SUKABUMI — Bencana alam yang memporak-porandakan puluhan kecamatan di Kabupaten Sukabumi, telah menyita perhatian semua kalangan.
Kali ini, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, bersama Kapolda Jawa Barat, Danrem, dan BNPB langsung meninjau lokasi bencana pergerakan tanah yang melanda Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Pada Kamis (05/12).
Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi di lokasi, Bey Machmudin tiba di lokasi bencana sekitar pukul 08.55 WIB. Setelah meninjau rumah-rumah warga yang terdampak retakan tanah, ia bersama rombongan, yang didampingi oleh Bupati Sukabumi, Kapolres Sukabumi Kota, dan Kapolres Sukabumi, melanjutkan kunjungan ke posko bencana, dapur umum, gudang logistik, dan berbincang dengan penyintas bencana di tenda darurat yang terletak di halaman kantor Desa Sukamaju.
“Kami baru saja meninjau Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Fokus utama kami saat ini adalah evakuasi warga dan penanganan transportasi yang terputus akibat longsor,” kata Bey Machmudin kepada Radar Sukabumi pada Kamis (05/12).
Menurutnya, ada beberapa jalan dan jembatan yang hancur, dan perbaikan ditargetkan memerlukan waktu sekitar satu setengah bulan. Di lokasi bencana, ada enam titik jalan milik pemerintah Provinsi Jawa Barat yang putus.
Bey juga menyampaikan, bahwa untuk daerah yang terisolasi, distribusi logistik bisa dilakukan menggunakan kapal jika jalur darat terputus. “Posko utama kami berada di Palabuhanratu, sebagai pusat koordinasi bantuan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bantuan dapat terdistribusi dengan baik, sebagaimana yang disampaikan oleh Deputi BNPB,” ujar Bey.
Selanjutnya, Pj Gubernur Jawa Barat, menekankan pentingnya keselamatan warga. Untuk itu, ia meminta PVMBG untuk menganalisis apakah lokasi ini masih layak dihuni. Jika tidak, ia akan mempertimbangkan opsi relokasi.
“Bantuan untuk rumah yang rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan rusak ringan Rp15 juta, dengan syarat melalui assessment lebih lanjut,” tandasnya.
Meskipun puncak musim hujan telah diprediksi, Bey mengungkapkan bahwa intensitas hujan kali ini lebih tinggi dari yang biasanya terjadi.
“Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025, jadi kami terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap curah hujan yang tinggi,” ujarnya.
Terkait jumlah korban, Bey mengakui ada keterlambatan dalam pengumpulan data akibat terputusnya jaringan komunikasi dan listrik. “Sekitar 150.000 pelanggan terdampak pemadaman listrik, dengan 60.000 di antaranya sudah teraliri kembali,” timpalnya.
“Data korban juga mengalami keterlambatan, namun kami terus memutakhirkan informasi melalui posko utama di Palabuhanratu. Hingga kini, kami mencatat tiga korban meninggal dunia akibat longsor, dan empat orang lainnya masih dalam pencarian,” bebernya.
Halaman: 1 2