Awas! Kanker Usus Besar Bisa Diturunkan Secara Genetik

2 days ago 13

RADAR SUKABUMI – Menjalani pola hidup sehat harus disertai dengan kewaspadaan terhadap riwayat kanker kolorektal dalam keluarga, karena faktor genetik punya peran penting dalam meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Apabila ada anggota keluarga Anda yang pernah menderita kanker kolorektal, risiko Anda untuk mengalaminya juga lebih tinggi.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik di Mayapada Hospital Bandung, Dr. Trinugroho Heri Fadjari, SpPD-KHOM, mengkonfirmasi, “Kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Lynch atau Familial Adenomatous Polyposis (FAP), dapat diturunkan dalam keluarga dan meningkatkan kemungkinan terkena kanker kolorektal. Orang dengan kondisi ini mungkin dapat terkena kanker pada usia lebih muda atau dapat memicu pertumbuhan polip berlebihan di usus besar, yang dapat berubah menjadi kanker jika tidak diobati.”

Jadi, jika keluarga Anda menderita kanker kolorektal, penting untuk ekstra hati-hati terhadap faktor risiko ini. Apalagi, kanker kolorektal sering kali tidak menunjukkan gejala hingga mencapai tahap lanjut, sehingga melakukan pemantauan riwayat kesehatan keluarga dan pemeriksaan dini menjadi langkah penting untuk deteksi dan penanganan yang lebih efektif. Bicarakan riwayat keluarga Anda dengan dokter untuk mendeteksi kondisi atau potensi masalah sejak dini melalui pemeriksaan yang direkomendasikan.

Dokter Heri Fadjari kemudian merekomendasikan langkah deteksi dini agar kanker kolorektal dapat segera ditangani, salah satunya dengan pemeriksaan Darah Samar pada tinja (Feccal Occult Blood Test). Bila hasilnya positif, maka dilanjutkan dengan Kolonoskopi, sebagai standar untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker kolorektal, dengan bantuan alat endoskopi untuk memeriksa kondisi usus besar secara langsung. “Saat ini juga sudah ada metode terkini Virtual Kolonoskopi yang menggunakan sinar-X dosis rendah untuk menghasilkan gambar 3D, sehingga lebih nyaman bagi pasien. Selain itu, tes genetik juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah Anda membawa perubahan genetik bawaan yang dapat meningkatkan potensi Anda terkena kanker kolorektal,” jelasnya.

Meskipun tidak ada riwayat kanker kolorektal dalam keluarga, penting untuk tetap mewaspadai kesehatan Anda dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran, karena deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dapat membuat perbedaan besar dalam pengobatan dan kelangsungan hidup. Kolonoskopi secara berkala sangat dianjurkan, terutama jika muncul gejala seperti pendarahan dari dubur, perubahan pola buang air besar, lendir atau darah pada tinja, serta bagi mereka dengan faktor risiko seperti obesitas, diabetes, atau riwayat terapi radiasi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Gastrohepatology Center Mayapada Hospital, yang menyediakan layanan komprehensif mulai dari skrining hingga pembedahan dengan dukungan tim dokter multidisiplin, fasilitas lengkap, dan alat canggih.

Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan apabila seseorang telah didiagnosis kanker kolorektal. Dalam hal ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hati & Saluran Cerna di Mayapada Hospital Bandung, dr. Lukas Mulyono Samuel, Sp.PD-KGEH, menjelaskan, “Kanker usus besar dapat ditangani dengan operasi, baik operasi secara terbuka (Laparotomi) maupun bedah minimal invasif atau minim sayatan (Laparoskopi). Penanganan kanker usus besar akan dilakukan sesuai dengan lokasi dan stadium kanker, penyebaran kanker, serta kondisi pasien secara menyeluruh.”

Lebih lanjut, Dokter Lukas mengatakan, “Kemungkinan keberhasilan untuk sembuh akan jauh lebih besar jika dideteksi sejak dini dan ditemukan dalam kondisi stadium awal. Jika masih pada stadium awal, tindakan pengobatan (kuratif) bisa dilakukan dengan pembedahan usus untuk membuang kanker, kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi terapi tersebut.”

Penanganan kanker kolorektal yang advanced dan komprehensif seperti yang dijelaskan Dokter Lukas membutuhkan kolaborasi tim dokter multidisiplin yang berperan dalam merencanakan perawatan yang tepat untuk pasien. Tempat Dokter Heri Fadjari dan Dokter Lukas berpraktik, Oncology Center Mayapada Hospital Bandung, dikenal memiliki layanan menyeluruh untuk berbagai kasus tumor dan kanker. Tidak hanya di Mayapada Hospital Bandung, Oncology Center juga terdapat di seluruh unit Mayapada Hospital di mana dalam dua tahun terakhir,  layanan ini telah menangani sampai dengan 9.000 kasus kanker.

Hospital Director Mayapada Hospital Bandung, dr. Irwan S. Hermawan, MM, menyatakan “Oncology Center Mayapada Hospital Bandung memiliki Tumor Board yang terdiri dari tim dokter multidisiplin untuk menyusun rencana perawatan yang efektif untuk setiap pasien. Kami juga memiliki Patient Navigator yang mendampingi pasien selama menjalani proses perawatan kanker karena kami tahu menjalani perawatan kanker adalah sebuah proses yang butuh banyak perjuangan dan harapan. Dengan didukung kelengkapan fasilitas dan alat medis terkini yang kami miliki, Oncology Center Mayapada Hospital Bandung siap melayani masyarakat Jawa Barat untuk mendapatkan perawatan menyeluruh pada kasus tumor dan kanker, mulai dari pencegahan dan skrining, pengobatan, serta perawatan berkelanjutan.”

Segera jadwalkan pemeriksaan saluran cerna dan konsultasi dengan dokter di Gastrohepatology Center atau Oncology Center Mayapada Hospital dengan mudah, cukup melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. MyCare juga mendukung Anda menjalani gaya hidup sehat dengan fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit dan Health Access untuk menghitung jumlah langkah kaki, jumlah kalori terbakar, detak jantung, dan Body Mass Index (BMI). Beragam informasi dan tips kesehatan juga dapat diakses dalam fitur Health Articles & Tips. Unduh aplikasi MyCare di Google Play Store atau App Store sekarang dan dapatkan reward poin berupa potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital. **

Read Entire Article
Information | Sukabumi |