SUKABUMI – Muhammad Amir Abdurrozaq, pemuda asal Sukabumi kelahiran Maret 2004, kini tengah menapaki perjalanan akademik dan riset teknologi robotika di Jepang. Dibangun dari kecintaan terhadap sains dan teknologi sejak kecil, Amir kini menjadi mahasiswa Teknik Informatika di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Dengan berbagai prestasi gemilang di bidang robotika, dirinya lolos seleksi untuk menjalani riset di Kanagawa Institute of Technology (KAIT), Jepang.
Sejak kecil, Amir telah menunjukkan minat besar terhadap teknologi, terutama dalam bidang informatika dan robotika. Ia mengenyam pendidikan di SDN 2 Purwasari, Cicurug, Kabupaten Sukabumi sebelum melanjutkan ke SMPN 1 Cicurug dan SMAN 1 Cibadak Sukabumi.
Di jenjang SMA, Amir semakin meneguhkan kecintaannya pada dunia sains dengan mengikuti berbagai kompetisi akademik. Salah satu pencapaiannya adalah meraih medali GOLD dalam Olimpiade Literasi Numerasi Matematika, yang semakin mengukuhkan potensinya di bidang ini.
Kecintaannya terhadap robotika semakin berkembang setelah ia bergabung dengan PENS, sebuah institusi yang dikenal sebagai pusat unggulan dalam riset dan pengembangan teknologi robotika di Indonesia. Di sana, Amir terlibat dalam berbagai proyek dan kompetisi robotika tingkat nasional, terutama dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) divisi Humanoid Soccer.
Tak hanya sebagai peserta, Amir dipercaya menjadi pemimpin tim Eepis Robot Soccer (EROS), yang merupakan tim unggulan PENS dalam kategori robot humanoid.
Tentunya ketekunan dan kerja keras Amir dalam dunia robotika, telah membuahkan berbagai prestasi bergengsi. Beberapa pencapaian luar biasanya antara lain Juara Nasional 1 Technical Challenge di Kontes Robot Indonesia divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia-Humanoid pada 2024. Best Design KRI divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia-Humanoid pada 2024, Juara Harapan Tingkat Nasional Kontes Robot Sepak Bola Indonesia pada 2024, Juara 2 Tingkat Regional Kontes Robot Sepak Bola Indonesia pada 2023 dan 2024, dan delapan besar tingkat nasional Kontes Robot Sepak Bola Indonesia pada 2023.
Tak hanya sukses di kompetisi, Amir juga memiliki ketertarikan dalam pengembangan sistem navigasi berbasis Computer Vision dan reinforcement learning. Ia aktif dalam mengembangkan algoritma pemecahan masalah yang dapat meningkatkan performa robot dalam berbagai situasi.
Salah satu sosok yang sangat mempengaruhi perjalanan Amir adalah kakaknya, M. Rizqi, yang merupakan alumni IPB Bogor jurusan Ilmu Komputer. Rizqi telah lebih dulu sukses dalam dunia teknologi dan kini menjabat sebagai Senior Engineering Manager di salah satu perusahaan e-commerce nasional. Dari sosok kakaknya, Amir belajar tentang pentingnya dedikasi dan inovasi dalam dunia teknologi.
Selain itu, Amir juga terinspirasi oleh tokoh besar seperti B.J. Habibie, seorang visioner yang membuktikan bahwa anak bangsa mampu berkontribusi dalam teknologi global. Berbagai pengalaman dan pertemuan dengan senior serta alumni PENS yang berprestasi di bidang robotika semakin memperkuat keyakinannya untuk terus mengembangkan teknologi ini.
Keberhasilan Amir dalam dunia akademik dan riset membawanya ke kesempatan emas: program internship dan riset di Kanagawa Institute of Technology (KAIT), Jepang. Program ini diperuntukkan bagi mahasiswa PENS yang memiliki minat dan pengalaman dalam robotika, kecerdasan buatan, serta teknologi informasi.
Proses seleksi yang ketat tidak menyurutkan semangat Amir. Ia harus melalui tahapan penyaringan CV, seleksi daftar prestasi, hingga riset yang telah ia lakukan selama perkuliahan. Dari sekian banyak pendaftar, Amir menjadi salah satu dari tujuh mahasiswa PENS yang lolos untuk menjalani riset di Jepang.
Di KAIT, Amir mengembangkan robot asisten berbasis ROS (Robot Operating System) yang memiliki kemampuan navigasi mandiri dan interaksi dengan manusia. Robot ini dilengkapi dengan dual depth camera untuk mengenali lingkungan sekitar serta teknologi Deep Learning yang memungkinkan robot memahami gerakan tangan manusia melalui integrasi dengan Mediapipe.
Selain itu, Amir juga mengembangkan prototipe robot vacuum cleaner pintar dengan robotic arm, yang memungkinkan robot ini tidak hanya menyedot debu tetapi juga mengambil dan membuang sampah yang tidak bisa disedot. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam kebersihan rumah tangga dan industri.
Tak hanya berfokus pada teknis, Amir juga bekerja sama dengan mahasiswa dan profesor di KAIT untuk mengembangkan algoritma canggih serta mempublikasikan hasil risetnya di jurnal akademik internasional.
Sebelum berangkat ke Jepang, Amir mempersiapkan diri dengan mempelajari dasar-dasar bahasa Jepang serta etos kerja masyarakat Jepang yang dikenal dengan kedisiplinan dan keteraturannya. Ia juga mendalami materi terkait riset yang akan ia jalani di KAIT, sehingga dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan akademik yang baru.
Melalui perjalanan inspiratifnya, Amir ingin terus berkontribusi dalam dunia robotika dan kecerdasan buatan. Harapannya, riset yang ia lakukan dapat menjadi pijakan bagi pengembangan robot asisten yang lebih cerdas dan dapat diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, industri, hingga kesehatan.
Kisah Muhammad Amir Abdurrozaq adalah bukti nyata bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan semangat inovasi, seorang pemuda dari kaki Gunung Salak dapat bersaing dan berprestasi di kancah internasional. Masa depan robotika Indonesia semakin cerah dengan hadirnya talenta-talenta muda seperti Amir, yang siap membawa perubahan dan kemajuan teknologi bagi bangsa dan dunia. (wdy)