Apakah Boleh Makan Saat Imsak? Simak Penjelasannya Disini

3 days ago 7

Fimela.com, Jakarta Setiap tahun saat bulan Ramadan tiba, istilah imsak menjadi sorotan utama di kalangan umat Muslim. Banyak yang beranggapan bahwa imsak menandakan berakhirnya waktu sahur dan dimulainya puasa. Namun, ada pertanyaan penting yang muncul, yaitu "benarkah setelah imsak seseorang sudah tidak diperbolehkan untuk makan dan minum lagi?"

Kebingungan ini sering kali terjadi, terutama di Indonesia, di mana imsak biasanya dikumandangkan beberapa menit sebelum adzan subuh. Banyak orang yang langsung menghentikan aktivitas makan sahur begitu mendengar imsak, sementara yang lainnya memilih untuk melanjutkan hingga adzan subuh berkumandang. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kapan sebenarnya batas akhir sahur yang tepat.

Berbagai pandangan dari para ulama mengenai imsak dan waktu sahur telah ada. Melalui dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadis, terdapat penjelasan yang lebih mendalam mengenai kapan waktu puasa yang sebenarnya dimulai. Dengan demikian, sangat penting untuk memahami hukum makan setelah imsak serta tujuan dari penetapan waktu imsak tersebut.

Apa yang dimaksud dengan Imsak dan bagaimana sejarahnya?

Kata "imsak" secara etimologis berasal dari "al-imsak", yang berarti menahan diri. Dalam praktik puasa, istilah ini merujuk pada saat di mana individu dianjurkan untuk mulai menahan diri dari konsumsi makanan dan minuman sebelum waktu subuh tiba.

Agus Supriadi, Lc., M.H.I, seorang dosen di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, menjelaskan bahwa istilah imsak menjadi terkenal sejak zaman Turki Usmani dan Mesir pada sekitar tahun 1400-an. "Biasanya waktu imsak digunakan untuk membersihkan diri atau mulut dari sisa-sisa makanan setelah sahur. Bisa dengan berkumur atau juga menyikat gigi," ungkapnya, seperti yang dikutip dari malangkota.go.id.

Di Indonesia, Kementerian Agama menetapkan waktu imsak sebagai tanda bagi umat Muslim untuk bersiap menjalankan puasa. Umumnya, waktu imsak ditentukan sekitar 10 hingga 15 menit sebelum adzan subuh berkumandang. Namun, muncul pertanyaan, apakah imsak berarti bahwa seseorang sudah tidak diperbolehkan untuk makan dan minum lagi?

Penjelasan Al-Qur'an dan Hadis mengenai Waktu Akhir Sahur

Dalam Al-Qur'an, batas akhir sahur dijelaskan secara jelas dalam Surah Al-Baqarah ayat 187: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (QS. Al-Baqarah: 187). Ayat ini menegaskan bahwa seseorang masih diperkenankan untuk makan dan minum sampai datangnya waktu subuh. Selain itu, hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan penekanan yang sama mengenai hal ini.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum." Dari pernyataan ini, kita dapat memahami bahwa waktu untuk memulai puasa dimulai ketika adzan subuh telah dikumandangkan, bukan pada saat imsak. Dengan demikian, kedua sumber ini menegaskan pentingnya mengetahui waktu yang tepat untuk sahur sebelum berpuasa.

Pandangan Ulama: Imsak sebagai Tindakan Hati-hati, Bukan Sebuah Larangan

Para ahli agama sepakat bahwa imsak tidaklah menjadi batasan yang wajib untuk menghentikan makan, melainkan merupakan langkah kehati-hatian agar tidak terlanjur sampai waktu subuh. Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz, yang pernah menjabat sebagai ketua Komisi Fatwa di Arab Saudi, menegaskan bahwa tidak ada bukti yang mengharuskan untuk berhenti makan 15 menit sebelum waktu subuh. "Yang sesuai dengan dalil adalah menahan diri dari makan dan minum saat terbit fajar," tegasnya.

