SUKABUMI – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI, Agus Jabo, memastikan bahwa seluruh rumah penyintas bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, termasuk korban bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah, akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial.
Pernyataan tersebut disampaikan, Wamensos RI saat meninjau dapur umum di posko darurat bencana pergerakan tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (7/12).
“Untuk bencana di Kabupaten Sukabumi, terdapat tiga titik pengungsian yang dibangun oleh Kementerian Sosial, yakni di Kecamatan Sagaranten, Purabaya, dan Cikembar. Di semua posko pengungsian tersebut, kami juga telah menyiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para penyintas,” kata Agus kepada Radar Sukabumi pada Sabtu (07/12).
Menurut Agus, seluruh titik pengungsian di Kabupaten Sukabumi sudah ditangani dengan baik. Dapur umum tidak hanya didirikan di lokasi pergerakan tanah di Desa Sukamaju. Namun, juga telah dibangun di tempat-tempat lain yang terdampak bencana. “Kami terus memantau dan jika ada laporan baru, tim kami akan segera melakukan assessment di lapangan,” jelasnya.
Mengenai bantuan, Agus menegaskan bahwa Kemensos akan terus mendukung penyintas sesuai dengan perkembangan di lapangan. “Kami akan menyediakan bantuan sesuai dengan laporan yang masuk, dan jika kondisi berkembang, kami siap memberikan dukungan lebih lanjut,” timpalnya.
Kemensos juga mengungkapkan bahwa bantuan stimulan atau tali asih telah disiapkan untuk korban yang mengalami kerusakan rumah, baik rusak berat maupun ringan. “Bantuan yang diberikan bisa berupa tali asih atau perhatian khusus, bukan hanya rehabilitasi secara umum. Untuk rumah yang rusak berat, bantuan mencapai Rp20 juta, sementara untuk rumah rusak ringan, bantuan sebesar Rp5 juta,” jelasnya.
Agus juga menambahkan bahwa korban yang dirawat di rumah sakit akan mendapatkan bantuan tambahan. “Untuk yang dirawat di rumah sakit, kami memberikan bantuan sebesar Rp5 juta. Sedangkan, untuk korban meninggal dunia Rp15 juta. Bantuan ini diberikan sesuai dengan tingkat kerusakan rumah dan kondisi korban,” ujarnya.
Wamensos menegaskan pentingnya sinergi antar instansi dalam penanggulangan bencana. “Pemerintah pusat telah memberi instruksi untuk bersinergi dalam menghadapi situasi bencana. Kami dari Kemensos, khususnya di Sukabumi, memiliki sentra Paramartha yang siap untuk membantu memenuhi kebutuhan korban bencana,” tambahnya.
Kemensos juga telah mempersiapkan diri dengan berbagai langkah antisipasi. “Kami sudah siaga sejak awal, mengingat peringatan dari Presiden dan Wakil Presiden tentang potensi bencana antara Desember 2024 hingga Maret 2025. Sentra-sentra lumbung kami sudah disiapkan untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi,” kata Agus.
Mengenai proses distribusi bantuan, Agus menegaskan bahwa semua sumbangan yang masuk harus mengikuti prosedur yang benar agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. “Kemensos sedang menyelesaikan aturan terkait hal ini, dan ke depan, kami berharap semua bisa berjalan lebih lancar,” imbuhnya.
“Setelah bencana terjadi, BNPB akan melakukan evakuasi dan memasukkan penyintas ke shelter atau posko pengungsian. Tugas Kemensos adalah memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Kami akan terus memastikan bahwa kebutuhan darurat seperti makanan, pakaian, dan kebutuhan khusus lainnya dapat dipenuhi,” tandas Agus.
Pemerintah akan terus melakukan evaluasi setelah masa tanggap darurat selesai. “Kita akan evaluasi bagaimana penanganan pasca-bencana di Desa Sukamaju, dan kami akan memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi dengan baik,” pungkasnya. (den/d)
Halaman: 1 2