SUKABUMI – Gagasan Gubernur Jawa Barat mengenai pendidikan karakter melalui pelatihan militer bagi anak-anak bermasalah mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Sukabumi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat menyampaikan bahwa ide tersebut sejalan dan bahkan sangat “matching” dengan program yang telah berjalan di Kota Sukabumi selama ini.
“Ini merupakan ide yang sangat cemerlang dari Pak Gubernur, dan tentu perlu kita dukung bersama. Secara teknis, hal ini sudah dibicarakan dengan berbagai pihak, termasuk Kodim 0607 dan Kementerian Agama. Kita siap untuk melaksanakannya,” ujar Punjul.
Punjul mengungkapkan bahwa Kota Sukabumi sebenarnya sudah lebih dahulu menginisiasi program serupa dengan pendekatan yang menyeluruh. Sebuah Memorandum of Understanding (MoU) telah terjalin antara berbagai elemen, mulai dari Polres, Badan Amil Zakat (BAZ), Bank BJB, Kodim 0607, Dinas Pendidikan Kota dan Provinsi, serta lembaga-lembaga lain yang berkomitmen menciptakan suasana pendidikan yang aman dan membentuk karakter siswa bermasalah secara efektif.
Saat ini, program penanganan anak bermasalah di Kota Sukabumi telah berjalan melalui kerja sama dengan pesantren. Sebanyak 15 siswa dengan berbagai latar belakang masalah telah ditempatkan di Pesantren Al-Fath, yang menjadi titik awal pembinaan karakter dan mental melalui pendekatan agama.
“Dengan adanya program dari Gubernur, tentu ini akan semakin memperkuat upaya yang sudah ada. Nantinya, program dari Gubernur akan kita kolaborasikan dengan yang sudah berjalan di Sukabumi,” tutur Punjul.
Dari sisi anggaran, Punjul memastikan bahwa sumber pendanaan sudah disiapkan dari berbagai lembaga, antara lain dari Bank BJB, BAZ, dan juga dari anggaran Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.
“Semua saling melengkapi dan ini sudah berjalan. Tinggal nanti bagaimana kita menyatukan langkah agar lebih maksimal dalam pelaksanaannya,” tambahnya.
Ke depan, Dinas Pendidikan Kota Sukabumi bersama stakeholder lainnya akan terus memantau perkembangan program dan mengevaluasi kemungkinan perluasan tempat pembinaan. Saat ini, baru Pesantren Al-Fath yang menjadi lokasi utama. Namun, apabila dibutuhkan, tempat pelatihan dan pembinaan akan ditambah.
“Yang penting adalah kolaborasi dan konsistensi dalam pelaksanaan. Kita berharap program ini benar-benar membawa dampak positif, tidak hanya bagi anak-anak yang terlibat, tetapi juga bagi lingkungan sekolah dan masyarakat secara umum,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kota Sukabumi, Roni Abdulrachman, juga menyampaikan dukungan serupa. Menurutnya, pendidikan militer memiliki nilai positif dalam membentuk karakter dan kedisiplinan siswa yang bermasalah.
“Kami di PGRI Sukabumi sangat setuju dengan statemen Pak Gubernur. Pendidikan militer ini adalah salah satu bentuk pendidikan karakter. Di Sukabumi, program penanganan anak bermasalah ini sudah lebih dulu berjalan lewat kerja sama antara Pemerintah Daerah, Polres, dan pesantren,” jelas Roni.
Roni menambahkan bahwa meskipun metode yang digunakan berbeda, tujuan dari kedua program tersebut memiliki esensi yang sama yaitu membentuk karakter anak yang lebih baik dan siap menghadapi masa depan. (wdy)