SUKABUMI – Rahman Patilesa, atau yang lebih dikenal dengan nama Arman Gitar, merupakan seorang gitaris serba bisa asal Sukabumi yang telah menguasai berbagai genre musik, mulai dari rock, jazz, pop, hingga dangdut.
Pria kelahiran 1980 di Bojong Lopang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini, telah menapaki perjalanan panjang dalam dunia musik yang penuh warna dan pengalaman.
Bermusik sejak usia muda, Arman dikenal karena keahliannya yang mampu beradaptasi dengan berbagai jenis musik. Ia telah melanglang buana ke berbagai kota, seperti Jakarta dan Bandung, untuk mengasah bakatnya. Kini, ia menetap di Sukabumi dan terus berkarya sebagai gitaris andal, termasuk menjadi bagian dari Rumah Inspirasi Alus Pisan (RIAP) yang lokasinya berada Perumahan Villa Daun Mas, Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.
Dengan jam terbang tinggi dan dedikasinya, Arman menjadi inspirasi bagi generasi muda Sukabumi yang ingin menekuni dunia musik. “Sebagai gitaris, kita harus all-out dan mampu memainkan semua genre. Itulah prinsip saya,” kata Arman kepada Radar Sukabumi pada Rabu (22/01).
Selain aktif bermusik, Arman juga mulai membagikan ilmunya dengan membuka kelas gitar di RIAP untuk melahirkan bakat-bakat baru di Sukabumi. Perjalanan panjang dan konsistensi Arman menjadikannya salah satu musisi yang patut diperhitungkan di dunia musik Indonesia.
Arman memulai perjalanan bermusiknya sejak tahun 1994-1995, meski baru menapaki karier profesional pada 1998-1999, ketika ia mulai mendapatkan penghasilan dari bermusik. Perjalanan panjangnya sebagai musisi membawanya dari kota kecil di Sukabumi menuju Jakarta, Bandung, dan beberapa wilayah lainnya seperti Cilegon dan Kalimantan sebelum akhirnya menetap kembali di Sukabumi.
Awal kariernya sebagai musisi dimulai dengan tampil sebagai pemain oron (musisi pengiring panggung), melakukan perjalanan jauh ke berbagai daerah. Arman mengasah kemampuan bermusiknya secara serius di Bandung, yang menjadi tempat penting dalam pengembangan kariernya. Kini, ia dikenal sebagai “season player” atau musisi pengiring profesional yang sering tampil di kafe, acara pernikahan, hingga mengiringi artis papan atas.
Selain tampil di panggung, Arman juga produktif menciptakan lagu. Namun, banyak karya yang ia hasilkan dijual secara putus, sehingga hak atas lagu tersebut tidak lagi menjadi miliknya. “Saya banyak bikin lagu, tapi karena jual putus, kita sudah tidak bisa mengakui lagi lagunya,” jelasnya.
Arman juga pernah meraih penghargaan sebagai gitaris terbaik dalam berbagai festival musik tingkat Jawa Barat, bahkan saat ia masih remaja. “Saya waktu itu ikut kategori dewasa, padahal masih remaja, dan selalu dinobatkan sebagai juara gitaris terbaik,” kenangnya.
Berkontribusi pada Dunia Musik Sukabumi
Saat ini, Arman tinggal di Cikondang, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi dan terus berkontribusi pada dunia musik Sukabumi. Prinsipnya sederhana, yakni tetap all-out dalam setiap penampilan. “Ketika kita sudah terjun, kita harus all-out. Sebagai gitaris season, kita harus bisa memainkan semua genre dan menjaga kualitas,” jelasnya.
Selain bermusik, Arman mulai berbagi ilmu dengan membuka kelas gitar. Ia ditunjuk menjadi staf pengajar di sebuah lembaga pelatihan musik yang sedang dirintis, dengan rencana untuk membuka cabang baru khusus untuk pembelajaran gitar. “Alhamdulillah, saya di RIAP ditunjuk sama Pak Haji Dadang selaku Founder RIAP untuk memberikan pelatihan atau sebagai staf pengajar di dunia musik, khususnya di gitaris,” paparnya.
Meski enggan menjadi solois, Arman tetap konsisten memilih jalur band untuk mengekspresikan kecintaannya pada musik. “Di luar saya tidak suka jadi solois, prinsip saya nge-band. Itu yang bikin saya tetap semangat,” pungkasnya. (Den)