi 100 persen untuk bertarung. Jika bermain seperti saat melawan Vietnam, kami yakin bisa menang atas Indonesia,” ucap Capellas. (fiq/c19/ali)