SUKABUMI – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Deden Sumpenan memastikan penanganan warga terdampak bencana yang terjadi Rabu, (4/12/2024) lalu sudah berjalan dengan baik.
Bahkan, Deden juga menegaskan pemerintah daerah sejak awal bulan Desember sesuai perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyampaikan bahwa mulai Desember 2024 sampai Maret 2025 ada peningkatan curah hujan.
“Maka di awal Desember itu kabupaten Sukabumi sudah melaksanakan, melalui SK bupati dan sudah diedarkan kepada para camat tentang siaga hidrometeorologi, tujuannya untuk memberikan kewaspadaan dini kepada masyarakat bahwa di bulan bulan tersebut sangat rawan terjadinya bencana,” ujarnya.
“Kemudian di pertengahan Desember terjadi curah hujan saat itu cukup tinggi hampir tiga hari, hujan di seluruh kabupaten Sukabumi sehingga tentunya dengan curah hujan yang cukup tinggi banyak tanah longsor, banjir, kemudian juga pergerakan tanah, sehingga itulah yang terjadi masa tanggap darurat,” imbuhnya.
Lanjut Deden, dampak dari bencana tersebut dirasakan luar biasa dan cukup banyak terjadi kerusakan kerusakan fasilitas umum, rumah, lahan pertanian, irigasi banyak yang terputus sehingga masyarakat yang melakukan pertanian yang usaha pertanian terkendala, gagal panen, dan lain sebagainya.
“Kemudian rumah terdampak banyak, jalan juga rusak, secara ekonomi, sosial kemudian juga yang lain juga terpengaruh oleh bencana ini,” terangnya.
Deden menegaskan pemerintah daerah melalui BPBD bersama unsur unsur lainnya langsung berupaya melakukan penanganan pasca bencana yang terjadi, dengan secara aturan melakukan tanggap darurat sesuai perundang undangan.
“Disampaikan dalam beberapa kali dirakor ada 39 kecamatan yang terdampak, kemudian dua kali perpanjangan, perpanjangan kedua hanya tiga kecamatan, Kalibunder, Tegalbuleud dan Pabuaran,” paparnya.
“Sehingga tentunya sesuai dengan statusnya semua melakukan upaya penanganan, bukan hanya BPBD tentunya memang tanggung jawab semua sesuai undang undang tanggap darurat, ada PU, Perkim, Sar, semua melakukan sesuai dengan fungsinya, dalam rangka penyelamatan, hal hal yang lain bersifat darurat,” sambungnya.
Diakui Deden, dengan rentang luas wilayah kabupaten Sukabumi yang cukup luas, dengan 39 kecamatan dari 47 kecamatan yang ada terdampak bencana, sehingga jarak tempuh yang jauh sempat terhambat terutama dalam pembagian bantuan yang tidak terpusat.
“Iya harus berbagi ke beberapa wilayah, kemudian juga luas wilayah kabupaten Sukabumi yang cukup luas juga, tetapi berkat kerjasama semua pihak secara bersama sama, TNI, Polri, masyarakat seluruh stakeholder alhamdulillah teratasi,” ucapnya.
“Misalnya infrastruktur jalan supaya terbuka dulu itu awalnya, kemudian listrik harus nyala dulu, sehingga BBM, angkutan dan lainnya seperti itu, jadi intinya walaupun memang cukup jauh rentangnya di selatan semua, karena dilakukan secara bersama sama oleh seluruh aparat pemerintah, TNI, Polri kemudian juga batuan dari yang lain dari luar, terutama bantuan makanan dan sebagainya sehingga alhamdulillah bisa melalui fase tanggap darurat,” tandasnya. (ndi/d)