Kolaborasi Hebat Tanpa Pungutan, Karang Taruna Desa Caringin dan Komite SMPN 5 Gegerbitung Sukses Gelar Pelepasan Siswa

1 day ago 7

SUKABUMI – Di tengah polemik seputar larangan pungutan dalam kegiatan perpisahan sekolah, SMPN 5 Gegerbitung justru menghadirkan solusi inspiratif yang menggugah hati. Tanpa memungut biaya dari orang tua murid, sekolah ini sukses menggelar acara pelepasan siswa kelas 9 dengan penuh makna, berkat sinergi luar biasa antara Komite Sekolah dan Karang Taruna Desa Caringin.

Kepala SMPN 5 Gegerbitung, Nengsri Rohimah Munazah, menegaskan bahwa pihak sekolah sejak awal telah berkomitmen untuk menaati Surat Edaran No. 400.3.1/3037/Sekret/2025 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, yang mengatur larangan pungutan dalam kegiatan perpisahan. “Kami tidak memungut atau menggalang dana. Bahkan, tabungan orang tua yang awalnya untuk perpisahan, telah dikembalikan seluruhnya oleh komite sekolah,” tegasnya.

Pihak sekolah berharap sinergi seperti ini bisa terus terjalin. “Kolaborasi ini membuktikan bahwa kegiatan sekolah bisa tetap meriah dan bermakna tanpa harus membebani orang tua. Justru nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong semakin terasa,” imbuh Kepala Sekolah.

Namun, bukan berarti siswa kelas 9 dilepas begitu saja tanpa kenangan. Momen Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang rutin digelar setiap akhir semester, diubah menjadi ajang pelepasan sederhana namun penuh makna bagi para lulusan.

Di sinilah peran Karang Taruna Desa Caringin sangat terasa. Teguh Ginanjar, Ketua Karang Taruna sekaligus orang tua siswa SMPN 5 Gegerbitung, hadir dengan semangat tinggi untuk berkolaborasi. “Sebagai lembaga, kami memang punya program pembinaan minat seni di kalangan remaja. Tapi secara pribadi, saya juga merasa terpanggil sebagai orang tua untuk turut serta dalam kegiatan sekolah anak,” ujarnya.

Teguh tidak datang dengan tangan kosong. Ia bersama tim Karang Taruna menyumbangkan alat seni, melatih siswa menari dan bermain musik, menyediakan kostum, bahkan urusan make-up ditangani dengan penuh totalitas. Seni tradisional seperti gamelan hingga alat musik modern seperti band pun mereka hadirkan untuk menyemarakkan acara.

Indra atau akrab disapa Utep, selaku bidang seni Karang Taruna, menambahkan bahwa pelatihan dilakukan rutin seminggu tiga kali selama dua jam. “Kami mulai dari pengenalan alat musik, belajar notasi, tempo, hingga mereka benar-benar siap tampil. Kami dibantu pihak sekolah dan komite dalam mendampingi proses latihan ini,” tuturnya.

Hasilnya, penampilan seni siswa-siswi SMPN 5 Gegerbitung sukses menghipnotis para tamu undangan dan orang tua. Tangis haru mewarnai saat pembagian ijazah—momen yang biasanya hanya seremonial kini berubah menjadi pengalaman emosional tak terlupakan.

“Ibu sangat bangga. Tahun ini guru-guru hanya duduk manis sebagai tamu undangan, sementara panggung dikendalikan penuh oleh Karang Taruna dan Komite Sekolah,” ujar Neng Sri dengan mata berkaca-kaca.

Suryani, salah satu anggota Komite Sekolah sekaligus orang tua murid, menyampaikan apresiasinya atas model kegiatan tanpa pungutan ini. “Kami bisa meminimalisir pengeluaran rumah tangga dan tetap memberi pengalaman yang berkesan bagi anak. Kehadiran Karang Taruna benar-benar jadi penyelamat dan penyemangat,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan pelepasan siswa memiliki makna penting sebagai refleksi perjalanan belajar, perayaan, sekaligus awal dari langkah pendidikan yang lebih tinggi. “Momen ini juga menjadi ajang bagi kami, orang tua, untuk menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan kasih sayang para guru,” ujarnya dengan penuh haru.

Apa yang dilakukan oleh SMPN 5 Gegerbitung, Komite Sekolah, dan Karang Taruna Desa Caringin menjadi contoh nyata bahwa sebuah acara bisa menjadi luar biasa bukan karena anggaran besar, melainkan karena kebersamaan yang kuat. Sinergi ini membuktikan bahwa ketika semua pihak bergerak dengan hati, maka hasilnya bisa melampaui ekspektasi.(wdy)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |