Dispar Kabupaten Sukabumi Komitmen Perkuat Pengembangan Kawasan Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark

2 days ago 14

PALABUHANRATU – Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pariwisata terus berkomitmen memperkuat pengelolaan dan pengembangan kawasan Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) sebagai destinasi wisata berkelas dunia yang berlandaskan prinsip konservasi dan keberlanjutan lingkungan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, usai menghadiri rapat koordinasi pembangunan kawasan CPUGGp tahun 2026–2029 yang digelar di Hotel Augusta Palabuhanratu, Jumat (10/10/2025).

Menurut Ali, kegiatan tersebut menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam menjaga sekaligus mengembangkan potensi alam dan budaya yang dimiliki kawasan geopark, terlebih setelah Kabupaten Sukabumi kembali meraih predikat Green Card dari UNESCO pada Sidang ke-11 Dewan UGGp di Chile, September lalu.

“Rapat koordinasi kemarin itu merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan. Geopark adalah warisan dari Allah SWT yang harus kita jaga dan kembangkan. Ia bukan sekadar daya tarik wisata, tapi juga wadah pelestarian alam agar bisa dirasakan oleh generasi mendatang,” ujar Ali Iskandar. Senin (12/10/2025).

Ali menegaskan, pengembangan kawasan geopark harus dilakukan secara seimbang antara aspek konservasi dan pariwisata. Intervensi pembangunan, kata dia, perlu memperhatikan keberlanjutan ekosistem agar keseimbangan alam tetap terjaga.

Lebih jauh, ia menyebut tiga faktor penting yang menjadi fokus pengembangan CPUGGp ke depan. Pertama, konservasi lingkungan untuk memastikan kelestarian warisan alam. Kedua, peningkatan aksesibilitas, agar masyarakat dan wisatawan lebih mudah berkunjung ke lokasi. Ketiga, peningkatan amenitas, guna menambah kenyamanan dan memperpanjang masa tinggal wisatawan di kawasan tersebut.

“Jika ketiga aspek ini berjalan seimbang, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar akan meningkat secara berkelanjutan tanpa merusak alam,” tambahnya.

Dalam rapat tersebut, kata Ali lagi turut hadir perwakilan dari Kementerian Bappenas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas ESDM, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya. Ali menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan CPUGGp yang kini telah diakui dunia.

“Kita bersyukur Kabupaten Sukabumi kembali meraih Green Card. Artinya, pengelolaan geopark kita masih memenuhi standar UNESCO. Namun, pencapaian ini juga menjadi tanggung jawab bersama agar tidak lalai dalam menjaga alam,” ucapnya.

Terkait empat rekomendasi yang diberikan UNESCO dalam evaluasi CPUGGp, Ali menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti dengan langkah kolaboratif lintas instansi.

“Walaupun rekomendasi itu ditujukan kepada unit kerja tertentu, kami di Dinas Pariwisata tetap berpegang pada prinsip sinergitas kolektif. Beberapa hal bersinggungan dengan kewenangan instansi lain, seperti kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, aliran sungai di bawah tanggung jawab provinsi, hingga investasi asing yang diatur BKPM,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya akan terus membangun kerja sama dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi aktif masyarakat agar turut menjaga kelestarian lingkungan di kawasan geopark.

“Energi kita secara material terbatas, tapi dengan inovasi dan kolaborasi semua pihak, kita bisa melangkah lebih jauh. Kami juga membuka ruang dialog dengan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau kritik terkait pengelolaan geopark,” ujar Ali.

Ali menegaskan, prinsip dasar pengembangan geopark adalah tidak merusak alam dan tetap berpegang pada rasa syukur atas karunia Tuhan.

“Kita tidak boleh ‘dholim’ terhadap alam. Warisan ini harus kita rawat bersama, agar hari ini, esok, dan masa depan tetap menjadi berkah bagi kita semua,” pungkasnya. (Ndi).

Read Entire Article
Information | Sukabumi |