SUKABUMI – SMP Yuwati Bhakti terus berinovasi dalam mengembangkan potensi peserta didik, baik dalam aspek intelektual, keterampilan, maupun karakter. Salah satu inovasi unggulan yang secara rutin dilaksanakan adalah kegiatan Live In bagi siswa kelas VIII.
Live In merupakan program pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik untuk tinggal dalam keluarga masyarakat dengan budaya, latar belakang, dan status sosial yang berbeda. Program ini telah menjadi tradisi SMP Yuwati Bhakti selama 15 tahun.
Di tahun 2025, kegiatan Live In dilaksanakan di Desa Gemer dan Tangkil, Ngargomulyo, Magelang, Jawa Tengah, pada 2-7 Februari. Kegiatan ini diikuti oleh peserta didik kelas VIII, didampingi oleh KSP SMP Yuwati Bhakti, Sr. Rin, OSU, dan tujuh guru pendamping.
Kegiatan diawali dengan doa bersama dalam Ekaristi Kudus di Gereja St. Joseph Sukabumi sebelum keberangkatan. Sr. Catharina, OSU, selaku Ketua II Yayasan Yuwati Bhakti, turut memberikan doa, pesan, dan berkat kepada para peserta. Momen haru terasa ketika para orang tua melepas anak-anak mereka dengan pelukan dan doa di halaman gereja.
Rombongan berangkat menuju Bandung untuk singgah di SMA Santa Angela. Di sana, mereka disambut oleh para guru dan pengurus OSIS, kemudian berkeliling kompleks sekolah dan mengikuti sesi dinamika bersama yang penuh keceriaan. Pukul 21.30 WIB, mereka menaiki kereta api menuju Yogyakarta, yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Magelang.
Setibanya di lokasi, tim Tuk Mancur menyambut rombongan dan mengantar mereka ke keluarga asuh masing-masing. Para peserta terlibat dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat desa, seperti membersihkan rumah, memasak, bekerja di ladang, menanam dan memanen hasil bumi, hingga memberi pakan ternak. Interaksi hangat terjalin antara peserta dan keluarga asuh, di mana mereka saling belajar dan berbagi pengalaman.
Pada malam hari, peserta melakukan refleksi bersama guru pendamping mengenai pengalaman yang telah mereka lalui. Selain itu, mereka juga mengikuti kegiatan outbond, salah satunya adalah menjelajahi sumber mata air di Dusun Ngargomulyo.
Pada malam terakhir, acara kesenian digelar di halaman Kapel dengan penampilan atraksi seni dari peserta Live In, yang dipandu oleh pelatih dari desa setempat. Pertunjukan dengan kostum tari tradisional yang menarik berhasil memukau warga yang hadir.
Selama tiga hari tinggal bersama keluarga asuh, peserta menghayati nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, kemandirian, empati, dan kepedulian terhadap sesama serta lingkungan. Sebelum kembali ke Sukabumi, mereka mengunjungi beberapa tempat wisata, seperti Taman Kraton, Taman Pintar, dan Malioboro, untuk bersantai dan menikmati kebersamaan.Setibanya di sekolah, suasana haru kembali menyelimuti saat peserta bertemu kembali dengan orang tua mereka. Setelah tiga minggu berlalu, dampak positif dari Live In mulai terlihat, sebagaimana diungkapkan para orang tua melalui wawancara.
“Sepulang dari Live In, Dean terlihat lebih percaya diri dalam bertindak dan mengambil keputusan Andrew menjadi lebih mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar,” ujar Ibunda Dean melalui pesan WhatsApp.(wdy)