Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, sejak beberapa hari ini, dunia diramaikan dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif untuk produk impor dari sejumlah negara. Tarif ini semacam pajak tambahan untuk barang impor yang masuk ke negara Amerika.
Pengumuman ini disampaikan Donald Trump pada 2 April lalu. Besarnya tarif beragam pada setiap negara. Indonesia sendiri terkena tarif 32%. Meskipun akhirnya kebijakan ini ditunda selama 90 hari kedepan kecuali untuk China, tetap saja hal ini membuat kepanikan.
Seperti yang dikutip dari merdeka.com (10/4), Trump menginformasikan bahwa pemerintahannya memberikan penangguhan tarif selama 90 hari untuk sebagian besar negara mitra dagang. Namun, China tidak termasuk dalam kebijakan penangguhan ini. Dalam keterangannya ia pun mengungkapkan bahwa lebih dari 75 negara telah mengajukan permohonan untuk menegosiasikan ulang perjanjian dagang sejak pengumuman paket tarif "Hari Pembebasan".
Lalu, apa sebenarnya efek dari kebijakan dari Donald Trump ini? Apakah ada efek secara langsung bagi kita? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Menurunnya Komoditas Ekspor ke Pasar Amerika Serikat
Dampak nyata dari tarif impor ini bersifat tidak langsung dan kompleks. Penurunan ekspor, pelemahan nilai tukar Rupiah, dan penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi beberapa jalur yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat.
Penjelasan sederhananya adalah misalnya kamu menjual produk tas ke Amerika, lalu tiba-tiba Amerika menambah biaya masuk barang dari Indonesia. Akibatnya, harga tas yang kamu jual jadi mahal, tentu kenaikan harga ini membuat produkmu kalah saing dengan produk yang lebih murah. Efeknya? Bisa berpengaruh pada omset produksi tas dan keberlangsungan usahamu.
Amerika melakukan ini tidak hanya pada satu atau dua negara saja tapi juga banyak negara. Bayangkan bagaimana efeknya secara global? Hal ini dirasakan oleh Indonesia dengan pelemahan rupiah yang sekarang hampir menyentuh 17 ribu per 1 USD.
Bijak dalam Belanja
Negara-negara yang terdampak paling besar dari kebijakan Trump ini akan mencari pasar lain, salah satunya adalah Indonesia. Tentu hal ini akan membuat persaingan produk lokal dan impor semakin ketat, apalagi terkait brand fashion yang merupakan komoditas utama dari impor ke Amerika Serikat.
Apa yang harus dilakukan? Mulailah bijak dalam belanja dan memilih produk yang kamu pakai. Situasi ini bisa menjadi langkah bijak untuk mendorong dan mendukung produk lokal. Seperti yang kita tahu, banyak saat ini banyak produk lokal yang memiliki kualitas yang setara dengan produk luar.
Bahkan menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi merek lokal terhadap ekonomi Indonesia mencapai 61% dari PDB. Ini membuktikan bahwa produk lokal punya peran besar dalam perekonomian nasional, dan kini, panggungnya semakin luas.
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan?
Bijak dalam belanja dan memilih prioritas sangat penting. Sekarang bukan saatnya berpikir berapa jumlah yang kita miliki tapi bijak dalam mengolah keinginan. Dengan kondisi ekonomi yang tidak bisa diprediksi seperti saat ini kesiapan untuk beradaptasi sangatlah penting.
Mencari alternatif dari kebutuhan yang lebih terjangkau dan dengan harga yang masuk akal bisa menjadi pilihan. Banyak pilihan hiburan dan produk yang lebih bagus dan sebanding tapi tidak terlalu mahal.
Jadi, saat ini bukan waktu yang bijak untuk mengedepankan gengsi. Saling dukung dengan sesama adalah pilihan tepat saat ini. Bagaimana Sahabat Fimela?
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.