SUKABUMI – Haru dan rasa syukur menyelimuti warga Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Setelah melewati proses panjang dan penuh harapan, sebanyak 30 siswa yang sebelumnya tidak lolos dalam Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), kini resmi diterima di SMAN 2 Kota Sukabumi. Capaian ini bukan datang begitu saja, tetapi hasil dari perjuangan kolektif Forum RT/RW, para wali murid, tokoh masyarakat, dan tentu saja dukungan penuh dari Lurah Karamat, Nandar Sudrajat.
Bagi warga Karamat, momen ini terasa istimewa pasalnya di tengah peliknya sistem zonasi dan ketatnya persaingan dalam PPDB, upaya kolektif yang dilakukan masyarakat berhasil menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan dan komunikasi yang baik mampu menjembatani harapan dengan realita.
Segalanya bermula dari keresahan sejumlah orang tua siswa yang anak-anaknya tidak diterima dalam PPDB tahun ini. Padahal, mereka berdomisili di wilayah Kelurahan Karamat—yang secara zonasi berada cukup dekat dengan SMAN 2 Kota Sukabumi. Merasa ada yang perlu diperjuangkan, para orang tua menggandeng Forum RT/RW setempat untuk melakukan audiensi dengan pihak sekolah.
Langkah strategis pun dilakukan. Bersama Ketua Forum RT/RW, Irpan Mulyana, yang akrab disapa Bah Ipan, dan dengan pendampingan langsung dari Lurah Karamat, mereka bertemu dengan Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Sukabumi, Pak Rahmat, untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.
Hasilnya? Di luar dugaan, pihak sekolah merespons positif. Semua nama yang diajukan dari wilayah Karamat diakomodir. Tak satu pun dari ke-30 siswa tersebut tertinggal. Sebuah kabar yang disambut isak haru dan ucapan syukur dari para wali murid.
Lurah Karamat, Nandar Sudrajat, mengaku awalnya kaget saat menerima kunjungan Forum RT/RW dan para wali murid. Namun setelah mendengar maksud dan semangat perjuangan mereka, ia justru merasa bangga dan langsung menyatakan dukungannya.
“Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami menerima Forum RT/RW dan perwakilan wali murid yang sebelumnya melakukan audiensi dengan Kepala Sekolah SMAN 2. Kami semua bersyukur, karena hasil dari upaya itu, para siswa kami akhirnya diterima,” tutur Nandar.
Ia menyebutkan, perjuangan ini adalah contoh sinergi antara pemerintah kelurahan, masyarakat, dan institusi pendidikan yang ideal.
“Kami sangat lega dan bahagia. Karena perjuangan ini bukan hanya soal masuk sekolah, tapi juga soal harapan masa depan anak-anak kita,” imbuhnya.
Namun perjuangan ini juga tak lepas dari dukungan moral dan kebijakan dari Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM). Dalam berbagai kesempatan, KDM menegaskan komitmennya untuk berpihak kepada rakyat, terutama dalam sektor pendidikan yang inklusif dan merata.
Kemenangan kecil namun berdampak besar ini tak lepas dari peran Bah Ipan, sosok yang begitu gigih menyuarakan keresahan warga. Dengan gaya khasnya, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang sudah mendukung perjuangan ini.
“Alhamdulillah, seluruh warga kami di Kelurahan Karamat yang mendaftar diterima semua. Terima kasih kepada Pak Lurah atas partisipasinya, dan juga kepada Pak Kepala Sekolah Rahmat atas kebijakannya,” ujar Bah Ipan dengan nada tulus.
Tak lupa, ia juga mengungkapkan rasa hormat dan terima kasihnya kepada Gubernur Jawa Barat dengan gaya khas Sunda yang menggelitik namun penuh makna. “Pak KDM. Aslina bapak mah teu loba cingogo, tapi bukti nyata,” pungkasnya. (wdy)