Dewi Nuraeni, seorang guru TK Budi Asri Kota Sukabumi baru saja mengukir prestasi membanggakan sebagai peraih penghargaan Guru Hebat Istimewa Berprestasi (HIBER) 2024. Dengan pengalaman mengajar sejak 2014, Dewi berhasil menunjukkan bahwa dedikasi, kreativitas, dan cinta pada dunia pendidikan dapat membawa dampak luar biasa bagi generasi muda.
Widi Fitria – SUKABUMI
Bagi Dewi keberhasilan ini bukanlah hasil kerja individu semata. “Penghargaan ini saya dedikasikan untuk seluruh komunitas sekolah, terutama para siswa yang menjadi motivasi terbesar saya,” lanjutnya. Baginya, melihat semangat belajar anak-anak adalah kebahagiaan tiada tara.
“Saya merasa sangat bersyukur dan terharu. Penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja keras dan dedikasi saya selama ini. Rasanya seperti semua perjuangan dan pengorbanan terbayar lunas,” ujar Dewi penuh haru.
Kepada Radar Sukabumi, Dewi mengungkapkan bahwa motivasi terbesarnya adalah semangat belajar anak-anak yang selalu menginspirasi.
“Ketika mereka berhasil memahami suatu konsep atau mencapai tujuan pembelajaran, hati saya merasa sangat senang. Selain itu, dukungan dari keluarga, rekan sejawat, dan kepala sekolah juga menjadi semangat tersendiri bagi saya,” tambahnya.
Namun, perjalanan menuju penghargaan HIBER tidaklah mudah. Awalnya, Dewi ragu untuk mengikuti seleksi tersebut karena merasa ada banyak guru hebat lainnya. “Atas dorongan rekan-rekan, akhirnya saya memberanikan diri. Proses seleksinya cukup panjang, mulai dari pembuatan portofolio, presentasi, hingga wawancara. Saat diumumkan sebagai pemenang, saya sangat terkejut dan bahagia,” kenangnya.
Sejak tahun 2022, Dewi telah menerapkan berbagai inovasi pembelajaran yang kreatif di TK Budi Asri. Salah satunya adalah SIMBA AKTIF (Stimulasi Pra-Membaca bagi Anak Usia Dini yang Asik dan Kreatif). Program ini dirancang untuk mengenalkan lambang huruf, suku kata, hingga kata melalui metode yang menyenangkan seperti bercerita, bermain, dan menggunakan media interaktif. Orang tua siswa juga dilibatkan untuk menjadi “juru tamu” di pojok baca, menciptakan suasana belajar yang kolaboratif.
Selain itu, Dewi juga memprakarsai kegiatan sosial bernama SYAHDU (Sedekah Setelah Salat Duha). Program ini mengajarkan anak-anak pentingnya berbagi kepada sesama. Melalui SYAHDU, Dewi berharap anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang kuat.
“Dampak dari inovasi ini luar biasa. Anak-anak lebih antusias belajar dan mampu mengenal kegiatan pra-membaca dengan cara yang asik. Mereka juga menjadi lebih percaya diri dan bersemangat meningkatkan kemampuan berbahasa,” jelas Dewi.
Menghadapi era digital, Dewi menyadari bahwa peran guru semakin penting. Ia berusaha menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam mengakses sumber belajar digital, sekaligus mengajarkan etika digital dan keamanan informasi.
“Guru harus mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini adalah tantangan besar, tetapi juga peluang untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik,” tegasnya.
Dewi juga sedang merencanakan program pengembangan pra-literasi dan numerasi dengan memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran. “Saya ingin memberikan pondasi yang kokoh bagi anak-anak usia dini agar siap dalam belajar literasi dan numerasi dengan cara yang menyenangkan,” katanya.
Sebagai seorang guru yang telah mengajar sejak 2014, Dewi memiliki pesan bagi para rekan seprofesi. “Jangan pernah lelah untuk belajar dan berinovasi. Setiap guru memiliki potensi yang luar biasa. Mari kita bersama-sama memberikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa,” tuturnya penuh semangat.
Dengan penghargaan HIBER 2024, Dewi Nuraeni telah membuktikan bahwa kerja keras, inovasi, dan cinta terhadap profesi dapat membawa dampak besar bagi dunia pendidikan. Ke depan, ia berencana untuk berbagi ilmu melalui pelatihan atau workshop bagi guru lainnya, serta terus mengembangkan media pembelajaran yang inovatif. Sosoknya adalah inspirasi nyata bagi para pendidik di Indonesia.(*)