SUKABUMI – Suasana Rabu (7/5/2025) malam sekitar pukul 19.00 Wib di Kampung Babadan, Kelurahan Palabuhanratu, kecamatan Palabuhanratu , Kabupaten Sukabumi berubah panik, sesaat ratusan warga dilarikan ke rumah sakit dan posko kesehatan.
Hal itu setelah mereka mengalami gejala pusing, mual, mules dan muntah diduga mereka mengalami keracunan, usai menyantap makanan setelah acara haul warga setempat yang digelar sekitar pukul 16.00 Wib – 17.00 Wib.
Camat Palabuhanratu, Deni Yudono, menjadi salah satu pihak yang pertama menerima laporan langsung turun ke lokasi setelah mendapat informasi dari pihak rumah sakit Palabuhanratu sekitar pukul 22.00 WIB bahwa puluhan pasien datang dengan keluhan pusing, mual, muntah, dan sakit perut.
Setelah mendapat keterangan dari para saksi, lanjut Deni, kejadiannya di RW 30, Kampung Babadan, yang terdiri dari RT 01, 02, dan 04, sebagian juga di RW 29, dimana sore harinya memang ada kegiatan haul, warga yang hadir diberikan nasi kotak atau istilahnya ‘nasi jomet’ yang dibawa pulang dan disantap di rumah masing-masing.
“Menurut pengakuan para korban gejala mulai dirasakan beberapa jam setelah menyantap nasi tersebut. Makanan dalam kotak itu berisi nasi, mie, semur, dan telur balado. Dugaan awal, telur balado atau bumbu dalam makanan tersebut menjadi penyebab utama keracunan,” ujar Camat Palabuhanratu saat diwawancara. Kamis (9/5/2025).
“Karena lokasi dekat rumah sakit, banyak warga langsung ke sini, sampai jam dua dini hari, tercatat 52 orang dirawat di rumah sakit, dan lebih dari 54 orang ditangani di posko darurat yang didirikan di sekitar lokasi,” sambungnya.
Total korban keracunan saat malam itu, kata Deni Yudono lagi kurang lebih mencapai 106 orang. Untuk mengatasi lonjakan pasien, posko darurat didirikan dan didukung oleh tim medis dari Puskesmas wilayah Palabuhanratu, Simpenan, Cikakak, Cisolok, hingga Citarik. Bantuan juga datang dari BPBD berupa tempat tidur darurat.
“Alhamdulillah, semua korban cepat tertangani. Tidak ada yang mengalami kondisi kritis,” ucapnya.
“Sampel makanan juga sudah diambil oleh Dinas Kesehatan untuk diuji laboratorium. Dugaan sementara penyebabnya bakteri, bukan zat kimia, karena gejalanya muncul sekitar enam jam setelah makan dan dampaknya tidak fatal,” imbuhnya.
Meski sebagian besar korban mulai membaik dan kemungkinan bisa pulang hari ini, Deni menegaskan pihak kecamatan masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas terkait mengenai status pengobatan dan tindak lanjut kejadian ini.
Halaman: 1 2