Fimela.com, Jakarta Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional—momen bersejarah yang menandai titik awal kebangkitan kesadaran nasional untuk meraih kemerdekaan. Di balik tanggal ini, terdapat semangat kolektif yang lahir dari keinginan rakyat Indonesia untuk bersatu, belajar, dan bergerak bersama. Namun, lebih dari sekadar catatan sejarah, Hari Kebangkitan Nasional mengajak kita merenungi kembali semangat juang dan solidaritas lintas generasi.
Kini, lebih dari seabad sejak momen itu tercipta, kita dihadapkan pada tantangan baru—dari kesenjangan sosial hingga isu kesetaraan gender. Di tengah era digital dan perkembangan zaman, semangat kebangkitan tetap penting untuk dihidupkan, terutama oleh generasi muda dan para perempuan Indonesia yang kini memiliki ruang lebih luas untuk bersuara dan berkarya.
Awal Mula Kebangkitan Nasional
Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 oleh para pelajar STOVIA di Batavia. Organisasi ini menjadi pelopor gerakan nasional yang menekankan pentingnya pendidikan, persatuan, dan kemajuan bangsa. Boedi Oetomo menjadi simbol awal kesadaran rakyat Indonesia akan pentingnya identitas dan kemandirian sebagai bangsa yang utuh.
Tokoh-Tokoh Penting
Tokoh-tokoh seperti dr. Soetomo dan Wahidin Soedirohoesodo memainkan peran sentral dalam membangkitkan semangat nasionalisme. Mereka menanamkan ide bahwa kemajuan bangsa bisa dimulai dari peningkatan intelektualitas rakyatnya. Semangat ini kemudian diteruskan oleh organisasi-organisasi nasionalis lainnya, seperti Sarekat Islam dan Indische Partij.
Perempuan dalam Kebangkitan Nasional
Meski sering luput dari catatan sejarah arus utama, perempuan juga memiliki peran signifikan dalam era kebangkitan nasional. Sosok seperti R.A. Kartini, Dewi Sartika, dan Rohana Kudus berjuang lewat pendidikan dan jurnalisme untuk mengangkat derajat perempuan. Kini, semangat mereka hidup dalam kiprah perempuan masa kini yang berkontribusi di berbagai bidang, dari ekonomi kreatif hingga kepemimpinan politik.
Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar perayaan sejarah, tetapi momentum refleksi dan inspirasi. Dengan meneladani semangat para pendahulu, kita diajak untuk terus bergerak maju, berdaya, dan saling menguatkan. Bagi perempuan Indonesia, ini adalah panggilan untuk terus bangkit—bukan hanya sebagai bagian dari sejarah, tapi juga sebagai penggerak masa depan bangsa.
Because every female is Fimela.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.