Bupati Tapanuli Selatan Angkat Tangan Soal Kelangkaan BBM di Tengah Bencana

2 hours ago 1

TAPANULI SELATAN — Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, mengungkapkan kepasrahannya terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin memperburuk situasi penanganan bencana di wilayahnya.

Krisis BBM ini menghambat operasional alat berat dan layanan penting lainnya. “Saya sudah ingatkan sebelumnya karena saya paham betul situasinya. Minyak ke sini itu kan dari depo Sibolga. Sibolga dan Tapteng terisolir,” ujar Gus Irawan Pasaribu.

Ia menambahkan bahwa dirinya telah menyarankan pengiriman BBM dari Dumai sejak 4-5 hari lalu, dan upaya ini sudah mulai berjalan.

Gus Irawan juga menyampaikan bahwa Menteri ESDM beserta jajaran dari PLN dan Pertamina akan segera datang untuk membahas masalah ini. “Pelayanan Pertamina itu masih layanan umum. Kita tahu alat-alat berat ini semua beroperasi dengan BBM, biosolar,” katanya.

Bupati mengungkapkan kekesalannya terkait birokrasi yang menghambat penyaluran BBM. “Saya diberitahu oleh sales area manajer Pertamina di Sibolga, itu butuh barcode. Saya bilang ini kondisi darurat, tidak pakai barcode,” tegasnya.

Sebagai solusi, ia telah mengirimkan surat resmi yang menyatakan bahwa kondisi darurat bencana dan kendala jaringan komunikasi menjadi alasan pengecualian penggunaan barcode untuk pelayanan biosolar, terutama untuk mendukung penanganan bencana.

Namun, Gus Irawan menilai bahwa volume BBM yang tersedia masih sangat kurang. “Ini harus segera diatasi. Kalau tidak, masalahnya bukan hanya di sini, bisa meluas ke kota Sidempuan,” ujarnya.

Ia menceritakan pengalamannya melihat antrean panjang di SPBU sepanjang jalan menuju Tapanuli Selatan, yang berpotensi menimbulkan keributan.

“Saya melewati 2-3 SPBU. Berkilometer panjangnya antrean. Sudah mulai ada keributan kecil. TNI Polri juga ikut mengendalikan, tapi kita khawatir. Masyarakat sudah berjam-jam mengantri, lalu yang datang cuma 8 KL, habis itu yang di belakang sana sudah nunggu berjam-jam,” keluhnya.

Gus Irawan menekankan perlunya upaya ekstra untuk mendukung tanggap darurat. Ia juga menyoroti dilema yang dihadapi pemerintah daerah saat ingin mengambil BBM untuk operasional penanganan bencana. “Kita juga tidak bisa ambil minyak di situ. Masyarakat yang sudah lama mengantri akan marah kalau kita ambil minyak untuk alat berat. Padahal ambulans dan penanganan bencana tidak boleh ditunda,” jelasnya.

Ia berharap ada perlakuan khusus untuk mengatasi masalah ini.

Ketika ditanya mengenai solusi jangka panjang, Gus Irawan mengaku akan menanyakan langsung kepada Dirut Pertamina. “Saya tidak tahu sampai kapan. Nanti saya akan tanya langsung ke Dirut Pertamina karena Menteri ESDM akan datang bersama dengan Dirut PLN dan Pertamina,” ujarnya.

Terkait penanganan bencana, Gus Irawan menjelaskan bahwa 13 dari 15 kecamatan di Tapanuli Selatan terdampak. “Situasinya sangat berat. Kami bersyukur TNI Polri dari Tapanuli Selatan dan provinsi membantu kami. Namun, karena areanya sangat luas dan kerusakannya luar biasa, semua kekuatan sudah kita kerahkan. Ada belasan ribu yang ada di pengungsian,” aku dia.

Halaman: 1 2

Read Entire Article
Information | Sukabumi |