BANDUNG – Kopi bukan lagi sekadar minuman, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda masa kini yang tak terpisahkan. Banyak café – café yang menjamur baik di kota maupun pinggiran kota. Semakin banyaknya minuman kopi yang diproduksi maka sisa dari proses penyeduhan kopi setelah biji kopi bubuk diseduh atau dikenal dengan sebutan ampas kopi semakin banyak dan cenderung dibuang begitu saja sebagai limbah.
“Tujuan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Skema Internasional ini adalah untuk memanfaatkan ampas kopi yang tidak terpakai untuk dijadikan coaster/ tatakan supaya limbah pun bisa dijadikan sebuah produk,” ungkap salah satu tim pengabdian dari Politeknik Negeri Bandung, Rony Pasonang Sihombing, Minggu (6/7).
Program yang diketuai oleh Prof. Ir. Herawati Budiastuti, Ph.D. dan berkolaborasi dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) mengusung tema “From Waste To Wealth : Utilizing Coffee Waste for Eco Friendly and Sustainable Product” atau dari Sampah jadi Berkah: Pemanfaatan Limbah Kopi untuk Produk Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, inovasi ini berfokus pada pemanfaatan limbah untuk menghasilkan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi.
“Ada beberapa alternatif lain sebenarnya, namun coaster dipilih karena bentuk produknya cukup variatif (tergantung molding) sehingga nilai keunikannya tinggi,” tuturnya.
Tim peneliti Polban dan UTM bekerja sama dalam mengembangkan formula dan metode pembuatan coaster yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetik dan berkelanjutan. Pembuatannya cukup sederhana karena formula sudah selesai pengetesan di skala lab, cukup dicampurkan bubuk jasmonite dan ampas kopi dengan hardener menggunakan rasio tertentu, kemudian dicetak di cetakan silicon.
Hasil dari penelitian di laboratorium didapatkan formulasi yang tepat untuk pembuatan coaster. Dengan rasio ini, akan memudahkan orang awam sekalipun untuk membuat dan mengolah limbah ampas kopi.
Kegiatan PKM ini tidak hanya berhenti pada pengembangan produk, tetapi juga melibatkan demonstrasi yang berlangsung di Djamoo Café, salah satu kafe lokal yang berkomitmen terhadap praktik ramah lingkungan yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2025. Tujuannya adalah agar proses pembuatan coaster dari limbah kopi ini dapat diaplikasikan oleh pihak kafe. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen Polban dan UTM dalam mendorong inovasi berbasis keberlanjutan serta transfer pengetahuan kepada Masyarakat.
“Kami berharap bahwa Mitra (Djamoo Café) dapat secara mandiri mengolah limbahnya sendiri menjadi produk lain dengan nilai kebermanfaatan yang baik,” ucapnya.
Diharapkan, inovasi “From Waste to Wealth” ini tidak hanya berhenti pada pembuatan coaster, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain dan masyarakat luas untuk melihat potensi dalam setiap limbah, mengubahnya menjadi sesuatu yang berharga untuk mengurangi penumpukan limbah dan menjadikan sekitar lebih hijau.
Tim dari Politeknik Negeri Bandung yang terlibat di dalam program ini antara lain Prof. Ir. Herawati B M.Eng. Sc., Ph.D; Prof. Drs. Haryadi, M.Sc, Ph.D; Dr. Shoerya S, LRSC., M.T.; Dr. Saripudin, S.T., M.T.; Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng.; Rispiandi, S.T., M.T.; Irwan Hidayatulloh, S.T., M.T.; Gita Nur Sajida, S.T., M.T. ; Hermin Kartika Sari, S.T., M.Eng.; Ir. Nurcahyo, M.T.; Dra. Mentik Hulupi, MS. Sedangkan tim dari UTM (Universiti Teknologi Malaysia) antara lain Associate Prof Dr Rohah A. Majid; Associate Prof Dr Nadia Adrus; Dr. Jamarosliza binti Jamaluddin; Faiqah Batrisyia Binti Usof; Sam Nureszren Bin Sam Sabtu. Di sisi lain, pihak tim Mitra (Djamoo Café) antara lain Tokoh prajadhipa; Nabila Rai Rizky; Mochamad Dimas Restu; Dera Isgi Aq Zahra; Sri Sukma Wati. (jpg)