Tim KKN-T IPB University Kenalkan Siswa SDN Caringin Ilmu Meteorologi, Lewat Pengamatan Cuaca Secara Langsung

1 week ago 29

SUKABUMI – Desa Caringin yang terletak di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menyimpan kehidupan masyarakat yang erat dengan alam.

Desa ini dikenal sebagai “permata tersembunyi” yang menawarkan pemandangan sawah hijau membentang, perbukitan megah yang membingkai langit, serta udara sejuk yang menenangkan. Suasana pedesaan yang asri berpadu dengan keramahan warganya, menjadikan Caringin sebagai salah satu wilayah yang kaya akan nilai kebersamaan dan gotong royong.

Namun, di balik keindahan alam yang memukau, tersimpan sebuah tantangan yang jarang disadari: rendahnya pemahaman terhadap sains, khususnya ilmu meteorologi. Padahal, wilayah ini tidak hanya mengandalkan pertanian sebagai sumber penghidupan, tetapi juga berada dekat dengan pesisir selatan Jawa yang rawan cuaca ekstrem. Pengetahuan tentang cuaca dan iklim tidak hanya memengaruhi aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat membantu masyarakat mengantisipasi potensi bencana dan menjaga kesehatan lingkungan.

Ilmu meteorologi memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam sektor pertanian, pemahaman cuaca membantu petani menentukan waktu tanam dan panen yang tepat, mengantisipasi curah hujan, atau meminimalkan risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem. Di sisi lain, pengetahuan ini juga bermanfaat dalam mengantisipasi potensi bencana seperti banjir, longsor, dan gelombang panas, serta memahami kaitannya dengan penyakit yang dapat menyebar akibat perubahan iklim, seperti demam berdarah atau penyakit kulit. Tanpa pemahaman yang memadai, masyarakat akan lebih rentan terhadap risiko-risiko tersebut, baik dari segi produktivitas maupun keselamatan.

TIM KKN-T IPB UniversityBerdasarkan kondisi tersebut, Tim KKN-T IPB University Desa Caringin melaksanakan program “Cuaca dalam Cerita” yang ditujukan untuk siswa kelas 6 SDN Caringin.

Program ini bertujuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus mengedukasi anak-anak tentang pentingnya ilmu meteorologi. Pendekatan yang digunakan tidak hanya sebatas pemberian materi di kelas, tetapi juga mengajak peserta untuk mengamati langsung fenomena cuaca di lingkungan mereka.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Rabu (16/7/2025) dan berakhir pada Jumat (18/7/2025). Pada hari pertama, siswa mengikuti pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman awal mereka tentang cuaca dan iklim. Setelah itu, tim KKN-T menyampaikan materi pengenalan meteorologi melalui media cerita bergambar dan diskusi ringan yang interaktif. Metode ini dipilih untuk membuat konsep sains yang rumit menjadi lebih mudah dicerna oleh anak-anak. Hari pertama juga diisi dengan permainan edukatif bertema cuaca untuk meningkatkan interaksi dan minat belajar peserta.

Memasuki hari kedua, siswa melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi cuaca di sekitar rumah mereka. Mereka diminta menggambar kondisi langit, mencatat perubahan yang terjadi, serta mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman-teman sekelas. Kegiatan pengamatan ini dilanjutkan pada hari ketiga, sehingga siswa dapat melihat perbedaan kondisi cuaca dari hari ke hari.

Pada Jumat (18/7/2025), kegiatan ditutup dengan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. Mereka juga mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas, yang kemudian disusul dengan permainan interaktif untuk mengulas kembali materi. Permainan ini menjadi momen yang paling meriah, di mana siswa tampak antusias menjawab pertanyaan dan berusaha memenangkan setiap sesi.

Hasil dari kegiatan ini cukup menggembirakan. Setelah mengikuti rangkaian program, siswa mampu membedakan cuaca dan iklim dengan lebih jelas, menganalisis jenis penyakit dan bencana yang disebabkan oleh faktor cuaca atau iklim, serta memahami siklus air yang menjadi bagian penting dari pembelajaran meteorologi.

Melalui program “Cuaca dalam Cerita”, diharapkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap isu perubahan iklim dan penerapan ilmu iklim dalam kehidupan sehari-hari. Tim KKN-T berharap pengalaman ini dapat memicu rasa ingin tahu anak-anak untuk terus belajar dan memperhatikan fenomena alam di sekitar mereka.

Dengan memotivasi semangat belajar dan metode yang interaktif, program ini menjadi contoh bahwa sains, khususnya meteorologi, dapat diajarkan secara menyenangkan. Lebih dari sekadar pengetahuan, kegiatan ini menanamkan kesadaran bahwa cuaca dan iklim adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Caringin.

TIM KKN-T IPB University

Penulis : Tim KKN-T IPB University

***

Read Entire Article
Information | Sukabumi |