Selain itu, Imam Al-Mawardi dalam bukunya yang berjudul Iqna' juga menambahkan, "Lebih baik berimsak sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar agar puasa lebih sempurna, namun bukan sebagai kewajiban." Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun imsak dianjurkan, hal tersebut tidak bersifat wajib, melainkan hanya sebagai saran untuk meningkatkan kesempurnaan puasa. Dengan demikian, umat Islam diimbau untuk memperhatikan waktu dengan baik tanpa merasa tertekan oleh batasan waktu yang ketat.

Apakah puasa batal jika makan setelah imsak?

Menurut penjelasan para ulama serta dalil yang ada, mengonsumsi makanan setelah imsak tidak membatalkan puasa. Selama adzan subuh belum berkumandang, seseorang masih diperkenankan untuk melanjutkan sahur yang belum selesai. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW: "Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menyelesaikannya." (HR. Abu Daud, Hasan Shahih). Hadis ini menegaskan bahwa ketika adzan berkumandang, seseorang yang masih makan diperbolehkan untuk menyelesaikan suapan terakhirnya sebelum memulai puasa.

Di sisi lain, dalam kitab Al Majmu', Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, "Kami katakan bahwa jika fajar terbit sedangkan makanan masih ada di mulut, maka hendaklah dimuntahkan dan ia boleh teruskan puasanya. Jika ia tetap menelannya padahal ia yakin telah masuk fajar, maka batallah puasanya." Pernyataan ini menunjukkan bahwa jika seseorang menyadari bahwa waktu fajar telah tiba, ia harus segera menghentikan makan dan membuang makanan yang masih ada di mulutnya agar puasanya tetap sah. Dengan demikian, sangat penting untuk memperhatikan waktu dan memastikan bahwa tidak ada makanan yang tertinggal saat adzan subuh berkumandang.

Imsak Tidak Menandakan Awal Puasa

Berdasarkan berbagai referensi dan pandangan dari para ulama, dapat disimpulkan bahwa imsak bukanlah waktu terakhir untuk sahur. "Waktu imsak hanya dibuat sebagai peringatan agar seseorang lebih berhati-hati dalam menyelesaikan sahurnya sebelum waktu subuh benar-benar tiba." Bagi mereka yang masih mengonsumsi makanan saat imsak, tidak perlu merasa khawatir. Mereka tetap diperbolehkan untuk makan dan minum hingga adzan subuh dikumandangkan.

Namun, demi kehati-hatian, akan lebih baik jika sudah bersiap untuk menghentikan makan beberapa saat sebelum waktu subuh. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa kita tidak melewatkan waktu yang lebih tepat untuk berhenti sahur. Menjaga kesadaran akan waktu sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Tanya jawab mengenai Imsak dan Sahur.

Q: Apakah sahur harus dihentikan saat imsak? A: Sahur masih diperbolehkan hingga terdengarnya adzan subuh.

Q: Apakah makan setelah imsak dapat membatalkan puasa? A: Tidak, selama makan dilakukan sebelum adzan subuh, puasa tetap sah.

Q: Apa tujuan dari penetapan waktu imsak? A: Imsak berfungsi sebagai peringatan agar umat tidak terlambat saat sahur.

Q: Dari mana asal mula waktu imsak? A: Imsak berasal dari zaman Turki Usmani dan Mesir sebagai langkah kehati-hatian menjelang subuh.

Dalam konteks puasa, banyak orang bertanya-tanya tentang waktu sahur dan imsak. Masyarakat sering kali ingin memastikan bahwa mereka tidak melewatkan kesempatan untuk makan sebelum puasa dimulai. Dalam hal ini, penting untuk memahami bahwa sahur masih diperbolehkan hingga adzan subuh berkumandang.

Dengan demikian, selama kita mengonsumsi makanan sebelum adzan tersebut, puasa yang kita jalani tetap sah. Selain itu, penetapan waktu imsak juga memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk memberikan peringatan kepada umat agar tidak terlambat dalam melaksanakan sahur. Asal-usul waktu imsak sendiri berasal dari tradisi yang berkembang pada era Turki Usmani dan Mesir, yang menunjukkan adanya perhatian dan kehati-hatian dalam menjalankan ibadah puasa.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Fardi Rizal
Read Entire Article
Information | Sukabumi |