SUKABUMI- Kursi panas kepemimpinan ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Sukabumi terus bergulir.
Setelah munculnya poster, Yoseph Mahdi Juniansyah sebagai calon ketua KONI di sejumlah platform media sosial, kini muncul kembali dukungan langsung dari pengurus Cabang Olahraga (Cabor) untuk Raden Koesoemo Hutaripto untuk maju dalam perhelatan tersebut. Padahal, kepengurusan KONI Kota Sukabumi akan berakhir pada tahun 2027, mendatang.
Saat ini, KONI Kota Sukabumi masih dipegang Haickel Reza Balfas yang merupakan incumbent dari sebelumnya menjabat tahun 2019 hingga 2023 dan terpilih kembali pada tahun 2023 hingga2027.
Adapun dukungan itu datang dari Ketua Cabor Dansa KONI Kota Sukabumi, Henry Slamet. Ia secara lisan mendukung penuh Raden Koesoemo Hutaripto untuk maju menjadi ketua KONI Kota Sukabumi, apalagi yang bersangkutan merupakan ketua Cabor. “Ada beberapa faktor yang menjadi penilaian kami, pertama beliau ketua Cabor, kedua memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam pengembangan olahrga, ketiga beliau juga seorang pengusaha, yang mana kemajuan olahraga tidak bisa dipungkiri harus didukung oleh anggaran yang besar. Contohnya saja ketua PSSI, pak Erick Tohir. Sepak bola kita bisa besar karena pak Erick merupakan seorang pengusaha, yang mampu membiayai sepak bola menjadi besar,” ujar Henry disela-sela rapat Paripurna di DPRD Kota Sukabumi, Kamis (9/1).
Ia pun mengklaim, ada sebanyak 14 Cabor lainnya yang siap mendukung Raden Koesoemo Hutaripto untuk meju menjadi ketua KONI. Tentunya ke-14 Cabor tersebut solid dan satu suara. “Ada 14 Cabor lagi yang siap mendukung,” tambahnya.
Disinggung terkait mekanisme dan aturan main dalam pergantian ketua KONI, apalagi massa jabatan yang masih panjang hingga 2027. Koh Apung sapaan akrab Henry Slamet ini mengaku, ada berbagai tahapan yang nantinya akan ditempuh sesuai AD-ART, apakah melalui mosi tidak percaya atau lainnya. “Nanti kita akan rumuskan seperti apa,” terangnya.
Sementara itu, Raden Koesoemo Hutaripto mengaku kaget dengan adanya dukungan tersebut. Menurut dia, jika ada dorongan dari para Cabor, tentunya hal tersebut merupakan amanah yang harus di jalankan. “Saya kaget, tapi kalau disebut siap untuk maju, ya bagimana lagi,” singkatnya.
Sementara itu diberitakan sebelumnya, Wakil ketua empat, Khaerul Imam mengaku, saat ini pihaknya belum mendapatkan statmen resmi apapun terkait ramainya isu pergantian ketua KONI di pertengahan masa jabatannya. ” Kita tetap mengacu pada berdasarkan SK yang dikeluarkan KONI Provinsi Jawa Barat, bahwa Kepengurusan KONI Kota Sukabumi berakhir di tahun 2027,” ujar Imam kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.
Sejauh ini sambung dia, pihaknya belum menerima statmen resmi apapun dari ketua umum KONI Kota Sukabumi, sehingga belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Namun sambung dia, jika ada pergantian kepengurusan di tengah-tengah masa periode, tentunya ada aturan main sesuai AD-ART KONI.” Ketika ada Musyawarah Kota luar biasa pun diatur dalam AD-ART dan alasannya apa? Kami kembalikan lagi kepada AD-ART KONI yang sudah di sahkan,” terangnya.
Disinggung terkait adanya isu mosi tidak percaya dari pengurus Cabang Olahraga, para pengurus KONI sudah mengetahui hal tersebut, hanya saja hal itu baru sekedar isu dan belum ada secara nyata dilaporkan atau berbentuk fisik. “Belum terima hal itu (mosi tidak percaya, red),” tambahnya. (why)