Mendorong Perubahan dari Lingkungan: Kabupaten Cianjur Tunjukkan Perbaikan Pengelolaan Sampah lewat Pilot Project ISWMP

16 hours ago 1

Cianjur, Jawa Barat — Persoalan sampah kian menjadi tantangan utama di Kabupaten Cianjur, seiring dengan meningkatnya jumlah timbulan sampah dari aktivitas rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata. Data timbulan sampah Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa timbulan sampah harian saat ini diperkirakan mencapai 1260 ton/hari (SIPSN, 2024).

Kondisi geografis Cianjur yang luas dan beragam—meliputi kawasan urban, perdesaan, dan pegunungan—menyulitkan proses pengangkutan dan pengolahan sampah secara merata. Di tengah keterbatasan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang masih konvensional, tingkat kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah di tingkat rumah tangga masih rendah. Banyak warga belum terbiasa melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik, serta belum memahami nilai ekonomi dari daur ulang.

Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak hanya fokus pada penguatan infrastruktur fisik, tetapi juga mulai membangun pendekatan berbasis masyarakat. Program-program edukatif seperti pelatihan pengolahan sampah organik, pengembangan bank sampah di desa-desa, dan kampanye pilah sampah di sekolah serta pesantren telah digencarkan dalam beberapa tahun terakhir.

Melalui pendekatan kolaboratif bersama tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan kelompok perempuan, pemerintah daerah berupaya menanamkan budaya memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) target jangka menengah pengangkutan langsung ke TPA pada tahun 2028 menjadi 12,92% , hal ini dapat membuka peluang ekonomi dari pengolahan sampah yang dikelola secara mandiri oleh warga.

Kontribusi Nyata ISWMP dalam Pendampingan Penyusunan Regulasi dan Kebijakan

Dalam pelaksanaannya, ISWMP tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku masyarakat, tetapi juga turut mendorong lahirnya kebijakan dan sistem kelembagaan yang mendukung keberlanjutan program. Di Kabupaten Cianjur, kontribusi ISWMP tercermin melalui:

  • RISPS yang menjadi acuan pengembangan layanan pengelolaan sampah jangka panjang dan telah disahkan melalui Perbup. Kab. Cianjur No. 26 Tahun 2024.
  • Dukungan terhadap penyusunan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang telah melalui tahap harmonisasi draft
  • Penguatan kelembagaan melalui pelatihan pembentukan UPTD dan penyiapan dokumen persyaratan pembentukannya serta memberikan pedoman kelembagaan untuk operator pengumpulan sampah dari sumber ke TPST

Hal ini dirancang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan tata kelola persampahan yang modern dan berkelanjutan. RISPS berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang. Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan SDM dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan sistem kelembagaan yang tangguh dan skema pembiayaan yang tepat, implementasi di lapangan dapat berlangsung efektif dan konsisten.

Pendekatan ini memastikan perubahan yang terjadi di tingkat masyarakat dapat diadopsi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah yang terlembagakan secara permanen.

Saatnya Berubah: Hadirnya ISWMP dan Peran Warga

Melalui Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), pemerintah pusat bersama Bank Dunia mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan. Program ini mengandalkan keterlibatan langsung warga melalui kegiatan intensif di lingkungan tempat tinggal mereka.

Di Kabupaten Cianjur, Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur—khususnya RT 03 RW 14—ditetapkan sebagai lokasi pilot project. Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra offtaker, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari pengurus lingkungan dan warga.

Sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, warga di lokasi ini didampingi untuk mengembangkan sistem pemilahan sampah dari sumber. Proses dimulai dari koordinasi dengan RT/RW, sosialisasi ke warga, hingga penyediaan alat bantu seperti dropbox, ember pilah, dan stiker rumah tangga yang memilah.

Pemantauan dilakukan setiap hari. Petugas mencatat hasil pilahan, menimbang sampah organik dan anorganik, serta memastikan kehadiran offtaker seperti pengelola maggot atau bank sampah. Rumah yang memilah diberikan stiker sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.

