Urutan yang Tepat: Puasa Syawal atau Mengganti Puasa Ramadan? Simak Penjelasannya

1 day ago 6

Fimela.com, Jakarta Ramadan telah usai, dan mungkin Anda yang memiliki kewajiban mengganti puasa Ramadan (qadha) bertanya-tanya: mana yang sebaiknya didahulukan, qadha puasa Ramadan atau puasa Syawal? Pertanyaan ini seringkali menjadi topik diskusi di kalangan umat Muslim.

Secara umum, puasa Ramadan adalah ibadah wajib yang harus diutamakan. Sementara itu, puasa Syawal, meskipun sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan tersendiri, tetaplah ibadah sunnah. Maka dari itu, kewajiban mengganti puasa Ramadan (qadha) harus didahulukan daripada melaksanakan puasa Syawal. Prinsip dasar dalam Islam menekankan pentingnya mendahulukan kewajiban sebelum melaksanakan amalan sunnah.

Namun, ada beberapa pengecualian dan pertimbangan. Misalnya, jika seseorang memiliki uzur syar'i seperti sakit atau sedang dalam perjalanan jauh yang membuatnya tidak bisa berpuasa di bulan Ramadan, maka ia diperbolehkan untuk melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu. Meski begitu, sangat disarankan untuk segera mengganti puasa Ramadan yang tertinggal setelah uzur tersebut hilang. Jadi, mana yang sebenarnya lebih utama? Simak informasi lengkapnya yang telah dirangkum oleh Fimela.com.

Setelah puasa Ramadan, terdapat puasa Syawal yang hukumnya sunnah dilakukan. Puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari.

Prioritas Qadha Puasa Ramadan

Mengutip bali.kemenag.go.id, pendapat yang lebih kuat di kalangan ulama adalah mendahulukan qadha puasa Ramadan. Meskipun puasa Syawal memiliki keutamaan yang besar, bahkan diibaratkan sebagai penghapus dosa setahun penuh, kewajiban tetap harus diutamakan. Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja di bulan Syawal setelah kewajiban qadha terpenuhi. Tidak ada batasan waktu khusus untuk puasa Syawal, selama masih dalam bulan Syawal.

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 184 yang menjelaskan tentang kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan karena uzur. Beberapa mazhab bahkan menambahkan aturan fidyah bagi mereka yang menunda-nunda qadha tanpa alasan yang sah. Oleh karena itu, memahami dan melaksanakan qadha puasa Ramadan merupakan hal yang penting dan utama.

 اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤ 

"Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin."

Banyak umat Islam masih bingung mengenai batas akhir qadha puasa dan konsekuensinya jika terlambat. Sebagian ulama berpendapat bahwa qadha puasa sebaiknya dilakukan sebelum Ramadan berikutnya. Namun, ada juga yang memberikan kelonggaran hingga akhir Syaban. Yang penting, segera qadha puasa setelah uzur hilang dan jangan menunda-nunda tanpa alasan yang jelas.

Kedudukan Qadha Puasa Ramadan sebagai Kewajiban

Puasa Ramadan merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang harus dijalankan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Apabila ada yang tidak dapat berpuasa karena alasan yang dibenarkan, seperti sakit atau sedang dalam perjalanan, maka mereka diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut di luar bulan Ramadan, sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.

Dalam ajaran Islam, kewajiban memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan amalan sunnah. Oleh karena itu, para ulama menyarankan agar seseorang terlebih dahulu mengganti puasa yang terlewat sebelum melaksanakan puasa sunnah Syawal. Hal ini sejalan dengan prinsip dalam hukum Islam yang menekankan bahwa kewajiban harus diprioritaskan sebelum melaksanakan ibadah tambahan atau sunnah.

Prioritas antara Puasa Syawal dan Qadha Ramadan

Menurut Prof. Quraish Shihab yang dimuat di NU Online, qadha puasa Ramadan sebaiknya didahulukan sebelum menjalankan puasa Syawal. Hal ini karena puasa qadha adalah kewajiban yang harus ditunaikan, sementara puasa Syawal bersifat anjuran.

Menurut ahli tafsir Indonesia itu, puasa sunnah Syawal dapat dilakukan kapan saja selama masih di bulan tersebut. Artinya, puasa ini tidak harus dilakukan secara berturut-turut mulai awal atau tanggal 2 Syawal, sehari setelah Idul Fitri. Itu sebabnya, di awal bulan Syawal bisa ditekankan untuk menuntaskan dengan mengganti puasa Ramadhan yang batal.

"Sebaiknya mendahulukan qadla (membayar utang) karena hukumnya wajib, setelah itu baru yang sunnah," tulisnya pada buku Panduan Puasa bersama Quraish Shihab.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal yang Fleksibel

Sebagian orang memiliki pandangan bahwa puasa Syawal harus dilaksanakan secara berturut-turut segera setelah Idul Fitri. Namun, menurut pandangan Prof. Quraish Shihab, puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama bulan Syawal masih berlangsung. Hal ini memberikan keleluasaan bagi mereka yang masih memiliki utang puasa Ramadan.

