SUKABUMI – Pemerintah daerah (Pemkab) Kabupaten Sukabumi, memperpanjang status tanggap darurat bencana, akibat dampak bencana alam yang melanda 39 kecamatan di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Keputusan ini, diambil mengingat masih adanya potensi bencana yang dapat terjadi serta kebutuhan penanganan lebih lanjut terhadap warga yang terdampak.
Keputusan perpanjangan status tanggap darurat ini, disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, setelah menggelar rapat koordinasi yang dihadiri oleh perangkat daerah setempat, BNPB, Basarnas, serta BPBD Provinsi Jawa Barat yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom, yang berlangsung di Gedung Negara Pendopo Sukabumi, Jalan Raya Ahmad Yani, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, pada Selasa (10/12).
“Hari ini kami melakukan rapat koordinasi mengenai perpanjangan status tanggap darurat. Pak Dandim hadir secara online, begitu pula BNPB, Basarnas, dan BPBD Provinsi Jabar,” ujar Ade Suryaman kepada Radar Sukabumi.
Berdasarkan hasil rapat, status tanggap darurat bencana di Kabupaten Sukabumi akan diperpanjang mulai 11 hingga 17 Desember 2024. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perpanjangan ini antara lain tingginya curah hujan yang masih terjadi hingga 14 Desember 2024, serta adanya dua orang yang masih hilang dan belum ditemukan.
“Curah hujan yang masih tinggi pada 10 hingga 14 Desember menjadi pertimbangan utama, selain itu, dua orang yang hilang hingga hari ini masih dalam pencarian. Sementara 10 korban lainnya sudah ditemukan,” jelas Ade.
Hingga saat ini, berdasarkan data terkini, jumlah pengungsi yang terdampak bencana alam ini masih mencapai 913 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 2.908 jiwa. “Jumlah pengungsi ini sangat membutuhkan perhatian kami, oleh karena itu, kami putuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat,” imbuhnya.
Menyusul cuaca ekstrem yang terus terjadi, Pemkab Sukabumi juga telah mengajukan pengalihan cuaca atau operasi modifikasi cuaca kepada BNPB untuk membantu mengurangi dampak curah hujan yang tinggi. “Kami sudah mengajukan modifikasi cuaca berdasarkan data BMKG yang menunjukkan curah hujan tinggi di wilayah Sukabumi dan Cianjur,” ujar Ade yang juga merupakan Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi.
Sementara itu, terkait proses pencarian korban yang masih hilang, Ade menjelaskan, bahwa tim gabungan sedang bekerja keras meskipun medan yang sulit, yakni lokasi bencana di area persawahan, menghambat proses pencarian. “Pencarian sangat sulit karena tanahnya longsor dan medan yang terjal. Kami berharap keluarga korban dapat memahami situasi ini, dan jika diperlukan, pencarian bisa dihentikan setelah mendapat persetujuan dari keluarga,” tambahnya.
Dalam hal logistik, Ade Suryaman memastikan bahwa bantuan untuk semua kecamatan terdampak sudah disalurkan, meski pengungsi tetap menjadi perhatian utama. “Dapur umum dan kebutuhan lainnya terus dipenuhi untuk pengungsi. Kami juga sedang fokus pada penyediaan bahan pokok dan pelayanan darurat,” ujar Ade.
Halaman: 1 2