Langkah ini menjadi bagian penting dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih tertib, terarah, dan bertanggung jawab di tingkat lokal.

Kabupaten Cianjur Tunjukkan Perbaikan Pengelolaan SampahHasil Nyata dalam Dua Bulan

Dalam dua bulan, perubahan terlihat jelas. Warga mulai terbiasa memilah. Dukungan RT/RW semakin kuat. Bank sampah pun menerima sampah terpilah dengan kualitas lebih baik. Hasilnya:

  • Rata-rata 49–52 kg sampah organik berhasil dipilah setiap hari dari satu RT saja.
  • 10–20 kg sampah daur ulang juga terkumpul setiap harinya.

Angka ini menunjukkan bahwa satu RT saja bisa memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan sampah yang berakhir di TPA. Bila diterapkan di skala kelurahan, potensi pengurangan sampah bisa mencapai ratusan kilogram per hari.

Kinerja Kolektif, Hasil Nyata

Keberhasilan ini tak lepas dari kerja bersama banyak pihak. Tim fasilitator dari program PPAM terus hadir mendampingi warga dan membangun komunikasi erat dengan pengurus RT. Dinas Lingkungan Hidup turut mendukung dengan memastikan sistem pengangkutan berjalan optimal. Warga pun makin percaya diri memilah sampah karena hasil pilahan benar-benar dikelola dan dimanfaatkan.

Pendekatan ini juga diperkuat lewat edukasi di sekolah, pelibatan PKK, dan kolaborasi dengan bank sampah serta komunitas maggot. Semua elemen saling menguatkan dengan tujuan bersama: mengurangi sampah dari sumbernya.

Kabupaten Cianjur Tunjukkan Perbaikan Pengelolaan Sampah

Dari Satu RT untuk Banyak Wilayah

RT 03 RW 14 Kelurahan Sawahgede kini menjadi titik awal perubahan. Namun langkah ini tidak harus berhenti di sana. Banyak wilayah lain bisa mengadopsi pendekatan serupa. Dengan edukasi yang tepat, dukungan alat, dan kolaborasi yang terbangun, sistem pengelolaan sampah bisa menjadi lebih murah, mudah, dan partisipatif.

Kini saatnya menjadikan cerita dari Sawahgede sebagai contoh. Bila satu RT bisa mengurangi hampir 50 kg sampah organik per hari, bayangkan dampaknya jika seluruh kelurahan, kecamatan, bahkan kabupaten bergerak bersama.

Kepala Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur, Dendi Irawan, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang telah diberikan.“Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Tim Pendamping PPAM ISWMP dan Dinas Lingkungan Hidup, yang selalu mendampingi dan memotivasi masyarakat RT 03 RW 14. Kegiatan memilah dan mengurangi sampah di lokasi ini berjalan sesuai harapan dan bahkan telah membentuk Bank Sampah Baraya, yang belum lama ini mendapatkan piagam sebagai bank sampah terbaik dari DLH, ditandatangani langsung oleh Bupati Cianjur,” ungkapnya.

Sebagai bentuk keberlanjutan, Kelurahan Sawahgede kini tengah merencanakan replikasi pilot project di beberapa wilayah lainnya, yaitu di RW 01 (RT 01, 02, 03, 04), RW 11 (RT 01, 02, 03), RW 14 RT 02, dan RW 15 (RT 01, 02, 03, 04). Untuk mendukung ini, telah dibentuk pula Duta Pilah Sampah yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan di tiap wilayah.

“Jika kegiatan ini berhasil, para duta tidak hanya melakukan pendampingan di lokasi replikasi, tetapi juga diharapkan bisa menjangkau seluruh RW di Kelurahan Sawahgede. Harapan kami, inisiatif ini bisa berhasil dan menjadikan Kelurahan Sawahgede sebagai kelurahan yang bersih lingkungan dan bersih sampah,” tambah Dendi. **

Read Entire Article
Information | Sukabumi |