SUKABUMI – Di tengah tantangan arus informasi yang kian deras dan perubahan sosial yang cepat, literasi menjadi benteng penting bagi generasi muda. Kesadaran akan hal itu tampak nyata dalam gelaran Duta Baca Masuk Sekolah yang digelar di SMK Nuurul Bayan, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.
Acara ini dihadiri perwakilan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Duta Baca Indonesia, serta Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sukabumi, Aisah.
Kehadiran tokoh-tokoh literasi ini tidak hanya membawa buku dan materi inspirasi, tetapi juga misi besar: menanamkan budaya membaca sebagai modal membangun masa depan bangsa.
Suasana aula sekolah dipenuhi siswa yang duduk berbaris rapi, mata mereka tertuju pada panggung. Duta Baca Indonesia berbagi kisah, pengalaman, dan tips menumbuhkan kegemaran membaca di tengah gempuran gawai dan hiburan instan.
Dalam sambutannya, Kepala Diarpus Kabupaten Sukabumi, Aisah menegaskan, bahwa literasi adalah fondasi pembentuk karakter pembelajar.
“Kegiatan Duta Baca Masuk Sekolah adalah salah satu bentuk konkret dalam menumbuhkan literasi dan kegemaran membaca di kalangan pelajar. Melalui kehadiran Duta Baca Indonesia, kami ingin menghadirkan figur inspiratif yang mampu membangkitkan minat baca, membentuk karakter, dan memperluas wawasan generasi muda,” kata Aisah kepada Radar Sukabumi pada Minggu (10/8).
Ia menambahkan, perpustakaan kini bukan lagi sekadar tempat menyimpan buku. “Perpustakaan sudah bertransformasi menjadi pusat informasi, pembelajaran, pemberdayaan, dan perubahan sosial. Pemanfaatan bahan bacaan bermutu, baik cetak maupun digital adalah jembatan pengetahuan yang dapat mengangkat kualitas hidup masyarakat,” tegasnya.
Perpusnas RI yang hadir dalam kegiatan ini memaparkan sejumlah program strategis untuk memperluas akses baca. Mulai dari hibah buku ke taman bacaan masyarakat, layanan pojok baca, hingga perpustakaan keliling. Semua diarahkan untuk memastikan bahan bacaan berkualitas bisa menjangkau setiap sudut negeri, bahkan hingga pelosok.
“Budaya literasi harus dibangun sejak usia dini. Membaca bukan hanya keterampilan, tapi modal berpikir kritis dan inovasi,” ujarnya.
Acara tidak hanya berisi sambutan. Sesi tanya jawab, diskusi ringan, hingga pembagian bahan bacaan membuat siswa terlihat antusias. Sejumlah pelajar mengaku termotivasi untuk lebih rajin membaca dan mulai mencoba menulis.
Kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun masyarakat literat. Sukabumi menjadi salah satu daerah yang giat mendorong program literasi sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia.
Di akhir acara, Aisah kembali menegaskan pesan kuncinya. Yakni, literasi bukan hanya soal bisa membaca, tapi juga memahami, mengolah informasi, dan menggunakannya untuk mengambil keputusan yang bijak dan produktif.
Dengan semangat yang ditularkan melalui program ini, diharapkan benih-benih minat baca akan tumbuh subur di kalangan pelajar. “Dari SMK Nuurul Bayan, gelombang literasi ini diharapkan mengalir ke sekolah-sekolah lain, menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu motor penggerak budaya literasi di Jawa Barat,” bebernya.
Sementara itu, Kepala SMK Nuurul Bayan, Imam Noerilhamsyah kepada Radar Sukabumi mengatakan, pertama pihaknya mengucapkan banyak terimakasih Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Duta Baca Indonesia, serta Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sukabumi, yang telah menggelar kegiatan tersebut di sekolah yang tengah dipimpinnya itu.
“Tentunya, kami cukup bangga dan terimakasih kepada semua pihak. Dan kami akan terus berkoordinasi ketika ada kegiatan membaca. Karena, ada pepatah mengatakan, bahwa dengan membaca merupakan jendela menuju kesuksesan. Semoga kegiatan ini, dapat menjadi motivasi dan inspirasi agar siswa kami lebih giat dalam membaca,” pungkasnya. (den)