Krisis BBM di Medan, Kendala Masuk Lokasi Bencana Semakin Parah

8 hours ago 6

MEDAN — Krisis bahan bakar minyak (BBM) di Kota Medan semakin memperparah situasi, terutama dalam mendukung penanganan bencana yang sedang berlangsung.

Warga dan relawan mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM, bahkan untuk keperluan mendukung proses evakuasi dan bantuan di lokasi bencana.

Sejumlah SPBU di Medan mulai membatasi penjualan BBM hingga Rp200.000 per transaksi, dan antrean panjang terjadi di seluruh penjuru kota.

Berdasarkan pengamatan di lapangan hingga pukul 01.30 WIB, kendaraan mengular puluhan meter dari pintu masuk SPBU, menandakan kelangkaan yang semakin parah.

Selain di SPBU, ketersediaan BBM di pengecer eceran juga semakin menipis. Salah seorang driver travel, Nahwi mengakui bahwa di beberapa tempat, harga BBM eceran mencapai Rp25.000 per liter. Itu pun saat ini sudah tidak beroperasi lagi, lantaran keterbatasan kesediaan.

Ia menyebutkan, bahwa kondisi ini membuat banyak relawan dan warga kesulitan mengakses bahan bakar untuk keperluan sehari-hari dan penanganan bencana. “Ya mau bagaimana lagi, kondisinya seperti ini,” lirih dia.

Dampaknya, para driver travel pun enggan melakukan perjalanan ke lokasi bencana karena kekurangan BBM. Situasi ini memperlambat distribusi bantuan dan memperparah kondisi di lapangan.

Menurut dia, beberapa pemilik kendaraan roda empat memilih mengisi BBM di rest area tol yang jarang terjamah pengendara, sebagai solusi sementara. Mereka menganggap lokasi tersebut lebih aman dan cepat, meskipun harus mengeluarkan biaya tambahan.

Kondisi ini menunjukkan betapa krisis BBM di Medan semakin memperumit upaya penanganan bencana dan memperlambat mobilitas warga serta relawan yang berjuang di tengah situasi sulit ini.

Sayangnya, di rest area pun sudah kehabisan stok BBM. “Kami berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi kekurangan bahan bakar, agar distribusi bantuan dapat berjalan lebih lancar,” pungkasnya.

Sementara itu, tim relawan yang didampingi anggota Kesehatan Kodam (Kesdam) 1 /Bukti Barisan, Serda Dimas Fadillah pun terkena imbas dari dampak itu.

Semua SPBU disepanjang Medan hingga wilayah Sidompuan nyaris disesaki kendaraan, baik roda dua dan roda empat. Bahkan disebagian SPBU mulai tidak beroperasi lantaran ketidak tersediaan bahan bakar.

Kondisi ini berlangsung sejak hari Sabtu lalu. Bahkan tim relawan harus menempuh jarak 215 kilometer dari medan untuk mendapatkan bahan bakar.

Ironisnya, guna mendapatkan bahan bakar pun, tim harus rela antre hingga satu jam. Beruntung, stok BBM di wilayah tersebut masih terbilang aman.

“Alhamdulillah, kita masih bisa kebagian, meski harus mengantre cukup panjang,” ujar ketua tim Advance Gerakan Anak Negeri, Iqbal Muhammad.

Saat ini, tim masih melakukan perjalanan menuju Sidompuan. Direncanakan, perjalanan masih membutuhkan waktu sekitar 7 jam dari Pematang Siantar. (why)

Lapora : Wahyu Sahidan Relawan Gerakan Anak  Negeri

Read Entire Article
Information | Sukabumi |