SUKABUMI – Kapolsek Caringin, Resor Sukabumi, Ipda Sugiarto akhirnya angkat bicara terkait viralnya pembacokan salah seorang pengendara sepeda yang dilakukan kawanan berandal motor pada beberapa waktu lalu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pengendara sepeda motor yang menjadi korban keberingasan berandal motor tersebut, diketahui bernama M. Syahrul Ramdani Atmaja (23) asa warga Kampung Kaum Kaler, RT 03/RW 01, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Sebelumnya, M Sahrul mengaku menjadi korban kejahatan jalanan, saat ia tengah mengendarai sepeda motor dengan membonceng temannya. Namun, tiba-tiba ia dihadang gerombolan bermotor di kawasan dekat terminal Caringin pada Jumat (03/01) malam.
Saat kejadian, temannya M. Sahrul dikabarkan selamat karena berhasil menyelamatkan diri. Namun, M. Sahrul dibacok dengan luka di kening serta kaki. Bahkan motor matik yang dikendarainya nyaris dibegal.
Kejadian yang diceritakan Sahrul kepada sejumlah media ini, kemudian viral di media sosial. Tak lama setelah viral, terungkap dan yang dialami Sahrul hanya rekayasa belaka.
Aksi rekaya M. Sahrul terbongkar ketika Polsek Caringin, Polres Sukabumi, melakukan penyelidikan lebih dalam untuk mengungkap kejadian tersebut.
“Awalnya, kami mendapatkan informasi adanya keributan di wilayah Desa Caringin Kulon, Kecamatan Caringin pada Jumat (03/01) malam, tepatnya sekira pukul 21.09 WIB,” kata Sugiarto kepada Radar Sukabumi pada Minggu (05/01).
Setelah mendapatkan laporan tersebut, pihaknya langsung menginstruksikan sejumlah anggotanya untuk bergegas ke lokasi kejadian.
“Setiba di lokasi, petugas kami langsung melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi. Nah, saat petugas kami di TKP, petugas menemukan dua unit kendaraan sepeda motor yang ditinggalkan oleh pemiliknya,” ujarnya.
Setelah itu, pada Sabtu (04/01) dini hari, Mapolsek Caringin, Resor Sukabumi, mendapatkan informasi dugaan pembegalan di lokasi yang sama dengan korban M. Sahrul. “Nah, waktu itu pun, kami melakukan penyelidikan lebih dalam, dan terungkap kalau kejadian pembacokan dan pembegalan di wilayah hukum kami itu, tidak ada atau tidak pernah terjadi,” paparnya.
“Ternyata yang Jumat malam terjadi keributan tersebut adalah konvoi sekelompok pemuda dari daerah Cibadak menuju ke Caringin. Karena kebut-kebutan sehingga diberhentikan oleh warga namun karena takut mereka pada lari dan ada yang terjatuh yaitu Sahrul. Sahrul pun sempat lari ke jurang dan jatuh lagi,” bebernya.
Untuk itu, pihaknya menegaskan bahwa pernyataan yang disampaikan M. Sahrul kepada sejumlah media hingga viral di media tersebut, tidak benar atau hoaks. Lantaran, pernyataan yang disampaikan bersangkutan dalam keadaan kurang sadarkan diri.
“Iya, jadi waktu diwawancarai oleh media itu, kondisi M. Sahrul dalam keadaan kurang sadar. Karena, habis mabuk minuman keras,” imbuhnya.
Ketika disinggung mengenai terdapatnya luka di bagian kening dan kaki yang dialami M. Sahrul. Sugiaro menjawab, berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan Mapolsek Caringin, bahwa luka tersebut akibat M. Sahrul terjatuh dari motor dan saat di jurang.
Sementara, perihal dua kendaraan sepeda motor yang ditemukan di lokasi oleh petugas Kepoilisian, diketahui merupakan milik Sahrul dan temannya.
“Untuk itu, kami tegaskan bahwa wilayah hukum Polsek Caringin kondusif dan aman serta anggota juga terus rutin melakukan patroli demi melayani masyarakat. Ini perlu kami sampaikan kepada publik, karena cerita pembacokan serta pembegalan yang disampaikan M. Sahrul itu, membuat resah warga Caringin,” imbuhnya.
“Nah, pada Sabtu (04/01) malam juga, M. Sahrul sudah kami undang untuk dimintai keterangan di Mapolsek Caringin, dan ia mengakui bahwa pernyataan sebelumnya itu rekayasa atau hoak. Makanya, semalam kami minta M. Sahrul untuk membuat video klarifikasi terkait peryataan yang membuat resah warga Caringin,” tandasnya.
Sementara itu, M. Sahrul (23) mengatakan, pihaknya memohon permintaan maaf kepada warga setempat, karena apa yang ia sampaikan sebelumnya kepada media merupakan pernyataan salah atau hoak.
“Jadi Awal pertama dalam keadaan tidak sadar dan mohon maaf kepada warga setempat, saya merasa bersalah dan hal terjadi itu berita semalam itu hanya berita hoak, dalam hal pembegalan itu dan real nya jatuh ke jurang,” jelas M. Sahrul.
Menuru M. Sahrul, bahwa dirinya telah memberikan pernyataan atau menceritakan korban pembegalan kepada media, lantaran ia dalam kondisi tidak sadar.
“Iya, itu keadaan tidak sadar. Waktu itu konvoi motor dan sudah diperiksa polisi. Kalau luka di kaki dan kening itu, karena jatuh ke jurang. Dan pernyataan ini, tidak ada tekanan dari aparat. Jadi, wawancara kemarin itu salah,” pungkasnya. (Den)