Bagi yang ingin mendahulukan qadha puasa Ramadan, masih terbuka kesempatan untuk menjalankan puasa Syawal di hari-hari terakhir bulan Syawal. Dengan demikian, seseorang dapat meraih keutamaan puasa Syawal tanpa harus mengabaikan kewajiban qadha. Fleksibilitas ini menjadi solusi bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kesulitan untuk berpuasa secara berurutan setelah perayaan Idul Fitri.

Jadi Mana yang Harus Didahulukan?

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa menyelesaikan qadha puasa Ramadan lebih diutamakan daripada langsung melaksanakan puasa Syawal. Hal ini disebabkan karena qadha merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, sedangkan puasa Syawal bersifat sunnah. Jadi, jika seseorang masih memiliki utang puasa Ramadan, sebaiknya ia menunaikan qadha terlebih dahulu. Setelah itu, jika masih ada waktu tersisa di bulan Syawal, ia dapat melaksanakan puasa sunnah tersebut.

Namun, bagi mereka yang ingin meraih keutamaan puasa Syawal tetapi memiliki keterbatasan waktu, terdapat pendapat yang membolehkan menggabungkan niat qadha dan puasa Syawal. Meskipun begitu, pendapat yang lebih kuat tetap menyarankan untuk memisahkan kedua niat tersebut agar lebih sesuai dengan aturan syariat.

People Also Ask (FAQ)

1. Apakah puasa Syawal harus dilakukan berturut-turut?

Tidak. Puasa Syawal dapat dilakukan kapan saja selama bulan Syawal, baik berturut-turut maupun terpisah.

2. Apakah boleh menggabungkan niat puasa qadha Ramadan dan puasa Syawal?

Terdapat perbedaan pendapat. Namun, lebih baik memisahkan keduanya untuk memastikan pahala masing-masing ibadah.

3. Apakah boleh puasa Syawal sebelum mengganti puasa Ramadan?

Sebaiknya tidak, karena qadha puasa Ramadan adalah kewajiban yang harus dipenuhi sebelum menjalankan puasa sunnah.

4. Bagaimana jika seseorang tidak sempat menjalankan puasa Syawal karena masih mengqadha Ramadan?

Tidak masalah, karena puasa Syawal bersifat sunnah, sedangkan qadha Ramadan adalah kewajiban yang lebih utama untuk diselesaikan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ricka Milla Suatin
 Cegukan

HealthAtasi Cegukan Saat Puasa Tanpa Minum Air, Ternyata Mudah!

Saat menjalankan puasa, cegukan bisa datang tiba-tiba dan terasa mengganggu. Biasanya, minum air menjadi solusi cepat untuk meredakannya. Tetapi saat puasa, tentu itu bukan pilihan. Yuk simak cara efektif meredakan cegukan tanpa membatalkan puasa dalam Fimela Update!

 Makan Nasi

FoodLangsung Makan Nasi saat Buka Puasa Bikin Perut Kaget?

Setelah seharian berpuasa, wajar jika ingin segera menyantap makanan berat seperti nasi saat berbuka. Namun, pernahkah kamu merasa perut tidak nyaman, kembung, atau bahkan mual setelah langsung makan nasi? Ternyata ada alasan medisnya. Yuk simak selengkapnya dalam Fimela Update!

//www.pexels.com/id-id/foto/wanita-perempuan-kaum-wanita-muda-20558485/)

InfoPahala Puasa Hari ke-13 Ramadhan, Dilipatgandakan seperti Penduduk Mekkah dan Madinah

Menurut beberapa sumber, mereka yang berpuasa pada hari ini akan mendapatkan pahala setara dengan ibadah yang dilakukan oleh penduduk Mekkah dan Madinah, serta memperoleh syafaat sebanyak jumlah bebatuan dan tanah liat yang terhampar di antara kedua kota suci tersebut.

Cara Deteksi Dini Diabetes Mellitus pada Anak (Andrey_Popov/Shutterstock)

HealthTips Puasa Aman untuk Anak Penderita Diabetes, Patuhi Aturan Khusus agar Tetap Sehat

Tanpa pengelolaan yang tepat, puasa dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi).

Ilustrasi haji, umrah, Ka'bah. (Photo created by vecstock on www.freepik.com)

InfoKeutamaan Puasa Ramadhan Hari ke-11, Setara dengan 4 Kali Haji dan Umroh

Hari ke-11 menandai dimulainya fase maghfirah, di mana Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang memohon pengampunan atas segala dosa.

Read Entire Article
Information | Sukabumi |