SUKABUMI — Sebanyak 269 calon jemaah haji asal Kota Sukabumi dari Kloter 30, resmi diberangkatkan menuju tanah suci dari Halaman Balai Kota Sukabumi, Kamis (15/5).
Pelepasan tersebut, dilakukan secara langsung oleh Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki bersama jajaran pemerintah daerah dan Kementerian Agama Kota Sukabumi.
Kepala Kemenag Kota Sukabumi, Samsul Puad mengatakan, jumlah jemaah tahun ini melebihi kuota awal sebanyak 250 orang. “Total 269 jemaah, artinya ada surplus 19. Ini karena antusiasme masyarakat Kota Sukabumi sangat tinggi, dan kuota tambahan diperoleh dari kabupaten dan kota lain yang menunda keberangkatan,” kata Puad kepada Radar Sukabumi, Kamis (15/5).
Dari jumlah itu, jemaah termuda berusia 18 tahun dan tertua berusia 82 tahun, dengan 18 orang di antaranya berusia di atas 60 tahun. “Rencananya, jemaah akan diberangkatkan ke Madinah terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke Mekkah, dan akan digabung dengan jemaah dari Kota Depok,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki mengungkapkan harapannya agar para jemaah menjaga kondisi fisik dan spiritual selama menjalankan ibadah. “Kami berharap seluruh jemaah menjaga niat yang tulus, ikhlas, dan tetap menjaga kesehatan. Cuaca di tanah suci bisa mencapai 40 derajat, jadi perlu asupan bergizi dan stamina yang baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Ayep juga meminta doa dari para jemaah untuk Kota Sukabumi agar senantiasa diberi keberkahan. “Saya pribadi menitipkan doa untuk Kota Sukabumi agar menjadi kota yang bercahaya, sejahtera, dan makmur. Doakan kami bisa menyelesaikan tantangan seperti kemiskinan dan stunting selama masa kepemimpinan ini,” ucapya.
Ia juga memastikan, para jemaah asal Pemda yang ikut berangkat, termasuk Plt Sekda, Asda I, dan beberapa pegawai negeri, tidak berangkat sebagai petugas, melainkan atas nama pribadi. “Ya, ada beberapa ASN yang saat ini melaksanakan ibadah haji termasuk Plt Sekda,” tandasnya.
Di tempat sama, salah satu jemaah haji termuda, Muhammad Saepul Falah (18), warga Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, merasa sangat bersyukur dapat berangkat bersama keluarganya. “Saya didaftarkan sejak 2013 saat masih duduk di TK. Setelah 13 tahun penantian, termasuk tertunda karena pandemi, alhamdulillah tahun ini kami sekeluarga berlima bisa berangkat,” tuturnya.
Muhammad, yang kini masih duduk di bangku kelas 12 SMA, menyampaikan bahwa ia telah mempersiapkan diri secara mental dan fisik selama satu tahun terakhir. “Saya juga sudah mulai menjaga kesehatan dan olahraga rutin. Ini adalah bagian dari amanah orang tua untuk menunaikan rukun Islam kelima sejak usia dini,” tutupnya seraya meninggalkan wartawan. (Bam)