Oleh: Yulianti (Dosen Institut Citra Buana Indonesia/ICBI)
Perkembangan media sosial telah mengubah wajah perguruan tinggi secara signifikan. Kampus tidak lagi sekadar ruang produksi ilmu pengetahuan, tetapi juga arena representasi diri dan institusi. Prestasi akademik, jabatan struktural, hingga aktivitas tridarma kini sering dipresentasikan dalam bentuk unggahan digital yang menonjolkan citra personal. Fenomena ini memunculkan kecenderungan yang dikenal sebagai narsisme akademik, yaitu orientasi berlebihan pada pengakuan dan validasi publik dalam konteks akademik.
Dalam kondisi tertentu, narsisme akademik dapat beririsan dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD), yakni gangguan kepribadian yang ditandai oleh rasa superioritas berlebihan, kebutuhan akan kekaguman, serta rendahnya empati terhadap orang lain (American Psychiatric Association, 2013). Artikel ini bertujuan mengkaji secara ringan namun ilmiah bagaimana budaya media sosial berpotensi memperkuat kecenderungan narsistik di perguruan tinggi serta implikasinya terhadap iklim akademik.
Narsisme dan Budaya Akademik
Narsisme pada dasarnya merupakan spektrum. Pada taraf moderat, ia dapat berfungsi adaptif, seperti meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. Namun, ketika berkembang secara patologis, narsisme justru merusak relasi sosial dan kualitas pengambilan keputusan (Campbell & Foster, 2007).
Budaya akademik yang ideal menekankan kolaborasi, kritik ilmiah, dan kerendahan hati intelektual. Sebaliknya, narsisme akademik mendorong individu untuk memandang prestasi sebagai alat legitimasi diri semata. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kecenderungan narsistik tinggi cenderung sensitif terhadap kritik dan lebih fokus pada citra dibanding substansi kinerja (Morf & Rhodewalt, 2001).
Peran Media Sosial dalam Memperkuat Narsisme Akademik
Media sosial menyediakan mekanisme instan untuk memperoleh validasi melalui likes, komentar, dan jumlah pengikut. Buffardi dan Campbell (2008) menemukan bahwa media sosial dapat menjadi medium ideal bagi individu narsistik untuk menampilkan diri secara berlebihan dan selektif.
Dalam konteks perguruan tinggi, media sosial berpotensi menggeser orientasi akademik dari proses ke pencitraan. Publikasi ilmiah, kegiatan pengabdian, bahkan kepemimpinan struktural kerap ditampilkan sebagai simbol status. Ketika pengakuan digital menjadi indikator utama keberhasilan, kualitas akademik dan etika berisiko terpinggirkan.
Implikasi terhadap Kepemimpinan dan Iklim Kampus
Kecenderungan narsistik dalam kepemimpinan akademik memiliki dampak serius. Pemimpin dengan sifat narsistik cenderung memusatkan kekuasaan, menolak kritik, dan mengambil keputusan yang menguntungkan citra personal (Rosenthal & Pittinsky, 2006). Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan iklim kerja yang tidak sehat, menurunkan kepercayaan sivitas akademika, serta menghambat inovasi.
Bagi mahasiswa, budaya narsisme akademik dapat mendorong kompetisi semu dan orientasi prestasi yang dangkal. Mahasiswa terdorong untuk “terlihat unggul” alih-alih benar-benar belajar dan berkembang. Padahal, pendidikan tinggi berperan penting dalam pembentukan karakter, empati, dan tanggung jawab sosial (Astin, 1999).
Upaya Mitigasi dan Penguatan Budaya Akademik
Menghadapi tantangan ini, perguruan tinggi perlu menguatkan kembali nilai-nilai budaya akademik. Pertama, dengan membangun literasi kesehatan mental agar sivitas akademika mampu mengenali perbedaan antara kepercayaan diri yang sehat dan narsisme patologis. Kedua, dengan mengelola media sosial institusi secara etis, menekankan pencapaian kolektif dan dampak keilmuan, bukan kultus individu.
Selain itu, sistem penilaian kinerja dosen dan pimpinan perlu menitikberatkan pada kualitas proses, kolaborasi, dan integritas, bukan semata-mata popularitas atau eksposur publik. Lingkungan akademik yang sehat adalah lingkungan yang memberi ruang kritik, dialog, dan refleksi diri.
Simpulan
Narsisme akademik di era media sosial merupakan fenomena yang nyata dan perlu disikapi secara bijak. Ketika kecenderungan narsistik berkembang tanpa kontrol, ia berpotensi menggerus nilai-nilai fundamental pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya unggul secara reputasi, tetapi juga sehat secara mental dan etis. Dengan demikian, kampus dapat tetap menjadi ruang tumbuh bersama, bukan sekadar panggung ego di tengah gemerlap dunia digital. (*)






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4692327/original/076878600_1703038223-Ilustrasi_ibu_dan_anak_laki-lakinya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3239343/original/059385600_1600230916-photo-1566004100631-35d015d6a491.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4855115/original/075891600_1717661103-Ilustrasi_bayi_perempuan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4612735/original/020424700_1697457852-vitaliy-zalishchyker-tQCFYZ1bLJE-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4652526/original/011842300_1700205368-Ilustrasi_bayi_laki-laki.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2899146/original/034869900_1567402516-nathan-dumlao-Y3AqmbmtLQI-unsplash.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3502003/original/013722800_1625541140-gustavo-cultivo-fzUEvgttIRI-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4127832/original/025254300_1660804798-Halte_Gelora_Bung_Karno_Beroperasi_Kembali-Herman_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165524/original/089051900_1742184259-31b2e2886c2436118ff9f2661d63837b.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3338918/original/012952000_1609634550-anzhelika-diduk-pcwNl4D2NFc-unsplash.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4758214/original/001817600_1709250639-Ilustrasi_bayi_perempuan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378300/original/038655500_1760238476-IMG_8887_1_.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4804288/original/011858300_1713347596-20240417-Bisnis_Laundry-HER_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366188/original/061039700_1759219986-WhatsApp_Image_2025-09-30_at_12.01.08_dad434cb.jpg)