MAN 1 Kota Sukabumi Masuk 32 Besar Kompetisi Debat Lingkungan Keberlanjutan 2025

1 week ago 22

SUKABUMI – Prestasi kembali ditorehkan pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Sukabumi di tingkat nasional. Dua tim debat dari madrasah ini, yakni Tim Invictus dan Tim Eureka, sukses menembus babak 32 besar Kompetisi Debat Lingkungan Keberlanjutan (KDLK) Tahun 2025, sebuah ajang bergengsi yang digelar oleh Equiliber SDGs, dan diikuti oleh ratusan tim dari berbagai penjuru Indonesia.

Dari 128 tim SMA/MA/SMK yang mendaftar di seluruh Indonesia, hanya 32 tim terbaik yang berhasil lolos ke tahap selanjutnya. Yang membanggakan, kedua tim yang dikirim oleh MAN 1 Kota Sukabumi berhasil mengamankan posisi di antara 32 besar tersebut — sebuah pencapaian yang tidak hanya membuktikan kualitas akademik dan kepedulian mereka terhadap isu lingkungan, tetapi juga menunjukkan kekuatan kolaborasi, tekad, dan visi generasi muda untuk masa depan bumi yang lebih baik.

Tim Invictus diperkuat oleh Amelia Puji Astanti, Fachri Akbar Ramadhan, dan Fathir Mohammad Ikhsan. Sementara tim Eureka digawangi oleh Elvan Amry Alfarizi, Adistya Putri Iskandar, dan Raihana Haida Dahayu. Kedua tim ini lahir dari proses seleksi internal yang ketat, pelatihan intensif, dan semangat tinggi dari para siswa yang ingin bersuara untuk keberlanjutan lingkungan.

Kepala MAN 1 Kota Sukabumi, Tatang Moh. Abdurahman bangga dan mengapresiasi keberhasilan anak didiknya.

“Kami sangat bangga atas pencapaian kedua tim ini. Ini membuktikan bahwa siswa madrasah mampu bersaing dan tampil unggul di tingkat nasional. Kompetisi ini bukan hanya tentang debat, tapi juga tentang memahami dan memperjuangkan masa depan lingkungan kita,” ungkapnya kepada Radar Sukabumi, Selasa (20/5).

Abi Tatang sapaan akrabnya juga menjelaskan bahwa kompetisi ini memiliki nilai yang sangat strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang peduli dan kritis terhadap isu-isu global.

“Kami berharap para siswa ini tidak hanya menjadi peserta lomba, tapi juga calon pemimpin masa depan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan. Madrasah akan terus mendukung pengembangan potensi siswa, khususnya dalam bidang ekologi dan keberlanjutan,” tambahnya penuh semangat.

Salah satu guru pembimbing Lutfi Amalia Latifah, yang mendampingi para siswa dari awal persiapan hingga lolos ke-32 besar, mengungkapkan bahwa perjuangan ini penuh dengan tantangan.

“Kami sempat merasa ragu karena belum pernah ikut kompetisi debat sebelumnya, apalagi topiknya tentang lingkungan yang cukup kompleks. Tapi anak-anak belajar cepat, solid, dan menunjukkan kemauan yang luar biasa. Dari tidak tahu apa-apa menjadi pejuang debat lingkungan, itu sangat membanggakan,” katanya.

Senada dengan itu, pembimbing lainnya, Viqhi Aswie, menyampaikan bahwa keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras dan kolaborasi semua pihak.

“Alhamdulillah, ini bukan hanya kemenangan akademik, tetapi juga kemenangan nilai. Anak-anak belajar berpikir kritis, menyusun argumen, dan menyuarakan solusi konkret untuk masa depan bumi. Semangat mereka untuk berkontribusi nyata dalam isu lingkungan sangat luar biasa,” ujar Viqhi.

Kedua guru pembimbing ini menekankan pentingnya keberanian untuk memulai, meski tanpa pengalaman. Bagi mereka, inilah bentuk pendidikan sesungguhnya—membangun karakter, melatih kepedulian, dan menjadikan siswa agen perubahan.

Tak ketinggalan, para anggota tim pun berbagi kisah perjuangan mereka. Fachri Akbar Ramadhan, anggota Tim Invictus, mengaku tak menyangka timnya bisa melaju sejauh ini.

“Awalnya kami hanya mencoba, tapi ternyata bisa sampai 32 besar itu luar biasa. Kami merasa ini bukan hanya kerja kami bertiga, tapi juga karena doa dan dukungan dari semua guru dan teman-teman di MAN 1 Kota Sukabumi. Kami akan berjuang lebih keras di tahap selanjutnya, semoga bisa sampai final dan jadi juara,” ungkapnya.

Sementara itu, Adistya Putri Iskandar, kapten Tim Eureka menyampaikan rasa bangga dan harapannya untuk kompetisi selanjutnya.

“Alhamdulillah, bangga sekali bisa ikut kompetisi nasional ini. Semoga tim kita bisa tampil lebih baik lagi dan menjadi yang terbaik,” katanya singkat namun penuh tekad.

KDLK 2025 sendiri mengangkat berbagai mosi yang berkaitan dengan isu lingkungan dan Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuannya adalah mendorong generasi muda untuk berpikir kritis, mengadvokasi solusi konkret, dan berkontribusi aktif dalam menjaga keberlanjutan bumi.

Dengan semangat “dari madrasah untuk bumi”, dua tim dari MAN 1 Kota Sukabumi telah membuktikan bahwa sekolah berbasis keagamaan pun mampu melahirkan pemikir muda yang siap berkontribusi dalam isu-isu global. Prestasi ini bukan hanya membanggakan sekolah dan daerah, tapi juga menjadi inspirasi bagi siswa madrasah di seluruh Indonesia. (wdy)

Read Entire Article
Information | Sukabumi |