Memperingati Hari Guru Nasional, Ini Dia Kisah Inspiratif Guru Sukabumi (1)

3 hours ago 3

Berangkat Pukul 04.30 WIB, Pulang Senja, Perjalanan Panjang yang Antarkan Tini Agustini jadi Guru Dedikatif Jabar

Pukul 04.30 pagi, ketika sebagian besar warga Cibadak masih terlelap, Tini Agustini sudah melangkah keluar rumah. Embun masih menggantung, udara masih menggigit. Ia berjalan menuju gang kecil tempat colt mini biasa mangkal, kendaraan pertama yang membawanya menempuh perjalanan panjang menuju SMAN 1 Nyalindung,Kabupaten Sukabumi. Sudah 18 tahun ia melakukan rutinitas ini—tanpa mengeluh, tanpa absen, tanpa terlambat.

Widi Fitria – SUKABUMI

Dari perjalanan sepanjang 40 kilometer, lahir sebuah dedikasi yang akhirnya mengantarkan Tini meraih Juara 3 Kategori Guru SMA Dedikatif pada ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dedikatif Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025.

“Saya sangat kaget dan bahagia. Tidak menyangka bisa masuk dalam tiga besar dan secara pribadi, saya bangga bisa terus semangat mengabdikan diri, meski jarak tempuh dari rumah cukup jauh,” ujarnya dengan mata berbinar.

Sejak ditempatkan di SMAN 1 Nyalindung pada tahun 2007, Tini tidak pernah sekalipun mengajukan mutasi. Ia justru menjadikan rutinitas perjalanan yang melelahkan itu sebagai penguat tekad untuk tetap memberikan yang terbaik.

Di sekolah, ia bukan hanya dikenal sebagai guru Ekonomi-Akuntansi, tetapi juga sosok yang selalu datang paling pagi, pulang paling sore, dan tak pernah kehilangan senyum cerianya.

“Anak-anak tahu, saya yang jauh saja bisa datang tepat waktu. Kalau mereka terlambat, biasanya mereka malu sendiri,” katanya sambil tersenyum.

Tentunya keteladanan seperti ini, bagi Tini, adalah pendidikan karakter paling nyata dan selama 16 tahun, ia selalu ditemani rekan seperjalanannya, Aman Suratman, “Beliau saksi hidup perjuangan saya,” ujar Tini menyampaikan rasa terima kasihnya.

Penghargaan yang diraih Tini bukan semata karena ketekunannya dalam mengajar, tetapi juga karena program inovatif yang ia gagas yaitu BERDIKARI, singkatan dari Berkarya, Disiplin, dan Kolaborasi dalam Membangun Jati Diri.

Program yang baru berjalan lima bulan ini dikemas dalam kegiatan kokurikuler Projek PJBL dengan tema “Bangun Diri, Bangun Ide, Bangun Masa Depan.” dengan menanamkan empat nilai utama yaitu disiplin, tanggung jawab, kolaborasi dan kemandirian.

Nilai-nilai ini diselaraskan dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Gapura Pancawaluya, yang tengah menjadi fokus pengembangan karakter di Jawa Barat.
Anak-anak merespons kegiatan ini dengan antusias. “Mereka senang karena programnya tidak hanya teori, tetapi melatih karakter mereka. Dan saya selalu bilang, jarak jauh saya tidak menghalangi karya. Itu contoh nyata bagi mereka,” terangnya.

Bagi Tini, tantangan terbesar bukan pada materi pelajaran, melainkan pada upaya menanamkan disiplin, rasa percaya diri, dan kerja sama dalam diri siswa.
Ia mengatasinya dengan memberi kesempatan luas bagi siswa untuk memproduksi karya melalui proyek. Yang ia nilai bukan hanya hasilnya, tapi proses dan karakter yang tumbuh selama pengerjaannya.

“Saya yakin, kalau karakter mereka kuat, mereka bisa menghasilkan karya apa pun,” katanya.

Program ini baru diterapkan di kelasnya, namun sekolah mulai merencanakan perluasan penerapan ke seluruh kelas, meski secara bertahap. Memasuki penghujung karier, Tini akan pensiun pada tahun 2027 prestasi ini terasa semakin bermakna. Ia ingin sisa masa tugasnya menjadi masa untuk memperkuat warisan pengabdiannya: karakter yang tertanam pada generasi muda.

“Target saya adalah memberikan bekal penanaman nilai karakter bagi semua pihak, agar kelak mereka siap menjadi tenaga kerja dan warga masyarakat yang kuat jati dirinya,” ucapnya.

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Tini menyampaikan rasa syukurnya dan ucapan terimakasih kepada seluruh warga SMAN 1 Nyalindung, yang selalu mendukung dan menjadi saksi dedikasinya terutama kepada rekan seperjalanannya, Aman Suratman serta Kepala SMAN 1 Nyalindung yang memberikan ruang untuknya untuk terus berkembang.  Ia berharap penghargaan ini bukan akhir, melainkan penyulut semangat baru.

“Selama saya masih diberi kesempatan bertugas, saya akan terus berjuang dengan sepenuh hati,” tutupnya.(*)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |